Jinri and His Tiger Friend

44 3 5
                                    

[H A P P Y R E A D I N G]

Jinri menepuk-nepuki bagian bawah gaunnya yang kotor. Gadis itu tidak hentinya mendumel perihal pria yang ditemuinya tadi.

"Dia tampan tapi sayangnya menyebalkan, cih!" Jinri mengangkat gaunnya dan berjalan memasuki sebuah pondok tingkat dua— yang terlihat ramai oleh para manusia yang sibuk menyantap hidangan.

Mata hazelnya bergerak kesana-kemari mencari keberadaan Caspian. Hingga matanya terhenti pada satu titik dimana ia mendapati pria itu tengah bersantai ditemani seketel arak.

Jinri mendengus. Caspian bisa dikatakan adalah sosok yang terlalu menikmati hidup, Jinri saja sangsi jika pria itu pernah melakukan pekerjaan berat selain hanya bersenang-senang.

Meskipun begitu, Caspian adalah salah satu teman terbaik yang Jinri miliki, selain PauPau. Karena kadang pria yang sering terlihat cuek dan tidak peduli itu,  diam-diam akan selalu membantunya, tidak peduli keadaan sesulit apapun.

Caspian adalah pria yang baik dan Jinri selalu menyakini hal itu. Itu yang akhirnya menjadi alasan Jinri merasa nyaman berteman dengan Caspian, meskipun pria siluman itu seringkali berbuat seenaknya dan menistakan Jinri.

"Darimana saja? Kenapa lama sekali?" Caspian tidak bisa menahan nada bicaranya yang berubah sinis saat melihat kemunculan Jinri, yang dengan santainya lansung duduk di kursi di depannya dan mencomot semua makanan milik pria itu.

Jinri melahap satu paha ayam goreng yang terlihat menggiurkan karena warnanya yang kecoklatan itu, "Aku tadi dicuri."

"Bagaimana bisa?"

"Tidak tau." Jinri menjawab acuh.

Caspian memajukan tubuh, terlihat penasaran. "Lalu dimana pencurinya? Kamu berhasil menangkapnya 'kan?" tanya Caspian.

Jinri menggeleng lesu, "Tidak. Bocah itu sangat licik tapi larinya sangat kencang, menyebalkan!"

Caspian berdecak. Ia menghempaskan punggungnya pada kepala kursi. "Dasar bodoh!" unpatnya gemas.

"Aku tau! Tidak perlu mengatakannya langsung di depanku."

Jinri menarik semangkuk mie putih dengan kuah kaldu itu kearahnya, lalu mengambil sumpit dan mulai menyeruput mie putih tersebut.

Gadis itu terlihat seperti orang yang tidak pernah makan selama bertahun-tahun, membuat Caspian hanya geleng-geleng melihatnya.

"Kamu tidak makan?" tawar Jinri pada Caspian, karena pria itu memesan banyak makanan tapi semuanya terlihat seperti belum disentuh sama sekali.

"Kamu saja, melihatmu saja aku sudah kenyang."

Jinri mendongak menatap Caspian dan tersenyum lebar. "Baiklah, aku habiskan, ya?"

"Hei, perhatikan cara makanmu, bodoh. Lihat itu, mienya hampir tumpah."

Senyum Jinri langsung lenyap. Gadis itu menggerutu kesal karena Caspian terus-terusan mengatainya bodoh.

"Kalau aku tidak bodoh, aku tidak akan mau berteman denganmu." seru Jinri setelah menghabiskan semangkuk mie putih dan beralih pada sepiring daging sapi asap.

"Oh, jadi begitu ya? Tega sekali." Caspian berdecak.

Jinri mengangguk. "Um, jadi mulai lah bersikap baik padaku, karena orang sepertiku ini hanya ada satu di dunia." katanya membanggakan diri.

Love of DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang