"Hey kak..., Lo kenapa?" Tanya Jeno lembut dengan tangan yang masih terus mengelus punggung kakak kelasnya, ntah kenapa hatinya terasa menghangat, namun di sisi lain ia juga khawatir dengan kondisi Mark yang agak berantakan hari ini dan membuat banyak orang cemas soal kondisinya.
"Gapapa..." Balasnya singkat tanpa bergerak dari posisinya sedikit pun.
"Kak....., Beneran hm?, Lo beneran gapapa?" Tanyanya lagi berusaha mencari tau apa yang terjadi pada pria kesayangannya ini.
"Iyaa Jenoo..." Balasnya berusaha meyakinkan yang lebih muda agak tak perlu khawatir padanya.
'gua ga baik-baik aja Jen..., Gua takut, takut nyakitin lu karena gua sendiri belum bisa yakin dan mastiin perasaan gua..., Maaf..., Jeano....' -Mark
"Kak..."
"Hm?"
Jeno melepaskan pelukan keduanya, berusaha membuat Mark menatap dirinya, menatap kedua bola mata yang sangat indah itu, menatap nya dalam-dalam seakan mencoba mencari jawaban atas sesuatu di sana.
"L-lo kenapa kak?, Jangan kayak gini..., Gua ga kuat liatnya...." Ucapnya akhirnya mengatakan perasaan yang mengganjal di hatinya.
"Kak..., Lo ga perlu maksain perasaan Lo, soal gua yang bakal pergi..., Gua janji lain kali gua bakal balik, tapi gua ga tau kapan..., Gua cuma pengen menjauh dan ngelupain perasaan gua..." Jeno berusaha meyakinkan Mark agar pemuda itu tak memaksakan perasaannya dan berujung membuat keduanya sakit hati.
"Kasih tau ke gua, kemana Lo bakal pergi?" Tanyanya serius.
"Untuk?, Untuk apa gua ngasih tau ke Lo kak?" -Jeno
"Supaya gua bisa nyari Lo suatu saat kalau Lo lupa soal janji Lo, Jeano" -Mark
"Lo ga percaya?, Gua bukan orang yang suka ingkar janji, gua bakal pastiin bakal nepatin janji itu" -Jeno
"Mungkin Janji Lo nyata untuk sekarang, bukan untuk nanti, jadi ga ada alasan gua bisa mempercayai Lo 100%" -Mark
"Kak..." -Jeno
"Gua tunggu jawaban Lo, Jeano, jangan coba-coba buat kabur atau Lo bakal buat gua ngelakuin sesuatu" final Mark dan langsung bangkit dari pangkuan Jeno, pergi meninggalkan pemuda itu seorang diri di taman belakang.
Tak lama bel berbunyi, menandakan jam istirahat telah selesai, Jeno pun memutuskan untuk kembali ke kelasnya.
()[]{}
Sampai di kelas, dia belajar seperti biasa, tapi ntah kenapa ia tak bisa fokus pada penjelasan gurunya, pikiran nya terus berisikan soal dialog nya dengan Mark tadi, ia bingung, ucapan-ucapan itu terus berputar di kepalanya bagai kaset rusak...
"Baiklah, Jeano, apa jawaban dari soal yang bapak berikan?" Tanya sang guru
"Jeano?"
"Jeno?"
"JEANOLA ANGGARA RAJENDRA!?" Ucap sang guru kesal karena sang murid tidak menyahuti panggilannya dari tadi.
"E-eh?, I-iya pak?" Ucap Jeno setelah sadar dari lamunannya.
"Kamu kenapa?, Kok dari tadi bapak perhatikan kamu hanya melamun sampai tidak memperhatikan pelajaran?, Apa ada masalah?" Tanya pak Tian selaku guru yang sedang mengajar di kelasnya.
"Maaf pak, saya baik-baik saja, hanya tadi ada hal yang di pikirkan, sekali lagi saya minta maaf" balasnya.
"Apa kamu kelelahan dengan tugas-tugas kamu Jen?, Kalau kamu memang sedang lelah istirahat saja di UKS, akan bapak maklumi karena bapak tau tugas kamu sebagai ketua OSIS itu berat" ucap Pak Tian menyarankan muridnya, dia takut Jeno kelelahan karena terlalu banyak pikiran soal tugas-tugas OSIS sehingga tak bisa fokus dalam pelajaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Si Ketos & Wakilnya • NoMark [End]
Dla nastolatkówJeno si Ketos suka sama Waketos alias Mark, tapi Mark homophobic, gimana dong? Gimana ya kelanjutannya? Penasaran?, Langsung baca aja~!!! Start : 30/12/2021 End : 05/01/2022