G9

1.4K 34 5
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatkanku, papa dan bunda mengantarkan ke bandara. Lalu lalang manusia silih berganti, berbagai jenis dan bentuk orang aku temui. Hanya satu manusia yang aku harapkan tapi belum juga kunjung datang, yaitu Soraya.

Iya betul, soraya akan pergi bersamaku melanjutkan studi kami, dan jangan lupakan fakta bahwa dia pergi meninggalkan suami barunya. Apakah ini bisa disebut mbak toyib?

Hushhhh lupakan mbak toyib.

Tiba-tiba smartphone yang ada di slingbag ku berbunyi, tertera sebuah panggilan masuk dari kontak Soraya.

"Lo dimana sih?, ini setengah jam lagi kita berangkat tapi lo belum dateng juga. Jangan bilang lo ngga jadi berangkat?" Serangku.

"Woii santai bro santaiii jangan ambekan gitu cepet tua. Gue beneran ngga jadi berangkat bareng lo" Soraya menarik nafas sejenak.

Flashback

"Huwaaaaa bunda ini beneran kan? Aku ngga salah liat kan?" Galillea masih tak percaya dengan apa yang ada dihadapannya.

"Yes sure" Bunda tersenyum singkat dan menepuk kedua pipiku lembut.

"Jadi kapan rencana kamu berangkat?" Lanjut bunda.

"Aku di usir nih ceritanya?"

"Udah gede masih aja ngamukan dasar haha. Maksudnya kamu perlu cari tempat tinggal disana mau di apart atau di homestay, belum lagi perisapan registrasi di kampus, sekalian kenalan sama temen baru. Iya kan? Tapi misal ngga mau ya udah nanti papa sama bunda aja yang cari, kamu terima jadi" Jelas bunda.

"Aku aja deh bund!" Galillea tidak mau lagi kehilangan kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri.

"Nah gitu dong. Nanti jangan lupa kabarin papa, bunda mau ke rumah oma kamu. Byee."

....

Sekarang aku dan Soraya sudah ada di terminal 3 bandara Internasional Soekarno Hatta. Meninggalkan keluarga yang baru saja kembali utuh agaknya sedikit berat untukku, tapi aku berjanji akan sesegera mungkin menyelesaikan studiku agar bisa berkumpul dengan papa dan bunda lagi. Aku akan sangat merindukan mereka karena memutuskan untuk tidak akan pulang ke Indonesia sebelum masa studiku selesai. Terlihat sangat percaya diri memang, kita lihat saja apakah aku bisa konsisten dengan keputusan ini atau justru menjadi gelandangan di negeri orang.

Soraya berjalan di depanku, membawa tas kecil yang dikalungkan menyilang, kami sedang berjalan memasuki pesawat. Papa, bunda dan Abim sudah meninggalkan bandara, sepertinya Soraya memang sedang tidak baik-baik saja dengan Abim. Untuk menatap mata suaminya saja Soraya sangat enggan, jika tadi bunda tidak menegur, mungkin sekedar salam perpisahan tidak akan keluar dari mulut seorang Soraya yang keras kepala.

Perjalanan selama 20 jam sudah terlawati, saatnya untuk merabahkan diri di tempat tidur baruku untuk beberapa tahun kedepan. Unit apartemenku dan Soraya hanya berjarak 5 unit, disini sangat sulit mencari apartemen yang bisa bersebelahan karena kami datang sedikit terlambat dibandingkan mahasiswa lain, ya sudahlah memang takdir. Tapi percayalah tak sampai 10 menit Soraya pasti akan datang ke unitku.

Benar saja, aku baru menuju alam mimpi dan manusia setengah reog itu menekan bel tak henti-hentinya. Kepalaku benar-benar pening sekali.

"Awas saja kau titisan dakjal" batinku, aku melangkahkan kaki menuju pintu.

"Haiii, sahabat tercintahhh" pintu baru saja terbuka dan dengan cepatnya Soraya sudah duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"Astaga, silahkan silahkan anggap saja rumah sendiri" percayalah itu bukan suaraku. Itu adalah suara Mrs. Abim, ya the one and only Soraya.

Aku mencoba menenangkan diri dengan menarik nafas sedalam mungkin. Huhhhh.

"Yang mulia ratu, ada apakah gerangan anda berkunjung ke kediaman hamba?"

"Dayang bisakah kau mengambilkan segelas air untuk menghilangkan dahaga ratumu ini?"

Benar-benar ingin disembelih manusia satu ini.

" Ogah, sana ambil sendiri!"

Aku memperhatikan Soraya berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air, menenggak habis dalam gelas dan bergegas keluar apartemen.

"HALAL DISEMBELIH EMANG YA LO SORAYAAAAA!" emosiku yang setipis tisu ini akhirnya meluap juga.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GalilleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang