Epilog

717 161 47
                                    

Aku apdet. Silahkan tekan bintangnya dulu!
Jangan lupa coment juga ya ngahaha. Happy reading!












“Yera! Yera, bangun! Kenapa kau tidur di sini?!”

Deg

“HAAAAHHH!!!”

Aku terbangun dengan napas terengah-engah serta dada yang terasa begitu sesak. Ketika ku buka kedua mataku, aku melihat Soobin sudah berlutut di hadapanku dengan wajah paniknya.

Aku bingung untuk kesepersekian detik. Ku pandangi ruangan dimana aku berada sekarang. Ini-adalah ruangan tempat menyimpan buku dan dokumen-dokumen kerja Soobin.

“Sedang apa kau di sini sendirian? Ku pikir kau pergi kemana, karena saat aku bangun kau tidak ada di sampingku.” Ujar Soobin. Kedua tangannya mengusap wajahku pelan.

“Aku melihatnya.” Lirihku. Tangan kananku meraih tangan Soobin lalu menggenggamnya erat. Aku gemetar.

“Apa yang kau lihat?” Tanya Soobin tidak mengerti. Aku menghela napas pelan dan mencoba mengatur deru napasku yang masih tidak karuan saat ini.

“Masa lalu Beomgyu, dan juga bonekanya. Aku melihatnya. Aku menyaksikan semuanya.” Ucapku cepat. Soobin terdiam seketika.

Setelah ku pikir-pikir lagi, aku rasa, aku baru saja masuk ke dalam alam bawah sadarku. Aku melintasi waktu dan melihat masa lalu Beomgyu. Ku pikir ini ada kaitannya dengan insiden tujuh tahun yang lalu. Semenjak kematian Beomgyu, aku jadi lebih peka terhadap hal-hal yang berbau mistis dan sepertinya indra keenam ku terbuka. Entahlah, aku juga tidak yakin sebenarnya.

“Apa yang sudah terjadi?” Tanya Soobin dengan suara pelannya.

“Aku juga tidak tau. Tadi aku kemari hanya untuk mencari buku saja. Tapi entah bagaimana caranya tiba-tiba saja aku melihat Beomgyu, dan juga Hueningkai. Ruangan ini berubah menjadi rumah yang dulunya mereka tempati,” jelasku panjang lebar.

Soobin masih diam. Yah, dia pasti juga terkejut.

“Dan soal boneka itu. Boneka itu diberikan oleh ibu kos pada Hueningkai sebagai hadiah untuk menyambutnya tinggal di sana.” Sambungku lagi.

Ku raih kedua tangan Soobin. “Oppa, apa mungkin, itu semua perbuatan—”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Soobin tiba-tiba saja menarik tangannya. Membuatku seketika menatapnya kaget. Ia memalingkan wajahnya seakan tidak ingin mendengarkan penjelasanku.

“Yera, semuanya sudah berlalu. Beomgyu sudah pergi. Boneka itu juga sudah ku kubur jauh-jauh. Tak ada gunanya membahas semua itu lagi.”

Kedua mata Soobin terlihat menyendu. Aku yang awalnya panik kini mulai sedikit tenang. Melihat wajah khawatir dan sedih suamiku seperti itu, membuat hatiku benar-benar terenyuh rasanya.

Perlahan ku dekati Soobin, mengikis sedikit demi sedikit jarak di antara kami. Ku peluk dirinya dengan erat. Jujur saja aku takut dengan apa yang baru saja ku saksikan. Apakah ada maksud tertentu dari semua yang telah ku lihat tadi? Ataukah hanya akibat dari diriku yang secara tidak sengaja masuk ke alam bawah sadar lalu masuk ke dimensi dimana Beomgyu dan Hueningkai hidup dulu?

Soobin perlahan membalas pelukanku. Ia mengusap punggung dan kepalaku lembut. “Sebaiknya kau istirahat. Ini sudah jam dua pagi.” Ucapanya lalu melepaskan pelukan kami.

Aku menganggukkan kepalaku singkat. Lalu aku dan Soobin berjalan berdua menuju kamar untuk beristirahat. Sebelum masuk ke kamar, aku sempat membuka sebentar pintu kamar Soora. Syukurlah dia masih tertidur lelap di kamarnya.

(𝟐) 𝐓𝐇𝐄 𝐆𝐀𝐌𝐄 [𝐂𝐇𝐎𝐈 𝐁𝐄𝐎𝐌𝐆𝐘𝐔]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang