-Guillaine |2| ZoSan-

598 65 6
                                    

...

*Author POV

Suara pukulan kayu terdengar dari dalam ruangan , suaranya yang keras membuat orang orang tertarik untuk melihat , saat itu sedang di adakan sebuah turnamen Tahunan kampus dan Zoro terpilih mewakili klubnya untuk bertanding melawan klub lain.

Pikiran Zoro saat bertanding terbelah , ia mendadak merasa gelisah hingga tak bisa fokus kepada pertandingan yang sedang berlangsung , itu menyebabkan klub Zoro kalah dalam semifinal melawan anak dari kampus xxxx dari klub kendo yg bernama xxxx

"Daijobu , masih ada tahun depan !" Ucap salah satu senior di klub itu

"Tidak apa kalah sekali Zoro , kau sangat hebat tahun ini"

"Hebat Zoro !! Aku menyukai teknik mu itu !!"

"Aku melihat tanganmu tergelincir dari pedang yg kau pegang , itulah akibat kekalahan mu"

"Tch" Zoro membuka penutup wajahnya dan membuangnya ke sembarang tempat , ia mengambil handuk dan mengusap kasar wajahnya.

"Aku tahu kau membenci kekalahan tapi jangan terlalu berambi-"

"Diam"

Zoro berdiri , dan pergi menuju ruang ganti.

• • •

Zoro berjalan menelusuri trotoar jalan menuju ke tempat yang telah lama menjadi rumah keduanya.

Ia memasuki area rumah sakit berlantai 4 dengan cat putih coklat , beberapa perawat menyapanya ramah dan ia hanya mengangguk sopan.

Sesampainya di depan pintu ruangan yang sangat familiar itu ia tak langsung masuk , ia berdiri sesaat mengumpulkan segala mentalnya untuk menyaksikan pemandangan menyedihkan yang akan ia saksikan.

Tangannya hendak memegang ganggang pintu itu namun ia di kejutkan dengan seseorang yang keluar dari ruangan.

'Law'

"Ah , Zo-

Zoro langsung memasuki ruangan tak peduli dengan orang yang sedang berusaha berbicara dengannya.

Setelah memasuki ruangan ia menatap lekat lekat seseorang yang sedang berbaring lemas di atas ranjang pasien , Zoro masuk perlahan dan duduk di samping ranjang itu.

"Ah , kau datang ? Maaf aku tak menyadari kedatangan mu"

"Tak apa"

". . ."

"Bagaimana hasil pertandingan mu ?"

"Kami kalah"

"Apakah lawannya yang sangat kuat atau kau yang semakin lemah ?"

"Jangan membuat lelucon menjengkelkan seperti itu"

"Aku bercanda , lain kali fokuslah pada pertandingan jangan memikirkan hal lain jika kau ingin menang , janjimu setahun lalu akan saya tagih" pemilik Surai kuning itu tersenyum ke arah Zoro namun Zoro tak mengucapkan sepatah kata pun

'Bagaimana bisa aku tak memikirkan mu bodoh'

"Bagaimana?"

"Huh?" Sanji menatap lekat lekat manik biru milik lawan bicaranya itu.

"Bagaimana apa?" Zoro tak menjawab pertanyaan Sanji , ia menatapnya tajam.

"Ah- aku baik baik saja , baik banget malah"

Zoro tau Sanji berbohong , Zoro jga tau bahwa dia tidak baik baik saja. Zoro tersenyum miris melihat sahabatnya itu , tidak sepertinya Zoro menganggap Sanji lebih dari sahabatnya (?)

"Permisi" pintu terbuka menampakkan gadis berbaju putih membawa senampan makanan.

"Waktunya makan siang, saya simpan makanannya di sini, di makan ya"

'sepertinya gadis itu pekerja baru' batin Zoro memperhatikan si gadis yang menyuapkan makanan Sanji. Pandangan Zoro terfokus pada Sanji

Aneh , itulah yang terlintas di kepala Zoro , biasanya saat bertemu dengan seorang wanita Sanji langsung menggoda gadis itu , tapi sekarang ? Ia biasa saja.

"Kamu sudah lama di sini?" Ucap perawat itu memecah keheningan , ia masih menyuapi Sanji perlahan.

"Tidak , aku baru datang beberapa menit yang lalu"

"Ah jadi kau ya orang yang sering di sebut sebut para dokter dan perawat lain"

"Hah?" Zoro tidak mengerti ucapan perawat itu

"Salam kenal saya Kozuki Hiyori , saya rasa kita akan sering bertemu" ucap gadis itu tersenyum ramah.

• • •

Zoro memperhatikan Sanji yg kini terlelap tidur , ia mengusap Surai kuning itu dengan lembut.

'manis' gumamnya pelan , ia menggenggam tangan kurus yang lemah itu

"Aku yakin kamu bisa bertahan Sanji , aku yakin kamu akan sembuh , bertahanlah sedikit lagi kumohon..." Ucap Zoro menenggelamkan wajahnya ke punggung tangan Sanji.

Air mata menetes perlahan , Zoro menangis dalam diam.

Bersambung...

-Guillaine || ZoSan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang