Mimpi?

3 0 0
                                    

Rean amat terperanjat ketika seseorang yang berada di depannya sekarang adalah laki-laki yang menyalamatkannya. Ternyata adalah penyelam yang waktu itu membawanya ke permukaan dan semapat mengenalkan dirinya kepada Rean.

"Kau?"

"Ya, aku datang untuk menjemputmu." Winter mengutarakan kata-katanya dengan menyunggingkan senyuman kepada Rean, Rean hanya membisu melihat ekspresi lelaki di depannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Winter kepada Rean, tetapi bukan balasan atas pertanyaannya yang didapat, melainkan telapak tangan Rean yang melayang ke muka Winter. Kontan Winter mengelus pipinya yang terasa nyeri dan telingannya berdengung.

"Ada apa denganmu?"

"Aku ingin kejelasan, katakan ... katakan ini di mana dan kau siapa? Bagaimana caraku untuk kembali dan bertemu dengan teman-temanku?"

Kpaal pesiar yang menjulang angkuh di dekat keduanya itu mulai berdengung lagi bbeberapa kali hingga membuat keduanya merasa terusik.

"Bagaimana kalau kita naik dan kita bicarakan ini di atas kapal, kita akan membiacarakan dengan baik dan aku akan menjelaskaannnya semuanya kepadamu."

Rean mengangguk dan menuruti permintaan lelaki, pikirannya telah melambung ke arah negatif, Rean berpikir bahwa dirinya akan dibunuh oleh pemuda yang sekarangb berada di dekatnyakini. Namun, ia tidak ingin laridan menjauh karena Rena berpikir bahwa dirinya lebih baik mati di tangan orang yang tidak dikenal daripada mati dengan keadan dalam kesendirian.

"Akan kujelaskan, mungkin agak sedikit rumit."

Rean mendelik dan berpaling ke arah lelaki yang kini berada di kirinya. Keduanya berada di atas kabin kapal sekarang.

"Jadi ... ja-jadi ini adalah tanda yang terjadi sebelum dan yang akan ada ketika aku tiada?" Rean yang terkejut menjauh beberapa senti dari lelaki yang berada di sampingnya.

"Kata-katamu rumit sekali, aku hanya menjelaskan apa yang bisa aku sampaikan kepadamu, kau akan baik-baik saja, bahkan ketika kau tidak berjumpa atau aku mnecari dan menemukanmu."

"Kenapa begitu?" Rean sedikit menaruh bimbang dengan perakataan Winter.

"aku akan menunjukkan padamu sebuah contoh, seperti halanya kejadian pewasat jatuh, itu adalah kejadian di mana kakek dan nenekmu meninggal karena kecelakaan pesawat dan mayat-mayat yang kau temukan ... mereka itu ingin berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu padamu, sesuatu rahasia yang hanya kamu saja yang tahu."

Rean terpana dnegan apa yang sedang dijelaskan oleh Winter, Rean menganga selama beberapa waktu. "Aapakah aku bisa kembali kepada kejadian itu dan menvari tahu kembali apa yang ingin mereka katakan kepadaku?"

"Rumit, kau harus melewati dan mengulang kejadian ini kembali."

"Aku tidak khawatir, sekarang, setelah kamu menjelaskan smeuanya dan kau menjelaskan seperti kamu melihat kejadian yang aku alami, detailnya kamu tahu jelas ,dan kamu ceritakan tadi, sampai-sampai apakah kamu juga mengetahui apa yang ada di pikiranku?"

Rean menatapa tajam ke arah Winter, hingga Winter merasa terpojok, ketika Winter mengiyakan dan sedia membantu Rean, Winter mengulurka tangannya, Rean menyambut tangan itu. Keduanya bergenggam tangan sampai tak sadar Rean telah terbangun dari tidur panjangnya.

"Reannnn ..."

Elena dengan lesat memeluk sahabatnya yang masih terperangah dengan tingkahnya. Rean tergugu,kebingungan.

Elena menjelaskan dan memberondong pertanyaan, tersedu. Rean hanya terdiam sambil mengusap lengan Elena. Rean melirik ke sekeliling, ternayata teman-temannya telah berada di dekatnya.

Rean masih bimbang dan mengingat-ingat apa yang di katakan Winter padanya.

Terima kasih telah mengembalikan aku ke teman-temanku.

Selesai~

Kata:500
wga_academy

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 01, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ReanterWhere stories live. Discover now