2

4.6K 429 9
                                    

Mendengar itu, sontak membuat Jennie tersadar dan langsung mendorong Lisa

"tenang Jennie, calm down, jangan sampai kesaltingan mu terlihat" batinnya. lol

"mianhae eonni aku tidak bermaksud-" ucap Lisa dengan perasaan gugup dan takut

Jennie pergi begitu saja meninggalkan Lisa tanpa sepatah kata pun.

"aishh apa yang aku katakan?! pabbo Lisaya" monolog Lisa

Lisa POV

"hei" ucap seorang gadis cantik bertubuh tinggi, dengan rambut pirang.

aku sedikit dikejutkan dengan perlakuannya yang langsung menepuk bahuku, padahal aku tidak mengenalnya.

"apa kau anak baru?" tanya gadis itu dengan senyumnya yang cukup dapat membuat orang diabetes

"ya, aku murid baru"

"bagus, aku juga murid baru"

"oh begitu" jujur saja ini sangat canggung.

"hm, mau jadi temanku? aku belum punya teman disini. satu pun.." ujar gadis pirang tersebut

"ah ya tentu, honestly aku juga belum punya teman disini"

"kalau begitu perkenalkan, namaku Park Chaeyoung kau bisa memanggilku Rosé"
ucapnya sembari mengulurkan tangannya

"namaku Lalisa Manoban, kau bisa memanggilku Lisa" jawabku menjabat tangannya

"senang berkenalan denganmu Lisa"

"kesenangan adalah milikmu Rosé"
ucapku sambil tersenyum. "boleh aku bertanya?"

"ya tentu"

"kenapa namamu sangat berbeda dengan nama panggilan mu?"

gadis pirang itu tertawa dengan pertanyaanku, apa ada yang salah?

"pertanyaan yang bagus Lisa. Rosé itu nama Australia ku, karena aku besar di Australia" jelas Rosé mengangkat bahunya

"ah aku mengerti"

Lisa POV END

Obrolan yang disandingi dengan candaan dan tawa nyaring. sepertinya mereka akan cepat akrab.

itulah jadinya jika kau bertemu dengan orang yang sefrekuensi.

Disisi lain, Jennie, ternyata sedaritadi mata kucing itu memperhatikan Lisa dari kejauhan. Tidak aneh, karena Lisa adalah adiknya, wajar saja jika ia memperhatikan Lisa, ya walaupun bukan adik kandung.

Tak terasa sudah seminggu sejak Lisa memulai sekolahnya. Ia juga sudah memiliki beberapa teman, bukan hanya Rosé, tapi kini ia memiliki dua teman lain yaitu Seulgi dan Ryujin. mereka berempat sekelas.

Teng tenggg..

Bell sekolah berbunyi panjang, pertanda sudah waktunya pulang.

Para murid pun keluar dari kelasnya masing-masing memenuhi koridor sekolah.

"hey Lisa, Rosé, ayo pulang, kenapa kalian hanya duduk saja disitu" ucap Seulgi

"Seul, apa kau tidak lihat diluar banyak sekali orang? biarkan sampai agak sepi, barulah kita keluar" balas Lisa

"ya, akupun malas jika harus dorong-dorongan dengan orang-orang disana, lebih baik tunggu sampai koridor agak sepi" timpal Ryujin sambil duduk disamping Lisa

"okay okayy"

"Lisa-yaa, apa kau punya sesuatu untuk dimakan? aku lapar" ucap Rosé dengan rengekannya

"aigoo chipmunk, kau lapar? sepertinya aku punya roti didalam tas ku" ucap Lisa sambil meraih roti dalam tasnya "ini untukmu"

"gomawo Lisa-yaa" ucap Rosé yg kini telah memeluk Lisa

"haisss Rosé hentikan, jika orang lain melihat kalian, mereka akan mengira bahwa kalian pacaran" bentak Seulgi

"hah biar saja"

"sudah sudah, kajja pulang" timpal Lisa

"Lisa, kau jadi kan menemaniku mencari hadiah untuk Lia" tanya Ryujin

"hm ya" ucapnya mengangguk "Rosé kau pulang dengan Seulgi ya, lagipulakan rumah kalian searah" sambungnya

"aku tid-" ucapan Seulgi terpotong

"ya baiklah, ayo bear, kau tau kan aku takut pulang sendiri" ucap Rosé sambil menarik tangan Seulgi

"aiss" ucap Seulgi pasrah

"kau darimana saja Lisa, kenapa baru pulang?" tanya sang eomma

"ah maaf eomma, tadi aku menemani temanku ke mall sebelum pulang"

"baiklah, lainkali jika tak pulang dengan kakakmu, beritahu kepadanya kau akan kemana terlebih dahulu, agar eomma tidak khawatir"

"nee eomma" ucap Lisa sambil memeluk ny.Kim

"oh ya Lisa, eomma dan appa akan keluar untuk makan malam dengan teman appa mu, dan eomma sudah memasak untuk makan malam mu dengan Jennie, jadi nanti panggil dia untuk makan malam nee"

"nee eomma"

"Eonni.. eonni"

Sudah sekitar 5 menit Lisa memanggil Jennie sambil mengetuk pintu kamarnya, namun nihil.

Ia pun memberanikan diri untuk masuk ke kamar Jennie.

Ia melemparkan pandangannya ke setiap sudut kamar, dan mendapati gadis yg dicari tengah tertidur dimeja belajarnya.

Lisa mendekat, bersandar dimeja belajar tersebut sembari memandangi kakaknya yang tengah tertidur lelap.

"'yeppeo', kata yang tidak pernah bosan ku katakan setiap kali melihat wajahnya.

Sedang tidurpun ia sangat cantik" batin Lisa

"apa kau belum puas memandangi wajah cantikku?" ucap Jennie tiba-tiba sambil membuka matanya perlahan

"aishh" spontan Lisa saat tubuhnya nyaris jatuh karena terkejut.




Next...

Sister? - JenlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang