-14-

46 6 0
                                    

Sinb barusaja memasuki rumahnya dan langsung melihat sang ibu yang berbaring sambil menonton televisi diruang tengahnya.

"Kenapa ibu belum tidur?" dihampirinya dan dipeluk tubuh sang ibu yang sedang berbaring itu.

"Oh sudah pulang, ko ibu tidak tahu ya?"

"Tentu saja tidak tahu, ibu terlalu serius menonton."

Yena hanya tertawa terkekeh mendengarnya, namun lama menatap dia jadi merasa aneh dengan wajah putrinya itu, seperti ada suatu hal yang disembunyikan darinya. "Ada apa? Kau baik-baik saja bukan?"

Sinb memang pada dasarnya sangat rapuh, padahal sekuat tenaga dia sudah berusaha untuk menahannya. Namun jika sudah ditanyakan dengan nada lembut seperti itu dia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Emosi dan kekecewaan yang dia pendam dalam waktu yang lama, sekarang dikeluarkan menjadi butiran air mata didepan sang ibu.

Yena sontak terbingung melihatnya, "Hey putri ibu kenapa menangis?"

Isakan perlahan terus bertambah besar membuat Sinb saat itu langsung memeluk tubuh sang ibu yang masih terbingung mencerna segala kejadian didepannya.

"Nak ada apa? Jelaskan pada ibu, kenapa kau menangis? Apa yang terjadi?" kekhawatiran dalam ucapan yang Yena katakan.

Namun Sinb tidak merespon apapun, mulutnya seakan susah untuk dia gunakan. Seakan menyadari hal itu, Yena berhenti bertanya. Dia hanya mengusap perlahan punggung putrinya itu, memberikan ketenangan untuknya.

Setelah beberapa menit kemudian Sinb melepaskan pelukan itu dan menghapus sisa airmata yang ada pada wajahnya.

"Sudah tenang?" diperhatikan wajah putrinya itu yang kini sembab.

Sinb menganggukan kepalanya, memang belum tenang sepenuhnya. Namun kali ini dia sudah bisa diajak untuk berbicara.

"Mau jelaskan kepada ibu hmm-" diusapnya lembut rambut halus putrinya itu.

"Kenapa kau menangis tadi? Apa ada seseorang yang menyakitimu?"

Sebelum membicarakan semua itu, Sinb perlahan menarik napas dan menghembuskannya. Lalu mulai berbicara,

"Tadi aku melihat ayah dicafe bersama seorang wanita, aku juga tidak mengetahuinya itu siapa?"

Walaupun terkejut, Yena berusaha semaksimal mungkin menyembunyikannya dan memberikan respon positif untuk putrinya itu.

"Mungkin itu rekan kerja ayahmu, ka-"

"Jika sekedar rekan kerja aku akan memahaminya bu, tapi apa sampai harus bermesraan didepan umum hingga tertawa gembira seperti itu? Ibu aku mohon percaya padaku."

Yena hanya bisa terdiam mendengarnya, hingga beberapa menit kemudian suara pintu terbuka terdengar.

Klek!!

Membuat kedua orang itu kini menengok kearah pintu dan melihat seseorang yang tengah diperbicarakan muncul darisana dengan seorang wanita yang dia lihat ditempat tadi.

"Aya-" sebelum menyelesaikan perkataannya, Yena sang ibu memotongnya.

"Siapa dia Hwang Yonju?" tanya Yena dengan tenang.

"Dia Kim Seri di-"

"Sinb masuklah kekamarmu dulu nak!!" suruh Yena kepada putrinya yang sekarang tengah mengepalkan tangannya.

"Tapi bu-"

Sebelum sempat menyelesaikan ucapannya, Yena segera memberikan senyuman kepercayaan kepada putrinya itu,

 𝕮𝖎𝖗𝖈𝖑𝖊 𝖔𝖋 𝖑𝖎𝖋𝖊 [ᴇɴᴅ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang