Bersiap menuju gerbang sekolah kala bel pulang sudah dibunyikan, kembali membuat dia mengingat kejadian tadi pagi, Eunha kini berjalan dengan perlahan di koridor dengan kepala yang terus menunduk dan genggaman tangannya ia rekatkan pada kedua lengan ranselnya.
Hap!!
Seseorang tiba-tiba datang dan menggenggam tangan dia dengan erat, Eunha hanya membolakan kedua matanya melihat hal itu dan bergetar ketakutan kala melihat pelaku yang memegang lengannya.
"Ma-mau apa kau,"
Seringai yang dia lihat membuat ketakutannya semakin bertambah. Mencoba menarik pun tidak bisa karena genggaman yang semakin erat jika dirinya memberontak.
Hingga seseorang tersebut menarik paksa dirinya menuju belakang sekolah.
Brak!!
Dilempar dirinya hingga terjatuh, walaupun sempat meringis akibat perilaku itu namun rasa takutnya kembali mengalihkan pikiran dirinya.
"Mungkin ini pencapaian ku, jadi-"
Dia menurunkan tubuhnya mensejajarkan dirinya dan medekatkan wajahnya padaku dengan seringai yang menyeramkan bagiku yang kini sedang ketakutan.
"Rasakanlah semua ini!!"
Dia mulai meletakkan tangannya pada dirinya yang masih belum bisa memberontak, menarik rambut sebahunya itu dengan kuat dan dirinya hanya bisa terdiam menikmati rasa sakit itu.
Tangan itu mulai menarik paksa Eunha untuk berdiri dan meletakkan tangannya pada bagian leher Eunha.
Melihat hal itu, Eunha kemudian mulai memberontak berusaha melepaskan cengkeram yang kapan saja bisa membuatnya kehilangan kesadarannya.
Namun, sia-sia saja tangan itu sangat kuat untuk bisa dia singkirkan apalagi dengan keadaan yang mulai melemah sekarang.
Berdoa dalam hati yang hanya bisa dia lakukan, dia tidak ingin mati dengan cara seperti ini apalagi ditangan sang musuh. Dia berdoa agar seseorang datang dan menyelamatkannya ataupun gagalkanlah aksinya.
Kedua harapan itu Eunha berdoa agar segera dikabulkan, dirinya sudah benar-benar tidak kuat.
Penglihatannya mulai memburam, dia tidak bisa bernapas dengan baik dan tubuhnya semakin melemah.
Dia berpikir ini akhir dari kehidupannya.
.
.
.
.
.Namun, cengkeraman itu terlepas begitu saja. Eunha tidak bisa melihat dengan baik karena penglihatannya yang masih memburam.
Tetapi, samar-samar dia mendengar suara perdebatan yang entah dengan siapa.
Perlahan tubuh itu kehilangan kesadarannya, dengan posisi terbaring diatas rerumputan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dibukanya perlahan mata itu dan langsung memperlihatkan dinding yang putih dengan cahaya yang tidak terlalu terang dipenglihatannya.
Eunha mendudukan perlahan dan disenderkan tubuhnya pada dinding belakang dengan pemikiran yang masih meresapi keaadan sekitar.
"Bagaimana aku bisa di ruangan kesehatan?"
Pintu yang berada disebelah kirinya tiba-tiba terbuka menampilkan sesosok wanita yang dia kenal.
Eunha hanya bisa melihat langkah itu perlahan mendekati keberadaan dirinya.
"Sudah baikan?"
Masih mencerna segala yang terjadi, Eunha hanya bisa menganggukan kepalanya.
"Tadinya aku ingin membawamu ke rumah sakit karena kondisimu yang sangat tidak baik, tapi aku bertemu bu Cho (dokter disekolah) dan dia bilang bahwa kau baik-baik saja hanya perlu penanganan sedikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕮𝖎𝖗𝖈𝖑𝖊 𝖔𝖋 𝖑𝖎𝖋𝖊 [ᴇɴᴅ]✔
FanfictionLingkaran kehidupan Mempunyai berbagai takdir yang berbeda dalam jalan kehidupannya, apakah harapan yang mereka impikan bisa terkabulkan? Sementara permasalahan terus berjalan tanpa henti. Bagaimanakah cara mereka mengatasinya, lalu apakah semuan...