Special Chapter

42 6 19
                                    


[New Year Edition]










Saat itu, Nabila sedang jongkok memperhatikan kakaknya yang sedang membersihkan jagung dari kulit dan serabut-serabutnya, saat Kei diikuti dua anaknya yang menyembul dari belakang punggungnya, datang bertamu. Nabila sebenarnya bingung harus senang atau malas, merutuk kenapa Taki dan Niki selalu muncul berdua, sudah seperti amplop dan perangko saja.

"Gue nggak tahu kalo mereka bakal gabung," bisik Nabila sambil mencolek bahu Jay.

"Bagus, makin rame makin seru. Makanya tadi Papa beli banyak jagung sama daging."

Nabila cemberut.

"Ya ampun, banyak banget Mas Keenan bawanya!"

Nana, Mama Nabila, cepat-cepat mengambil alih bahan-bahan makanan yang dibawa Niki dan Taki agar kedua anak itu bisa segera bergabung dengan Nabila dan Jay. Kei hanya tertawa renyah.

"Hari ini kita semua makan besar sampe kekenyangan."

Lantas Kei segera menghilang menuju sudut halaman rumah Nabila yang lain bersama orang tua Nabila, sepertinya sedang menyiapkan api untuk bakar-bakar.

"Jangan ngeliatin doang lu bertiga, bantuin gue!" Jay merenggangkan punggungnya sejenak.

"Banyak banget, Bang jagungnya."

"Iya dong. Kan orangnya banyak."

"Tapi tetep aja ini banyak banget."

"Nggak papa kalo sisa gue makan semua."

Mengabaikan beberapa space yang masih tersedia, Niki berjongkok di sebelah Nabila, membuat Nabila memutar bola matanya malas. Taki sendiri sudah menggunakan sandal jepitnya sebagai alas duduk di sebelah abangnya, mulai mengambil sebongkol jagung untuk dia kupas.

"Bang, ini rambutnya juga diilangin?"

"Yaiyalah emangnya lo mau makan?"

Taki cengengesan.

Kemudian suasana kembali hening karena keempatnya sudah fokus menyelesaikan bongkol jagung masing-masing. Tidak begitu hening sebenarnya karena Nabila tengah bersenandung pelan entah lagu apa. Hingga beberapa saat kemudia Niki tersenyum miring karena mendapat ide.


"Kalo nyanyi ya nyanyi aja sekalian yang keras. Kuping gue kurang canggih nih."

"Ck, gue ga  nyanyi buat lo."

"Oh ya? Ga pede ya? Duh, gue maklum deh kalo gitu."

"Lo.. Lagi nyari gara-gara?"

"Ohh, lo pasti ga mau telinga gue sakit. Perhatian banget, sih."

"NAJIS! Lo kalo cuma mau buat gue marah mending lo pulang."

Niki memanyun-manyunkan bibirnya sambil menirukan suara Nabila membuat yang diledek semakin naik pitam. Nabila mendorong Niki dengan sikunya, membuat Niki yang cuma berjongkok terjungkal ke samping.

Bukan Niki kalo terima-terima saja digulingkan tanpa melakukan pembalasan. Niki menendang pelan Nabila yang membuatnya ikut terjungkal ke arah berlawanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kintsugiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang