Chapter 58 : Mighty Heroes

415 92 37
                                    

"Berjaga dan berdoalah. Hari pengadilan sudah dekat." 

And Then There Were None- Agatha Christie


< - - - - - >

Third POV

Telinga Izuku teredam selama sepersekian detik. Rencana yang ia susun berjalan sempurna. All Might seharusnya sedang menghantam jantung All for One dan menghancurkannya. Ketika akhirnya pendengaran Izuku kembali, ia mendapatkan gambaran All for One yang terkekang tombak darah dan All Might yang mengarahkan pukulan besar ke dada All for One. Kemenangan berada dalam genggaman mereka.

Atau begitu yang Izuku percaya.

Sesuatu menjalar cepat di dalam tanah. Ketika Izuku menyadari asal suara getaran itu, semua sudah terlambat. Teriakan Izuku teredam oleh dentuman kekuatan All Might. Sulur hitam runcing menembus perut Izuku. Tiga sulur hitam, menembus perut, bahu kiri dan bahu kanannya.

"Blugh..."

Darah mengucur dari bibir Izuku. Tubuhnya mati rasa sementara sulur itu terus membawanya terangkat semakin tinggi. Ia menjadi buta sepenuhnya akibat serangan rasa sakit bertubi-tubi.

Tidak jauh dari tubuh Izuku, sulur hitam itu membentuk percabangan di tanah. Menerobos paksa beton keras di hadapan mereka, menuju satu titik. Tubuh Bakugo yang terkapar di sana setelah lehernya menabrak reruntuhan dan kehilangan kesadaran. Sulur itu menyasar perut kiri Bakugo, menembus tubuhnya. Rasa sakit yang datang membangunkan Bakugo dengan teriakan tertahan dan muntahan darah. Pandangannya kabur, tapi ia bisa menangkap jelas satu tubuh yang melayang dan bernasib sama dengannya.

"Ugh... De-d-ku."

All Might tahu, tangannya menembus tubuh musuhnya. Bau anyir darah dan daging yang terbakar memenuhi lubang hidungnya. Pandangannya terhalangi oleh warna merah, ketika tombak darah Izuku hancur dan menjatuhkan tubuh mereka. All for One terkapar di tanah, meninggalkan lubang besar menganga di dadanya. All Might menarik tangannya, berusaha mengatur nafas. Rambut pirang yang selalu berdiri di kedua keningnya terkulai lemah. Ia kehilangan setengah kekuatan dan bersiap untuk berubah menjadi kurus dan melepaskan semua beban.

"Huh..." Gumaman samar itu datang dari tubuh All for One. All Might mengerutkan keningnya, mempertanyakan kenapa dada musuhnya naik turun seolah sedang tertawa senang.

"Apa ya-"

All Might spontan berbalik dengan kaku. Mendapati pemandangan tubuh kedua muridnya yang terangkat di udara. Sulur-sulur hitam itu menembus tubuh mereka, darah mengalir ke bawah. Menetes tepat ke dalam kolam darah yang tercipta.

"Tidak,"

< - - - - - >

Tubuh All for One bangkit dengan kaku, dibantu oleh sulur-sulur hitam yang sekarang keluar dari punggungnya. Lengan besar yang ia persiapkan tidak mengalami kerusakan. Meski sekarang bahu dan dadanya memiliki lubang cukup besar. Salah satu quirk nya bisa membetulkan luka fatal itu. Jalinan sel mulai terbentuk, saling bertaut hingga membentuk pembuluh darah dan daging yang memadat, semakin besar dan mulai menutupi lubang dari bagian dalam. Memperbaiki kerusakan di tubuhnya dengan kecepatan sempurna.

"Lihat All Might, ini salahmu. Kau tidak bisa melindungi mereka. Sebagai pahlawan dan seorang guru, kau gagal melindungi mereka." Suara All for One bergema.

All Might mengepalkan tangannya. Merasa bersalah membiarkan mereka tetap dalam jangkauan All for One.

All for One tidak menunggu lebih lama, ia melemparkan pukulan besar ke punggung All Might. Tubuh itu terlempar jauh, menabrak gedung kosong yang masih berdiri di kejauhan. Terseret hingga ratusan meter. All for One menggerakan sulurnya di dalam tanah, menarik tubuh All Might di kejauhan dan melemparkannya kembali ke dalam lingkaran pertarungan. Tubuh itu terlihat rapuh, All for One bisa melihat pancaran api yang mulai berkelip berbahaya.

A Tiny Light [BLIND DEKU AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang