🍂🍁🌻🍁🍂
Sesuai dugaan memang rame. Sepanjang perjalanan menuju kampus Jiendra harus menjaga jarak antara kendaraan yang lain dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Kata ayah nggak apa-apa telat asalkan tidak ugal-ugalan.Dalam perjalanan menuju kampus Jiendra tidak henti-hentinya bersenandung lagu cinta, walaupun nyatanya ia tidak sedang memiliki pasangan. Lantunan melodi demi melodi yang ia senandung kan menambah indahnya latar jalanan yang ramai di Senin pagi.
Dalam keterdiaman menunggu lampu kembali hijau, ada anak-anak pengamen yang sedang duduk di depan ruko yang belum buka sambil menghitung uang yang mereka dapatkan dari hasil mengamen. Dilihat dari jauh cukup banyak uang receh dan kertas dengan nominal yang tidak terlalu besar. Paling besar hanya lima ribu, itu pun hanya beberapa.
Tak lama kemudian lampu kini menyala hijau, Jiendra segera melajukan motornya dan melanjutkan kembali perjalanan menuju kampus. Tapi sebelum sampai ke kampus ia mampir sejenak ke minimarket dekat lampu merah. Ia membeli beberapa bungkus roti, beberapa botol teh dan sekaleng kopi instan. Ia melajukan kembali motornya kembali ke tempat di mana ia melihat anak-anak pengamen tadi.
"Dek sini" panggilnya
"Iya mas? Kenapa ya?"
"Ini buat kalian" Jiendra menyerahkan belanjaannya yang sempat ia beli di minimarket tadi. Anak-anak itu menatap bingung kepadanya.
"Buat apa ya mas?"
"Udah ambil aja"
"Nggak perlu repot-repot mas" tolaknya halus
"Nggak pa-pa, ambil aja. Tadi temen titip suruh beliin tapi saya belinya kebanyakan jadi daripada mubazir saya kasih ke kalian aja. Kalian belum makan kan?" Anak-anak pengamen itu mengangguk
"Ambil aja nggak pa-pa"
"Makasih ya mas, semoga kebaikan mas hari ini di balas lebih dari ini sama Allah ya mas. Makasih sekali lagi mas"
Jiendra mengangguk dan tersenyum melihat kebahagiaan kecil yang dia berikan kepada anak-anak pengamen itu. Ia melajukan kembali motornya menuju kampus.
Sesampainya di kampus ia memarkirkan motornya dan segera menuju gedung fakultas sastra dan bahasa. Ia sesekali menyapa para adik-adik tingkatnya. Sama seperti di jalan tadi, ia menyanyikan lagu Making A Lover lagu kesukaannya.
Sesange sori jilleo
(Ku ingin berteriak pada dunia)
I love you
Neol saranghan-dago
(Bahwa aku mencintaimu)
Naye ye-jaga
(Gadisku)
Dweyeo dallago
(Aku telah memilikimu)
Nunbusyeo always
(Selalu bersinar)
You're my star
(Kaulah bintangku)
Naega neol jikyo julke
(Aku akan melindungi mu)Jiendra selalu menyenandungkan lagu itu setiap kali hatinya sedang berbunga-bunga. Berbunga-bunga bukan berarti memiliki pasangan, maksudnya dalam artian yang lebih luas mencakup perasaannya pada keluarganya
"Yo Park Jie!" Jiendra menoleh ke belakang dan mendapati siluet pria yang sedang berjalan ke arahnya dengan tas yang ia sampirkan di samping bahu kanannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jiendra
Fanfiction"Kita ini 7 pilar yang dibangun ayah untuk masa depan" Cerita tentang anak-anak Ayah dalam menggapai mimpi dan cita-citanya. Tentang kisah asmaranya juga makna kehidupan. 🍁🌻🍁 "Kalau sudah besar nanti anak ayah...