G8

3.2K 129 10
                                    

Mari berbagi bintang readers 🌟

Enjoy ...

Semenjak aku pulang ke rumah dan menjelaskan semuanya,  Soraya dan Abim marah padaku, kata mereka (lebih tepatnya Soraya) aku adalah manusia paling bodoh dengan belagak hidup miskin selama 4 tahun ini. Hahaa biarkan saja toh nanti mereka akan kembali seperti biasanya lagi, mereka hanya butuh waktu right?

Sekarang hidupku kembali ceria, papa dan bunda jauh sangat memberikan perhatian mereka padaku, bahkan terkadang aku merasa risih dengan sikap perhatian mereka yang berlebih. Sekarang contohnya.

Bunda berteriak memanggil nama lengkapku, memintaku sudah rapi setiap tepat pukul 7, dan kami bertiga akan sarapan bersama, serta menanyakan apa saja yang sudah kulakukan. SETIAP HARI.

Sunggu hari-hariku sangat membosankan. Jika masih tinggal di kost mungkin aku akan bergelut dengan selimutku dan memilih tidur lagi, lalu bangun ketika cacing diperutku  meronta-ronta. Andai saja.

Tapi aku sangat senang, itu artinya mereka menyayangiku bukan?

Aku menuruni anak tangga, kulihat papa dan bunda sudah duduk di meja makan. Papa dengan setelan jas kantornya, dan bunda dengan pakaian formal ala wanita kantoran, meskipun dia tidak akan pergi ke kantor. Biarkanlah saja.

"Moring papa bunda" Aku mencium pipi mereka berdua.

"Morning sayang" papa dan bunda berbarengan.

Kami menyantap sarapan pagi dengan hening, sebelum papa memulai pembicaraan yang membuat kepalaku ingin meledak.

"Jadi, bagaimana rencana kelanjutan studimu? Sudah memilih akan tetap disini atau US?"

"Seperinya aku ingin disini, di US aku ngga ada kenalan pah" jawabku singkat.

"Oh astaga sayang, apa kamu lupa 4 tahun lalu bahkan kamu pergi sendirian meninggalkan kami, dan kamu baik-baik saja bukan. Dan satu lagi di US banyak rekan kuliah dan rekan bisnis papa, jadi papa rasa kamu aman disana."

"Tapi ada rumor tes masuk universitas yang aku inginkan di US sangat sulit yah, dan hanya tersisa 2 hari untuk pendaftarannya, bahkan berkasnya belum aku siapkan." Beribu alasan ku susun, sejujurnya aku ingin sekali ke US, tapi aku lelah jika harus berinteraksi dan mencari teman baru lagi.

"Bukankah otakmu itu persis seperti mamamu, briliant. Lalu apa yang kamu khawatirkan, bunda rasa soal berkas bisa diurus asisten bunda. Kamu fokus tes saja sayang"

Oh astaga, kini bunda buka suara dan kalimatnya membuatku mati kutu. Ya, memang almarhumah mama sangat pintar, dan bunda sangat tahu itu karena mereka berteman baik.

"Oke, aku Lillea akan coba" putusku.

"Pilihan yang tepat sekali! Dan papa ini sudah siang, tidakkah anda pergi ke kantor?" Ucap bunda yang baru saja melihat jam dinding.

Sungguh mereka berdua semakin seperti manusia sekarang. Papa segera mengambil minum dan berjalan mengecup kening bunda bergantian dengan keningku. Kemudian berlalu menuju pintu keluar.

Bunda sekarang sudah jarang bekerja, katanya semenjak aku pergi bunda memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga karna merasa bersalah atas kepergianku. Bunda memang bukan wanita yang melahirkanku tapi sekali lagi perlu ku ingatkan, bunda terlihat tulus menyayangiku, sangat.

Hari ini bunda mengajakku berenang di halaman belakang rumah, untuk mengenang masa-masa berdua kami yang sempat terlewatkan.

"Kamu sepertinya tidak ingin ke US, kenapa?" Bunda memulai pembicaraan.

"No, aku bahkan sangat ingin bund, hanya saja aku malas jika harus berkenalan dengan orang baru lagi tanpa satu pun teman yang ku kenal, terlebih disana sangat jauh dari bunda dan papa"

Bunda hanya menganggukkan kepala ketika mendengar alasanku.

Kami melanjutkan kegiatan hingga Soraya datang. Sudah aku katakan, Soraya tidak akan bisa marah lama kepadaku. Kali ini dia datang tanpa Abim.

Aku masuk ke kamar untuk mandi dan membersihkan tubuh,  Soraya memilih menunggu di kamarku. Aku mengeringkan rambut dengan handuk sembari keluar dari kamar mandi, pandanganku tertuju pada Soraya sudah terlelap di kasur queen size ku.

Author POV

Galilea turun ke meja makan, meninggalkan Soraya yang masih berada dalam mimpinya. Mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya yang mulai kelaparan lagi. Galillea adalah gadis yang senang makan, tapi berat badannya tidak pernah naik.

"Loh sendiri nona? Temennya kemana?" Ucap maid.

"Dikamarku, dia sedang tidur. Bisa minta tolong siapkan makan siang untuk temenku? Emm dia pencinta sayuran".

"Tentu nona"

"Nanti antar ke kamarku ya bi, makasih. Aku ke kamar duluan"

Galillea kembali ke kamar dengan membawa satu gelas jus alpukat kesukaannya. Menurut Galillea alpukat itu sempurna, bisa dinikmati dalam bentuk olahan apapun.

"Woy kemane aja gue ditinggal sendirian disini?" Suaranya naik satu oktaf.

"Sa ae mbak suaranyaaa. Lagian siapa suruh kebo jadi orang, nempel bantal dikit molor" Sahut Galillea santai.

"Abis lo lama mandinya" Soraya mengakhiri kalimatnya dan mengambil jus yang ada di tangan Galillea.

"Ih itu punga gue, balik gak lo!"

"Gak!"

Soraya berlari mengelilingi kamar Galillea begitupun sang pemilik kamar, dan perebutan jus round pertama pun dimulai. Beginilah mereka tidak ada yang akan mengalah.

"Huhhh, gila lari lo makin kenceng aja" keluh Soraya.

"Iyalah gue. Lo ngapain kesini" Tanya Galillea to the point.

"Kayakna gue sama Abim mau pisah" jawab Soraya dengan nada yang sangat rendah.

"WHAT?" Galillea terkejut

"Iya abis dia harus disini, sementara gue mau lanjut kuliah lagi bareng lo. Gue daftar jalur khusus jadi gue lolos di universitas yang waktu itu lo bilang ke gue."

"Lah anjir, gue aja belom daftar"

"Ngga peduli gue, pokoknya lo harus daftar, karna gue udah lolos" pungkas Soraya, dia berjalan keluar dari kamar Galillea menuju dapur.

"Muke gilee itu anak satu"

***
Hari pengumuman seleksi universitas.

"Bund kemarin Lillea kesulitan waktu ngerjain tesnya. Gimana dong ini, bunda aja ya yang buka?"

"Kok gitu, ayo harus yakin, bunda aja yakin kamu lolos kok. Buruan gih buka." Bunda memberikan sedikit semangat.

"Bunda aja ya, yaaaa?"

Astaga anak 21 tahun ini merengek seperti balita yang menginginkan mainan pemirsa.

"Oke oke bunda yang buka, apa passwordnya?"

"Galillea22" jawab Galillea.

"Oke, loading nih sayang, satu, dua, tiiiiiiga...."

Kalo ada typo tandain ya readers,
Don't forget to klik 🌟

GalilleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang