-Guillaine |3| ZoSan-

482 65 2
                                    

Sudah 3 Minggu sejak Zoro menangisi Sanji. Dan saat itu pula ia makin rajin pergi membesuk.

Membesuk Sanji sudah menjadi keseharian rutin seorang Roronoa Zoro

Setiap pulang kampus ia akan menyinggahi rumah sakit untuk membesuknya tentu saja.

Jika akhir pekan ia juga akan menghabiskan waktunya untuk membesuk Sanji , sesekali juga ia menginap di rumah sakit untuk mengawasi perkembangan Sanji dengan matanya sendiri.

• • •

Sepulang kampus Zoro bersiap siap seperti biasa untuk menjenguk Sanji. Kebetulan hari ini ia kosong.

Sesampainya di rumah sakit ia melihat Law dan gadis bernama Hiyori sedang berbincang , dari raut wajah Law ia nampak sangat khawatir , begitu pula Hiyori , Zoro tak peduli dengan mereka, terserah mereka merencanakan untuk mengarungi samudra Atlantik , menguras air laut , menghitung koloni semut , Zoro tak peduli , ia tetap pada tujuan awalnya yaitu menjenguk Sanji

"Permisi" tak ada jawaban dari dalam sana , aku langsung memasuki ruangan. Ku lihat Sanji yang terbaring lemas , tubuhnya sangat kurus , selang selang menancap di tubuhnya membantunya agar tetap hidup.

Zoro duduk di kursi samping ranjang Sanji, kepala yang tadinya diam tak bergeming kini berusaha untuk menolehkannya kearah Zoro , Zoro memperhatikan itu , mata mereka bertemu , mulut sanji bergetar hingga terbentuk senyuman tipis , Zoro yg melihatnya membalas senyuman itu.

"Kau sudah makan?" Ucap Zoro beberapa saat kemudian , Sanji mengangguk pelan.

Hening melanda setelah percakapan singkat itu. Setelah beberapa saat datanglah seorang perawat dengan Surai hijau tosca , Hiyori

Hiyori membawakan obat dan mengambil nampan makanan yang tertinggal di sana. Setelah itu ia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Hiyori cantik , kenapa kau tak mencoba dekat dengan perawat itu?" Zoro terkejut, ia menatap Sanji lekat lekat.

"Apa gunanya berpacaran ??" Ucap Zoro ketus setelah diam beberapa saat.

"Kau terlalu kaku Zoro , cobalah untuk mencari calon mu sendiri di masa depan"

"Aku tidak butuh"

"Jangan berbicara seperti itu"

"Tapi memang benar aku tidak membutuhkan hal menjijikkan seperti itu"

"Hufth kau memang keras kepala seperti biasa"

"Cobalah katakan itu setelah melihat dirimu sendiri"

Setelah percakapan itu mereka pun tak ada yang membuka percakapan lagi , mereka fokus dengan lamunan masing masing.

• • •

"Zoro!! Bawa aku ke rumah mu !!"

"Hah ?! Apa yg kau ucapkan itu ???"

"Iya , aku ingin ke rumah mu !!"

"Tidak boleh , sekarang kau sedang sakit"

"Tapi aku sudah mendingan sekarang , berkat terapi itu aku sudah bisa melangkahkan kedua kaki ku dan bisa berdebat panjang denganmu"

Zoro mengusap kasar rambutnya , sudah 2 bulan sejak Sanji seperti mayat hidup , ia kini menjalankan sebuah terapi fisik untuk memulihkan kembali kemampuan berjalan dan berbicara , yah , Sanji pernah mengalami kesulitan berbicara ia hanya bisa mengatakan beberapa kalimat singkat.

"Baiklah baiklah"

"YEAYY , KITA PERGI SEKARANG YA ! YA ! YA !!"

"Iya"

Sanji dengan semangat mempersiapkan dirinya untuk berkunjung kerumah Zoro , dan Zoro ? Ia sedang meminta izin untuk Sanji agar dia bisa pergi ke rumahnya.

Zoro menggandeng tangan Sanji , dan Sanji dengan sweater krem dan celana panjangnya berjalan beriringan dengan si Surai hijau itu.

• • •

Malam sudah tiba , Sanji masih berada di rumah Zoro. Sekarang ia sedang rebahan sembari membuka album foto masa kecil Zoro.

Dan Zoro ? Ia sedang berkutat dengan laptopnya mengerjakan tugas kampus yang belum ia selesaikan , sesekali Zoro menengok sanji memperhatikan setiap gerak geriknya.

"Kau bosan?"

"Tidak juga" -Sanji

"Bagaimana kalau menonton?" -Zoro

"Huh?" Sanji memandangi Zoro dari atas ranjang, Zoro pun mendekatinya sembari membawa laptopnya itu.

"Aku punya satu film kesukaan"

"Huh? Aku tak menyangka bahwa kau mempunyai film kesukaan"

"Kau pikir aku apa ?"

Lampu di matikan film terputar dari layar laptop.

"Film ini bercerita tentang-

"Cukup spoiler , nanti feel nya gak dapet"

"Iya deh"

Zoro mengambil selimut putih miliknya dan membungkus tubuh mereka berdua. Sanji fokus kepada layar laptop , sementara Zoro , ia lebih tertarik memperhatikan mayat hidup di depannya itu.

• • •

Zoro terbangun karena merasakan cahaya matahari menimpa wajahnya , ia mengumpulkan semua nyawa yang ia punya dan perlahan bangkit dari atas tempat tidur , di sampingnya terdapat lelaki kurus pucat bersurai kuning yang masih terbungkus selimut putih.

Ia mengelus pelan Surai itu.

"Hmmh" gumam Sanji merasa terganggu. Zoro tersenyum kecil dan langsung beranjak dari tempat tidur

• • •

Bersambung....

-Guillaine || ZoSan-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang