5.New Life

2.4K 285 7
                                    

Selamat tahun baru kalian🎉🎉

[HAPPY READING]
°
°
°
Jangan lupa Vote & komen

°
°
°

Dua tahun berlalu.

Seorang pemuda dengan kaca mata tebal berlalu terburu buru kearah gerbang sekolah yang akan tertutup,peluh membanjiri wajahnya,napasnya tersengal senggal.Ia berlari cukup jauh dari dari halte bis.Ia Sean,karna terlalu lelah sehabis pulang kerja paruh waktu Sean harus terlambat bangun padahal jarak kostannya dengan sekolah lumayan jauh apalagi ia harus berjalan selama beberapa menit dari halte bus.

Sean memandang sendu kearah gerbang yang sudah tertutup beberapa siswa yang masih terlihat dihalaman sekolah memandangnya remeh seakan mereka mengejeknya.Sean menunduk enggan membalas tatapan mereka.

Ia membuka hp bermerek Samsung miliknya yang sedari tadi ia genggam.

"Jam 08.05"gumam Sean.Berarti ia hanya terlambat lima menit.Sean membulatkan tekadnya ia berlari meninggalkan gerbang bertuliskan SMA Nusa Bangsa.Jika kalian berpikir Sean akan pulang jawabannya salah ia berlari kearah kebelakang sekolah.Ia ingat ada sebuah pintu yang biasannya digunakan untuk membolos.

"Di kunci ternyata."Sean menghela napasnya lelah melihat satu satunya pintu yang menjadi harapannya ternyata terkunci.Wajahnya terlihat lesu ia tidak ingin absennya kosong yang berakibat terancamnya beasiswa yang ia dapatkan.Memohon pada penjaga sekolah pun percuma hanya buang buang tenaga.Satpam sekolahnya terkenal sangat disiplin soal waktu.

Sean melirik kearah tembok yang lumayan tinggi,ia mlihat keseliling ternyata tidak ada orang.

"Gak ada orang kan ya."Sekali lagi Sean memastikan.Sean yang yakin tidak ada orang dibalik tembok melemparkan tas ransel miliknya.Ia mundur beberapa langkah,berlari dengan kecepatan lumayan kencang,dan

Hap

Ia meloncat dengan apik keatas tembok,melihat halaman belakang sekolah ternyata benar benar kosong ia loncat kebawah dan syukurlah ia mendarat dengan mulus.

"Anjing ternyata tinggi juga ya nih tembok."ujarnya mengamati tembok yang baru saja ia loncati.Sean langsung membekap mulutnya takut takut ada yang mendengarnya mengumpat.Bisa hilang imagenya sebagai anak cupu yang tersakiti.Sean tidak sadar ada yang mengamatinya sejak tadi.

"Jago juga tuh bocil."

Sean memungut tasnya yang tergeletak dan langsung pergi menuju kelasnya yang berada dilantai 2.

SMA Nusa bangsa merupakan sekolah elit di kawasan Jakarta.Hanya orang orang kaya dan berprestasi yang bisa merasakan berbagai fasilitas mewah yang tersedia.Sean mendapatkan beasiswa selama setahun jika ia dapat mempertahankan prestasinya beasiswanya akan berlanjut.Keberadaan Sean dianggap hanya sebuah angin oleh teman teman kelasnya tidak membully dan tidak juga monolongnya,sama seperti cerita novel anak beasiswa pasti mengalami perundugan hal ini juga dirasakan oleh Sean beruntunglah Sean memiliki mental yang kuat.

Sean berlari disepanjang koridor kelas 10 yang berada di lantai 2 berhenti tepat didepan kelasnya yang tertutup.Ia menghela napas dengan oerlahan membuka pintu itu.

Byurrr

Tubuh Sean basah,bau menyebar kemana mana.Pantas saja pintunya tertutup tapi Sean tidak dapat mendengar guru yang mengajar.Ternyata untuk menjebaknya saat pintu terbuka ember yang sudah disiapkan akan menumpahkan air berwarna hitam itu.

Sean berusaha menahan kekesalannya ia sudah lelah berlari lari sejak berharap bisa segera masuk kekelas mengikuti pelajaran tanpa hukuman dan Bullyan tapi sirna sudah harapannya.

Ia sempat melirik kedalam kelas teman temannya tampak enggan menolongnya bahkan beberapa terlihat tertawa.Ia menunduk memainkan sepatunya yang ikut basah kedua tangannya saling bertautan.Terdengar gelak tawa yang keras dari samping kelasnya.Ia menoleh untuk melihat sang pelaku.Sean tau siapa yang memasang jebakan itu.Bukan teman sekelasnya tapi orang yang selalu mengganggunya dimana pun dan kapanpun.

"Anjirrr Lo abis kecemplung got ya."Ejek  Dion .Ternyata kelasnya juga kosong ia dan teman temannya mendekati Sean yang hanya diam.Sean bingung kenapa Dion senang mengganggunya seingatnya ia tidak pernah mengusiknya.Ayolah ia hanya bocah cupu yang ingin hidup tenang.

"Iuwhhhh Lo bau,gak pernah mandi ya,jangan jangan Lo gak mampu bayar air."Dimas  menutup hidungnya sambil tertawa.Memandamg remeh kearah Sean.Sean kembali menunduk.

"Sebe-nernya aku sa-lah apa sa-ma kalian,kenapa suka ganggu saya"ujar Sean lirih ia benar benar merasa lelah,kepalanya berkunang kunang namun ia berusaha menghiraukannya.

"Lo gak punya salah kok,cuma muka Lo emanggg pantas buat dibully."Ciko mendorongnya hingga terjatuh,Sean hanya diam kepalanya semakin pusing,tubuhnya menggigil kedinginan.Mereka bertiga memang terkenal suka menbully orang apa lagi korbannya rata rata seperti Sean anak beasiswa dengan penampilan cupu.

"Udahlah gaes,mending kita kekelas nanti kita dihukum lagi,bye bye nerd."ketiganya meninggalkan Sean yang masih menunduk.

"Lo gak papa?"Sean merasakan sebuah tepukan di bahunya.Matanya mulai kabur,Sean berusaha berdiri ia tidak ingin terlihat semakin menyedihkan.Ia dapat melihat beberapa dari temannya menata iba kearahnya.Sean tidak suka itu.Laki laki itu mengulurkan tangannya untuk membantu Sean berdiri tapi Sean tidak menerimanya.

Melihat Sean yang tidak menerima uluran tangannya ia menariknya kembali.

"aku gak papa,terima kasih karena udah perduli."Teman kelasnya mengalihkan pandangan dari Sean mereka merasa tertohok mendengar ucapannya bagaimanapun mereka tau kalau Dion dkk menyiapkan jebakan untuk Sean tapi mereka hanya diam.

Sean tau siapa laki laki dihadapinya terlihat dari jaket yang ia kenakan.Devano Megantara,teman sekelasnya yang duduk di bangku belakang.Sean jarang melihat Devano ada dikelas alias langganan bolos bersama teman temannya yang merupakan kakak kelas mereka.Kenapa Sean tau soalnya Devano paling mencolok dikelasnya bukan hanya dikelasnya saja sih tapi diangkatan kelas 10 alasannya nanti juga tau.

"Lo yakin gak papa,muka Lo pucet."Entah mengapa Devano tidak suka melihat Dion dkk yang membully sean.Padahal Devano terkenal cuek terhadap orang asing.

"I-ya aku gak papa."Devano melepaskan jaketnya,lalu menyampirkan dibahu Sean menutupi tubuhnya,bajunya yang basah mencetak jelas tubuh Sean.

Sean tersentak,bahkan teman sekelasnya terkejut mereka mulai berbisik bisik.

"Jangan nanti jaket kamu basah terus bau."panik Sean berusaha menolak.

"Pakai aja badan Lo Nepak tuh."ujar Devano santai,wajah Sean memerah ia langsung melihat seragamnya yang transparan

"Tapi.."

"Udah Sana bersihin diri Lo,atau mau gue anter sekalian."Sean menggeleng kencang menolak ajakan Devano,bahkan ia melupakan kepalanya yang pusing.Ia tidak mau berurusan dengan Devano.

"Kalau gitu makasih nanti jaketnya pasti aku kembalikan."Sean meninggalkan kelasnya menuju toilet tubuhnya sedikit limbung Devano dengan sigap menahannya tapi lagi lagi Sean menolaknya.Devano memandang Sean yang perlahan menjauh.

"Ckk,mata kalian gak butakan."Devano meninggalkan kelas.

TBC

PRINCE or SEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang