Constellation 04 : Winter on Winter

9 4 0
                                    

          “Chloe, Chloe, perkenalkan, ini kakakku yang kedua, Calliro!”

Hm? Ah Lyra, adik kecilku yang imut! ada apa, hah?”

Ukh, Kak Cal, hentikan. Aku tidak mau dipanggil imut, aku sudah besar!”

“Tapi kau tetap adik kecilku yang imut. Kemarilah, Lyra, peluk kakaakk~”

“Dasar, yang terlihat seperti anak-anak itu justru Kak Cal. Tetapi baiklah, karena aku sayang saudara-saudaraku, peluk kakaakk~!”

“Ah, aku hampir melupakannya. Kak Cal, ini temanku yang sering kubicarakan itu, Chloe!”

S-salam kenal, nama saya—”

“Yo, salam kenal! Tak perlu sebutkan namamu lagi.

Kau tahu? Aku takkan mengingatnya, hahaha~!”

“Eh?”

“Ah, omong-omong. Pakaianmu terlihat kurang cocok untuk dikenakan disini. Tenang saja, aku punya pakaian yang lebih cocok untukmu!”

“Hei, kau! Ya, kau yang membawa ember dan lap.

Pinjamkan pakaianmu padanya. Pakaian yang kau pakai lebih cocok dibanding pakaian lusuhnya, ahahaha!”

𓏲 ‹ 𖤐 › 𓏲

          “S-sebenarnya aku menemukan beberapa kejanggalan sejak tadi...,” Laiqa mulai angkat bicara.

“K-kejanggalan? Apa maksudmu, Laiqa?”

“A-aku tidak punya banyak waktu, sebelum ‘kusir’ itu menyuruhmu untuk turun. Aku akan langsung pada intinya!”

“Kusir itu, dia sepertinya menyembunyikan sesuatu. Kau ingat saat ia membicarakan tentang rumor temanmu itu? Ia merujuk Grand Duke Kelhurn dengan kata ‘dia’!”

Ah, benar. Aku tidak menyadarinya!

Chlorae tahu, Grand Duke Kelhurn sangat disegani oleh semua orang. Kepala keluarga Kelhurn saat ini, Arphein Kelhurn, terkenal akan kebengisannya dalam memimpin. Ia tak memiliki rasa ampun bagi yang melakukan kesalahan sekecil apapun.

Karena itulah, tak ada seorang pun yang berani merujuknya dengan kata “dia”. Itu terkesan tidak sopan dan seakan berani menantang sang Grand Duke. Orang-orang lebih sering memakai julukan dalam memanggilnya, seperti “Iblis Naga Emas” dan “Vampir Gila”.

...Winter, kusir itu baru saja menyebutnya “dia”.

“T-tak hanya itu, apa Chwowee lihat perlakuan ksatria Kelhurn padanya tadi? Mereka memanggilnya dengan ‘kau’ tetapi mereka menyebut diri mereka ‘saya’ di depannya. Bukankah itu aneh?”

Ya, Chlorae ingat bagian itu. Tetapi ia tak mempedulikannya. Chlorae memang memiliki tingkat kepekaan dan ketelitian yang sangat rendah, untung saja ada Laiqa yang cukup teliti.

Chlorae segera berpikir cepat. Menyatukan potongan-potongan puzzle seperti ini adalah salah satu keahliannya.

Panggilan “dia” untuk Grand Duke Kelhurn, “saya” dan “kau” yang tidak seirama, lalu...

Mata kuning tembaga, ditambah dengan nama Winter yang terasa tidak asing.

Jika kita ambil kesimpulan dari semua ini, itu berarti...

𓏲 ‹ 𖤐 › 𓏲

Chlorae melihat ke samping kirinya. Disana terdapat pelabuhan dengan ratusan kapal kontainer. Penghalang antara jalanan dan laut tidak terlalu tinggi.

Céleste LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang