G3

4K 144 4
                                    

Jangan lupa vote 🤗

Hari semakin larut, di halaman belakang villa terlihat tiga orang sahabat masih bercengkrama sembari menyesap kopi hangat mereka.

"Sor, kamar yuk udah ngantuk nih gue" Lillea mengajak Soraya untuk pergi ke kamar.

"Lo duluan, gue mau bantu nih bocah mindahin ini ke dapur" jawab Soraya sembari menunjuk meja yang berisi makanan ringan mereka.

Tanpa memberikan jawaban Lillea memasuki villa, dan mulai menaiki tangga ke lantai dua. Sesaat ia merasa ada yang kurang, ternyata smartphonenya mungkin tertinggal di meja taman belakang. Lillea memutuskan kembali ke halaman taman belakang untuk mengambilnya. Namun langkah kakinya melambat tepat di belakang pintu keluar, matanya melebar bahkan bola matanya nyaris keluar menyaksikan pemaandangan yang sama sekali tidak terduga. Mulutnya yang terbuka lebar segera ia bekap dengan tangannya sendiri. 

Lillea mengurungkan niat untuk mengambil smartphonenya, ia berlari menaiki tangga, tangannya masih setia menutup rapat mulutnya.

"Gue pasti salah liat kan? Gak mungkin kan mereka berdua? Gila ngga mungkin lah" Pertanyaan itu ia lontarkan untuk dirinya sendiri.

Galilea masih duduk termenung di tepian tempat tidur, saat dengan tiba-tiba Soraya memasuki kamar. Lillea sama sekali tidak berubah dari posisinya, otaknya masih berperang melihat kejadian tadi.

"Woyy, ngapa dah ngelamun aja lo?" Teriak Soraya yang berhasil membuyarkan lamunan Galillea.

"Ngga, gue baru keinget kalo ada tugas koreksi tapi gue lupa bawa berkas hard filenya" tentu Lillea sedang berbohong.

"Yaudah kita balik pagi aja besok, kasian besok kalo lo jadi lembur sampe malem"

Galillea hanya mengangguk, tanda setuju dengan ucapan sahabatnya. Mereka memutuskan tidur supaya besok pagi tidak kelelahan dijalan, karena perjalanan yang cukup jauh.

***

Keesokan paginya mereka mengemasi barang dan bersiap untuk pulang. Setelah semua selesai, terlihat mobil milik Abim sudah terparkir di depan pintu masuk villa. Abim tidak mau kelelahan, sehingga ia meminta sopir untuk mengantarkan mereka. Suasana di dalam mobil sangat hening, tidak ada yang membuka suara. Abim sibuk menjelajahi mimpinya, sementara Galillea dan Soraya yang duduk di belakang sedang asik bermain smartphone.


Sekian lama perjalanan akhirnya mereka sampai di depan kost Galillea. Sopir Abim membantu Galillea menurunkan beberapa barang oleh-oleh untuk teman kostnya.

"Makasih Sor, Bim udah nganter gue. Makasih juga ya pak" teriak Galillea sembari melambaikan tangannya kepada mobil Abim yang mulai menjauh.

Galillea memasuki gerbang kostnya, berjalan menuju kamarnya yang terletak di ujung dekat dengan dapur. Setelah meletakan barang bawaannya di kamar, ia kembali keluar dari kamar untuk memberikan oleh-oleh pada teman kostnya yang sedang berkumpul di balkon.

"Hello guys, gue bawa oleh-oleh nih buat kalian" tangan kanannya terangkat menunjukan beberapa tote bag.

"Wah, abis darimana lo? Liburan bareng keluarganya Soraya lagi?" tanya Ael salah satu teman kost Lillea.

"Gue abis dari villa temen gue di puncak, ngilangin stress. Eh pas balik liat kalian stress lagi gue hahaa"

Tawa mereka pecah setelah Lillea mengakhiri kalimatnya.

Galillea turun dari balkon setelahmemberikan tote bag tadi. Balkon kost adalah salah satu tempat mereka berkumpul bersama selain ruang tamu, balkon itu terkesan aesthetic dengan sedikit sentuhan klasik.

GalilleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang