6.si Bungsu

2.4K 268 6
                                    

Hari kedua di tahun baru

[HAPPY READING]
°
°
°
Jangan lupa Vote & komen

°
°
°

Ceklek

Pintu kamar itu terbuka terlihat seorang pria dewasa yang masih terlihat gagah diusianya yang menginjak usia 40 tahun.Ia menatap sendu kearah balkon.

Seorang wanita berdiri dengan tatapan kosong,tubuhnya kurus namun tidak mengurangi kadar kecantikannya.Sang suami memeluknya dari belakang,menyalurkan perasaan hangat.Ia tau istrinya sangat merindukan putra bungsu mereka,semua keluarga Narendra merindukan pangeran kecil mereka yang telah lama hilang.Sang suami Daniel David Narendra sudah mengerahkan segala upaya untuk menemukannya,namun hingga saat ini belum ada pertanda baik yang mampu membuat keluarganya kembali hidup.

"Kapan baby ditemukan mas,aku merindukan putra kecilku"lirih Agatha Felasha Narendra.Suaranya terasa tercekat berusaha agar tidak menangis .Ia tidak ingin membebani sang suami.Tapi ibu mana yang tidak hancur saat bayi yang belum sempat ia gendong hilang dari pandangannya.

"Yang sabar ya,mas janji bakal bawa baby kembali secepatnya"ujar Daniel membawa Agatha dalam dekapannya,ia menyesal akibat persaingan bisnis,putra mereka menjadi korban.

Flashback 13 tahun yang lalu

Suasana haru menyelimuti keluarga Narendra.Agatha berhasil melahirkan putra bungsunya dengan selamat.sebelummya,ia sempat mengalami gangguan kehamilan bahkan dokter yang menanganinya menyarankan dirinya untuk tidak mempertahankan sang janin karena sangat beresiko untuk keduanya.

Agatha dan Daniel syok,ini keputusan yang berat untuk keduanya,terutama Daniel . Agatha adalah seorang ibu,ia menolak tegas untuk menggugurkan kandungannya,berbeda dengan Daniel, ia memilih untuk tidak mempertahankan sang anak.Bukan tanpa alasan,ia bahkan dilanda kegundahan selama berhari hari,ia menyayangi putranya yang belum lahir,namun nyawa istrinya juga sangat berharga,ia tidak ingin keempat putranya yang lain tumbuh tanpa sang ibu.

Jahat bukan,ia sudah menyerah sebelum berjuang jika hal paling buruk terjadi,Agatha sempat kecewa dengan keputusan Daniel.Ia sempat menjauh bahkan mendiami keempat putranya, melihat keteguhan hati menantunya, Monata Narendra ibu Daniel mencoba memberikan pengertian kepada yang lain atas keinginan perempuan cantik itu, hati Daniel luluh ia juga ingin melihat putranya lahir. Mereka memutuskan untuk berjuang bersama mempertahankan pangeran kecil keluarga Narendra.

"Sayang lihat,dia manis sepertimu,"pekik Daniel girang menggendong putra kecilnya.

"Hahaha,sayang kalau kau lupa,baby itu laki laki Loh"Ujar Agatha,ia terkekeh melihat ekspresi tidak percaya dari suaminya.Ia masih terlalu lemah untuk menggendong putra bungsunya.

"Ehhh,aku pikir dia perempuan"ungkapnya tidak percaya,bayi didalam gendongannya sangat manis meskipun ia masih berumur beberapa jam.

"Bodoh,apa kau tidak menemani istrimu USG sampai sampai tidak tau jenis kelamin cucuku,"ketus sang ibu,ia mengambil bayi didalam dekapan Daniel.

Ceklekk

"Mommy,"pekik seorang anak laki laki berusia 2 tahun,ia berlari kearah Agatha dengan semangat.

"Astaga Daffi,jangan berlari didalam kamar,"Daniel memperingati putra keempatnya.ia ngeri jika anaknya tiba tiba melompat kearah sang istri,bisa bisa bekas jahitannya akan terbuka lagi. Daffi Gavindra Narendra,putra kembar pasangan Dania dan Daniel.Kini ia berusia 2 tahun

"Api odo,"ujar anak laki laki lainnya,ia berwajah hampir sama dengan Daffi hanya saja ia memiliki wajah datar yang terkesan imut diusianya,ia berada di gendongan oppanya, Edward Ferdinand Narendra.

Agatha dan Mona mengerutkan keningnya,
"Astaga Daffa,siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?"Mona menatap garang kearah Edward yang salah tingkah.
Daffa Gavindra Narendra hanya menatap bingung dengan wajah datarnya.Ia lebih penasaran kearah gumpalan kain yang berada di gendongan sang Oma.

"Daffa mau lihat Adek?"tanya Mona lembut,Ia berjalan kearah Edward dan Daffa.Dari dekat ia dapat melihat sesosok mungil berkulit putih sedang tertidur pulas,wajahnya terlihat damai dan polos.Karena penasaran Anta mencoba menggenggam jari jari mungil miliknya.

Lembut

Rapuh

Hangat

Tanpa sadar Daffa tersenyum lembut saat jari jari mungil itu menggenggam balik tangannya,para orang dewasa di ruangan itu ikut tersenyum melihat ekspresi tulus milik Daffa.Sangat jarang melihat Daffa yang tersenyum,anak itu selalu berekspresi datar mirip dengan kakak tertuanya.

"Apa akal aga Ade,"gumam Daffa dengan aksen bayinya.

"Api uga,Ade?"ujar Daffi riang,ia juga penasaran dengan adeknya.Daniel berinisiatif menggendongnya.

Seketika mata milik Daffi berbinar,
"Ade api?"tanyanya penuh harap,ia melihat kearah Daniel yang tersenyum.

"Iya dia Adek Daffa sama Daffi,adeknya bang Saga sama bang Davra juga.Dijaga ya adeknya,"ujar Edward lembut,ia mengusap surai pirang milik kedua cucunya.Entah mengerti atau tidak Daffa dan Daffi mengangguk antusias mereka menatap sayang kearah adik kecil mereka.

"Apa kalian sudah menyiapkan nama untuk putra bungsu kalian?"tanya Edward,wajah yang biasanya datar kini melembut melihat interaksi ketiga cucunya yang manis menurut para orang dewasa.

"Sudah Dad,Agatha sudah menyiapkan nya,"jawab Dania melirik kearah Daniel.

Dania tersenyum lembut,wajahnya terlihat sangat bahagia,ia dengan mantap menyebutkan nama anak bungsu mereka,pangeran keluarga Narendra.

Daniel tersenyum lirih,mengingat kenangan manis saat putra bungsunya terlahir.Putra yang sempat ingin ia bunuh.Ia tidak dapat membayangkan jika dulu ia menyerah,namun lagi lagi takdir menguji keluarganya,seakan akan ia senang bermain main dengan mereka,tepat sehari putranya lahir,seseorang menculiknya saat putranya tertidur didalam ruangan inkubator.

Daniel sangat ingat saat beberapa perawat terlihat panik berlarian di koridor rumah sakit.Ia yang saat itu baru menjenguk putra bungsunya bersama si sulung dan putra keduanya,ia mendengar suara mereka yang menyebutkan hilangnya seorang bayi,ada sedikit rasa iba namun saat ia akan kembali tubuhnya membeku,napasnya memberat,pandangannya kosong disaat itu beberapa anak buahnya berlarian.Saat itu amarah Daniel meledak,ia langsung menyuruh semua anak buahnya mencari putranya.

Daniel mengecup sayang dahi Agatha,ia mengusap wajah ayunya yang lelah,guratan guratan halus mulai terlihat.Kembali perasaan bersalah menggerogoti hatinya.Diantara yang Lainnya,Agatha yang paling terpuruk akan hilanganya putra mereka.

"Mas janji,akan bawa baby secepatnya,kamu yang kuat ya."Daniel ikut menyusul Dania kealam mimpi,ia tidak menyadari seseorang yang memperhatikan keduanya sejak tadi.

"Saga bakal bawa baby kembali."

TBC

PRINCE or SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang