P R O L O G

90 5 1
                                    

WARNING!!!

[Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan. Juga tidak ada unsur keterikatan pada kepercayaan manapun]

H A P P Y R E A D I N G

***

"Jinri, beraninya kamu pergi ke dunia bawah?!"

Teriakan nyaring disusul bunyi pintu didobrak tidak juga membuat seorang gadis cantik yang tengah tertidur pulas itu terbangun.

"Jinri, dimana kamu?!"

Di dalam ruangan yang di penuhi berbagai macam buku yang tersusun rapi dalam rak-rak lemari dimana di setiap dindingnya di ukir dengan ukiran emas dan gantungan dari berbagai macam bunga memenuhi setiap sudutnya.

Tepat pada salah satu meja kayu yang ada di ruangan itu, terdapat seorang gadis cantik yang tertidur dengan wajah menempel pada meja dan ditutupi oleh satu buku lusuh yang terbuka.

Gadis itu langsung tersentak dan terbangun dari tidurnya seraya mengaduh saat telinganya ditarik kencang oleh seseorang.

"Beraninya kamu tidur setelah membuat kekacauan hah?!"

"A—aduh, aduh bibi, telingaku sakit."

"Diam! Jangan gunakan wajah sedihmu itu padaku lagi. Tidak akan mempan!" Wanita cantik dengan gaun yang menjuntai bewarna perak dengan aksen berkilauan di bagian bawah gaunnya. Rambutnya panjang hingga menyentuh pinggang dengan bagian atas kepalanya yang dipakaikan jepit rambut emas menjuntai yang terlihat cantik.

Berbanding terbalik dengan penampilannya yang tampak menawan itu, wajah wanita itu justru menampilkan guratan emosi yang ditujukan pada seorang gadis belia yang kini sibuk meronta, meminta di lepaskan.

"Sudah ku bilang padamu berulang kali Jinri, jangan pernah meninggalkan tempat ini!" ucap wanita itu seraya melepas jewerannya dan beralih menoyor kepala gadis itu.

Jinri mengusap telinganya yang memerah, matanya menatap bibinya itu cemberut, "bibi Myrcella jangan salahkan aku. Salahkan saja Caspian, dia yang mengajakku!"

"Terus saja mengelak. Aku ubah kamu menjadi wortel lalu kuberi pada Asher, tau rasa kamu, Jinri!"

Jinri bergidik, tangannya langsung memeluk tubuhnya sendiri. Membayangkan bibi Myrcella mengubahnya menjadi wortel lalu berakhir menjadi santapan Asher— si kelinci gemuk itu membuatnya takut bukan main.

"Tidak, bibi! Jangan kutuk aku jadi wortel. Aku tidak mau jadi santapan kelinci jelek itu." Jinri kelabakan apalagi saat melihat wajah Myrcella yang tidak bersahabat.

Jinri berpikir, alasan apa yang akan membuat Myrcella mau memaafkannya. Namun pada akhirnya sama saja, Jinri lagi-lagi ...

"Bibi, aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Berjanji.

Jinri selalu berjanji tidak akan melakukan hal yang sama jika ketauan oleh Myrcella. Tapi ujung-ujungnya dia akan mengulanginya lagi lalu jika ketauan maka Jinri akan berjanji lagi.

Apa gadis itu pikir Myrcella sebodoh itu?

"Kamu sudah berulang kali berjanji tapi akhirnya kamu justru mengulanginya lagi. Kamu pikir bibimu ini bodoh, Jinri?"

Jinri menggeleng cepat seraya meringis, dia tidak menyangka Myrcella akan mengingatnya.

"Tidak! Tidak! Kali ini aku berjanji. Jika aku bohong lagi, bibi boleh mengutukku menjadi wortel bahkan menjadi makanan burung hantu pun tidak apa-apa." Mata bulat Jinri mengerjap, kedua tangannya saling bertaut didepan dada. Was-was menunggu jawaban Myrcella yang tampak diam dengan mata menyipit, seolah menilai apakah perkataan gadis itu jujur atau bohong.

Love of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang