Ceklek
Beomgyu dan Hueningkai baru saja pulang setelah puas seharian pergi berjalan-jalan dengan Yemi. Beomgyu berjalan ke arah meja belajarnya, lalu meletakkan tas sekolahnya di atas kursi belajarnya itu. Sedangkan Hueningkai langsung pergi mandi ke kamarnya.
Beomgyu menutup pintu kamarnya pelan-pelan setelah memastikan jika Hueningkai masih sibuk mandi di kamarnya. Kemudian duduk di kursi belajarnya untuk kembali menggali informasi perihal permainan ouija yang waktu itu pernah ia dan Hueningkai mainkan.
Beberapa hal yang dapat Beomgyu simpulkan dari permainan itu. Yang pertama, nampaknya ia dan Hueningkai berhasil memanggil arwah penunggu rumah mereka. Yang kedua, kemungkinan besar yang mengganggu mereka adalah makhluk penunggu rumah mereka juga. Yang ketiga, Beomgyu tidak terlalu yakin, soal boneka teddy bear milik Hueningkai yang aneh itu juga merupakan kelakuan dari makhluk tersebut.
Saat sedang mencoba mencari informasi lebih banyak lagi, tiba-tiba saja pintu kamar Beomgyu diketuk. Segera Beomgyu menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya dan menutup situs web yang baru saja ia kunjungi.
Tok! Tok! Tok!
Beomgyu masih terdiam sambil menatap ke arah pintu kamarnya. Lalu perlahan beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu kamarnya yang tertutup?
“Kai? Kau kah itu?” Tanya Beomgyu pelan.
“Hyung! Boleh aku minta pelembab wajahmu? Milikku sudah habis!” Teriak Hueningkai dari arah luar kamar Beomgyu.
Beomgyu menghela napasnya lega. Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya itu Hueningkai.
Ceklek
“Yaish... Jinjja...” Geram Beomgyu kesal sambil menatap ke arah Hueningkai yang saat ini hanya terdiam menatapnya dengan raut wajah yang polos.
“Wae? Apa ada yang salah denganku?” Tanya Hueningkai menatap Beomgyu bingung.
“Kau membuatku hampir jantungan tau!” Kesal Beomgyu.
“Memangnya apa yang ku lakukan? Akukan hanya meminta pelembab wajahmu saja. Apa itu sangat mengejutkanmu?” Protes Hueningkai yang tidak terima dengan ucapan Beomgyu. Tentu saja, memang apa yang salah dengan ucapannya sehingga laki-laki itu sampai terkejut sebegitunya?
“Bukan itu. Dasar bocah!”
“Kau juga bocah. Kita ini masih SMP.”
“Terserah kau saja. Pelembab wajahku ada di meja rias. Kau ambil sendiri sana.” Perintah Beomgyu sambil memersilahkan Hueningkai masuk ke dalam kamarnya.
Hueningkai mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, “oke.” Balasnya, lalu melangkah ke arah meja rias Beomgyu dan mengenakan pelembab wajah milik laki-laki itu.
Yah, karena saat ini sudah mulai masuk musim dingin. Dan kulit Hueningkai butuh pelembab. Jika tidak, wajahnya pasti akan mulai kering. Jadi, mulai besok ia akan membeli pelembab wajah lagi di supermarket jika tidak lupa.
Beomgyu menoleh singkat ke arah Hueningkai, memastikan laki-laki itu benar-benar fokus hanya dengan wajahnya. Lalu segera ia membereskan laptop di meja belajarnya, menatanya kembali agar terlihat seperti tidak habis digunakan.
Hueningkai sudah selesai dengan pelembab wajah Beomgyu. Iapun berbalik badan melihat ke arah Beomgyu yang saat ini sedang berdiri sambil memainkan ponselnya.
“Sedang apa, hyung?” Tanya Hueningkai sambil mencoba sedikit mengintip ke arah ponsel Beomgyu. Dengan sigap Beomgyu mematikan ponselnya, “rahasia.” Ucapnya kemudian. Membuat Hueningkai yang dijawab seperti itu hanya menatap tajam ke arah Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(𝟐) 𝐓𝐇𝐄 𝐆𝐀𝐌𝐄 [𝐂𝐇𝐎𝐈 𝐁𝐄𝐎𝐌𝐆𝐘𝐔]✓
Fanfiction(Completed) [Ft. Hueningkai] 📍 Prequel of The Doll ❝Seharusnya, kita tidak memainkan permainan itu.❞