ASV.09

1K 84 8
                                    

Renjun sangat tidak sabar menunggu akhir tahun, bahkan dengan bawelnya Renjun terus-terusan menghubungi Jeno melalui pesan singkat untuk memastikan rencana mereka tidak hanya sebatas wacana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun sangat tidak sabar menunggu akhir tahun, bahkan dengan bawelnya Renjun terus-terusan menghubungi Jeno melalui pesan singkat untuk memastikan rencana mereka tidak hanya sebatas wacana.

"Kak Injun yakin ingin pergi bersama Jeno?" Tanya Ryujin saat masuk ke kamar sang kakak secara tiba-tiba.

"Kak Jeno, Ryu. Kakak yakin kok." Balas Renjun.

Ryujin menghela nafasnya pelan, ia duduk disebelah sang kakak lalu berujar, "Aku ikut boleh?"

Senyum cerah langsung terpancar di wajah Renjun, "Ya! Ryu boleh ikut bersama kak Injun, kita lihat kembang api bersama, pasti menyenangkan!" Jawab Renjun sembari menganggukan kepalanya.

"Kalau ajak kak Shuhua?" Renjun mengangguk lagi mendengar pertanyaan sang adik, "Boleh, Nanti kita foto bersama untuk kenang-kenangan ditahun ini."

"Aku dan kak Shuhua tidak akan mengganggu acara kencan kalian 'kan?"

Perut Renjun seperti dikerubungi kupu-kupu saat mendengar kata kencan yang keluar dari mulut sang adik, pipinya juga sedikit memanas —Renjun yakin bahwa saat ini pasti pipinya sudah sangat merah seperti kepiting rebus.

"Aku dan Jeno tidak berkencan, Ryu." Jelas Renjun, Ryujin yang melihat reaksi dari sang kakak terkekeh pelan, "Ya, ya, kalian tidak berkencan."

Renjun mendengus pelan, "Jangan menggodaku."

Kekehan Ryujin berganti menjadi tawa lepas, kakaknya ini memang benar-benar menggemaskan, ia tidak bisa berbohong dengan perasaannya.

"Oh lihatlah, sekarang kakakku yang menggemaskan ini sudah mengerti cinta-cintaan, kalau kak Shuhua tahu pasti ia akan sangat histeris."

"Y-yujin." Tegur Renjun dengan pelan, yang malah terdengar seperti rengekan.

"Namaku Ryujin, tidak ada Yujin disini."

Renjun mengerang, "Tidak bi-sa ey (r)."

Ryujin dengan gemas memeluk sang kakak, "Kakak gemas sekali." Ujarnya.

Sore itu diisi oleh kegiatan kakak beradik yang sangat rukun, sangat menyenangkan walau beberapa kali Renjun sedikit kesal oleh godaan-godaan sang adik.

×××

Saat notasi jarum jam menunjukan angka delapan lewat empat puluh enam menit, Jeno baru sampai dikediaman Renjun karena ada sedikit urusan dengan sang Ibu.

Laki-laki itu dengan pakaian santai menunggu di depan gerbang rumah Renjun. Tak lama kemudian, Renjun keluar dari kediamannya bersama sang adik.

"Masuk dulu aja Kak, masih terlalu awal kalau nungguin kembang api." Ucap Ryujin, Jeno mengangguk dan mengikuti kedua kakak beradik di depannya.

Mereka bertiga duduk di ruang tamu keluarga Huang, sesekali Ryujin menyindir tentang masa lalu Jeno yang langsung ditegur oleh sang Kakak.

"MALAM SEMUANYA!" Seru Shuhua yang baru datang, "Wah kalian sudah asik mengobrol ya." Lanjutnya.

"Tadi aku beli ini di jalan, ada yang mau?" Tanya Shuhua sembari mengeluarkan jajanan yang ia beli di atas meja.

Mata Ryujin berbinar melihat jajanan apa saja yang dibeli oleh Shuhua, "Wahhh, Kak Shuhua memang yang terbaik." Ucapnya.

"Ayo kita makan ini dulu sembari menunggu kembang api."

Mereka asik dengan kegiatan mereka sampai tidak menyadari sekarang sudah pukul sebelas malam.

"Wah sudah jam sebelas, ayo kak kita tunggu kembang api di tempat kakak biasa memberi makan ikan." Ajak Ryujin sembari menarik tangan Renjun.

"Ryujin sabar! jangan tarik tangan kakakmu bodoh." Tegur Shuhua, "Matikan dulu filmnya dan bantu aku merapikan bekas makanan kita." Lanjutnya.

Ryujin menggaruk tengkuknya sembari menyengir tanpa dosa, ia langsung berjalan kearah televisi dan mematikan film yang mereka tonton, sementara itu Shuhua, Jeno dan Renjun merapikan bekas jajanan mereka.

×××

Berjalan kaki ketempat tujuan mereka menghabiskan waktu 20 menit. Saat sampai Shuhua dan Ryujin entah pergi kemana meninggalkan Jeno dan Renjun yang berdiri dalam kesunyian hingga bermenit-menit.

"Renjun." Panggil Jeno sembari menepuk pelan punggung tangan Renjun yang tertumpu pada pinggiran pembatas jembatan.

Renjun menoleh dengan pandangan seakan bertanya 'kenapa?'

Baru saja Jeno ingin kembali mengucap, suara riuh dari ratusan kembang api di langit malam memotongnya. Renjun langsung menoleh keatas langit sambil ber-wah ria saat melihat banyaknya ratusan kembang api.

Renjun menepuk pundak Jeno berkali-kali sembari menunjuk kearah langit, "Nono, khem-bang api, indah."

Sedangkan Jeno, alih-alih terfokus pada langit ia malah lebih tertarik melihat kembang api itu dari kedua mata Renjun.

"Iya, benar. Indah." Balas Jeno tanpa memalingkan pandangannya dari Renjun.

Malam itu, Jeno benar-benar yakin bahwa ia jatuh hati teramat dalam pada laki-laki lugu disebelahnya itu.

to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

to be continue

Update pertama pada tahun 2022, hahahaha. Maaf baru bisa update sekarang karena kemarin-kemarin sempet hilang ide untuk lanjutin book ini. Semoga part ini gak mengecewakan kalian yang udah nunggu lama. Oh ya, mau ngasih tau aja book ini kayaknya sisa 1 atau 2 part lagi, mau cepet-cepet namatin supaya gak punya hutang sama kalian, huhu ㅜㅜ

Jakarta, 29 Mei 2022.
﹫diantaraelegi

A Silent Voice || Ft. NoRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang