Constellation 05 : Happy Lucky Escape 2 [REVISI]

6 3 8
                                    

"Uhuk, uhuk! Uhuk..!"

"C-chwowee, apa kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, uhuk! Terima kasih sudah menyeretku naik, Laiqa...,"

"Chwowee tahu?

"TADI ITU GILA! APA YANG CHWOWEE LAKUKAN, HAH? MELOMPAT LANGSUNG KE LAUT YANG SEPARUH MEMBEKU PADAHAL KAPAL KONTAINER INI SUDAH CUKUP JAUH MENINGGALKAN TEMPAT. APA CHWOWEE INGIN BUNUH DIRI?"

"Ahahaha, itu memang rencanaku, Laiqa. Melompat saat kapal sudah berangkat, tetapi saat jangkar masih belum sepenuhnya dinaikkan keatas. Kita bisa berpegangan pada jangkar kapal dan naik secara diam-diam. Bukankah itu ide yang cukup bagus? Sepertinya Lord Calliro juga tertipu." Chlorae meluruskan kedua kakinya.

Pakaian Chlorae basah kuyup. Begitu juga dengan Laiqa, bulu tebalnya basah dan membuatnya menjadi berat. Laiqa tak kuat untuk melayang sambil membawa bulu basahnya yang berat, ia pun akhirnya duduk diam di samping Chlorae. Dua roti Chlorae baik-baik saja karena plastik kedap udara dan kedap air yang membungkusnya. Begitu pula dengan tas hitam persegi panjang Chlorae, tas itu terbuat dari kulit tetapi sudah disemir dengan semir anti-air.

"Tetap saja...!" Laiqa menggembungkan pipinya.

Chlorae segera mengangkat domba berukuran mini tersebut dan memangkunya, "Aduh, aduh, domba kecilku ini. Yang penting sekarang kan kita sudah tidak apa-apa~"

"I-i-ini sangat apa-apa! M-memang Chwowee tahu kapal ini akan menuju kemana, mbekk?" Laiqa bicara dengan gagap. Mungkin ia merajuk. Laiqa segera turun dari paha Chlorae dan lebih memilih duduk di atas tas kulit Chlorae. "Ah, itu sangat mudah. Kau ingat, ini adalah pelabuhan yang paling dekat dengan Aeris. Jadi kapal ini mungkin akan tiba di Aeris juga."

"Chwowee, jangan bermain-main!" Laiqa sedikit meninggikan suaranya lagi. Chlorae yang tadinya bersikap santai langsung memasang senyumnya. Tidak, itu tidak terlihat seperti senyum bahagia....

Chlorae menundukkan kepalanya,

"Kau tahu, Laiqa? Apa yang kau katakan tadi benar. Ini memang gila. Tetapi tadi itu situasi yang sangat genting. Jika kita tertangkap oleh Win- maksudku Lord Calliro, habis sudah kita.

Semua orang tahu, jika Grand Duke Kelhurn sudah ikut campur kedalam sebuah masalah, maka masalah itu akan terselesaikan dengan mudah. Ya, mereka 'memusnahkan' masalah tersebut. Sebagai pemilik gelar kebangsawanan tertinggi di Kekaisaran Ymosquerl, apa susahnya bagi mereka untuk melakukannya?"

Chlorae melanjutkan, "Mereka berbahaya. Sangat sangat berbahaya. Jika kita masih ingin selamat dari mereka, maka kita juga harus nekat 'melarikan diri' dari masalah sejauh mungkin. Kau paham, kan?"

"Baiklah, baiklah." Laiqa menghembuskan napas letih. "Aku mengerti sekarang, mbek. Aku akan tetap mengikuti Chlorae kemanapun itu...!" lalu ia mengepalkan kedua tangan- ah, mungkin kakinya? Intinya, ia sudah bertekad tidak akan meninggalkan Chlorae.

"Hehehe, terima kasih, Laiqaaa~!" Chlorae terkekeh geli dan langsung memeluk Laiqa dengan erat.

𓏲 ‹ 𖤐 › 𓏲

"JANGAN LARI, KALIAN! KEMBALIKAAN!"

"KYAAAAA! TOLONG, SIAPAPUN TOLONG!"

Laiqa dan Chlorae berbelok ke tikungan di ujung jalan dengan tajam, membuat Chlorae hampir kehilangan keseimbangannya. Tetapi Laiqa selalu ada untuknya.

Domba seukuran kurcaci itu menarik kerah kemeja putih lusuh Chlorae dengan sigap sebelum Chlorae benar-benar bersentuhan dengan tanah.

Chlorae kembali berlari secepat yang ia bisa. Tenaganya sudah terkuras sangat banyak.

Selama di panti asuhan, ia sangat jarang keluar dari kamarnya. Ketika anak-anak asyik bermain di halaman panti yang luas tanpa lelah, Chlorae lebih memilih melihat mereka dari jendela kamarnya saja dan melakukan kegiatan di kamar.

Karena itulah tubuhnya lemah, ia tak terbiasa berlari selama lebih dari lima menit, seperti sekarang ini.

Lalu apa yang terjadi lima menit yang lalu? Mari kita memutar kembali waktu....

"Hey, Laiqa, apa kau yakin kita harus melewati rumah ini untuk sampai ke rumah Baron Rothstein?"

"Y-yaaa... mungkin?"

"H-hey, apa maksudmu dengan 'mungkin'?"

"Yaaa, bagaimana, ya? Seingatku kita juga harus melewati hutan, tetapi hutannya tidak berkabut tebal dengan pepohonan yang tinggi dan nampak menakutkan seperti ini...."

Chlorae menatap Laiqa tajam dan membuat wajah tidak percaya. Seakan mengatakan, "Apa-apaan ini? Yang memberi saran siapa, yang lupa siapa, hah? Jadi selama ini kita hanya berjalan tanpa tahu tujuan yang pasti? Apakah sia-sia kita melarikan diri dari 'Winter' tadi jika ternyata kita tak tahu arah?"

Laiqa bisa membayangkannya. Ia menelan ludah. "K-kalau begitu, kenapa kita tidak bertanya arah dahulu pada orang lain? Agar lebih pasti?"

"Huuf, baiklah. Ayo kita kembali ke tengah kota dan berta-"

Tepat sebelum Chlorae menyelesaikan kalimatnya, seorang wanita seusia enam puluh tahunan membuka pintu rumah dengan keras. Sangat keras, hingga burung-burung gagak yang tadi bertengger di pohon-pohon hutan terbang luntang-lantung.

Wanita itu segera berteriak, "KEMBALIKAN BUKUKU!"

"Eh?" Chlorae dan Laiqa terkejut dan kebingungan. Mereka tidak pernah mengira ada manusia yang menghuni rumah tua di tengah hutan tersebut.

Chlorae segera berbicara dengan terbata-bata sambil menundukkan kepalanya, "M-m-maaf, tetapi kami t-tidak mengambil buku anda...."

"KEMBALIKAN! KEMBALIKAN BUKU MILIKKU, BOCAH TENGIK!" bukannya tenang, wanita itu menjadi semakin marah. Ia berusaha berlari menangkap Chlorae.

Tentu saja Chlorae tak tinggal diam, ia lari tunggang-langgang secepat yang ia bisa agar tidak tertangkap. Laiqa langsung berpegangan pada pundak Chlorae agar tidak terbawa angin, ia berseru, "CHWOWEE, WANITA ITU SEPERTINYA GILA. CEPAT LARI KE KOTA DAN MINTA BANTUAN PENDUDUK!"

Tanpa Laiqa bilang pun, Chlorae memang berniat pergi ke kota. Ia tahu ia tak jago berlari dalam waktu lama seperti ini, tetapi ia tetap akan berusaha sebisa mungkin.

Ini seperti lomba maraton antara pelari profesional dan amatiraaan!

𓏲 ‹ 𖤐 › 𓏲

"Jadi, gadis kecil, kau dituduh mencuri buku milik wanita itu dan dikejar hingga membuat keributan di pasar kota?" seorang ksatria kerajaan bertanya dengan lembut. Ia sedang berpatroli dan menemukan Chlorae yang sedang dikejar oleh wanita tersebut saat melintasi pasar kota. Para ksatria kerajaan yang berpatroli di daerah tersebut segera membawa mereka berdua ke pos patroli dan kini mereka sedang diinterogasi.

"B-benar. S-saya hanya pergi ke tengah, hiks, hutan untuk mencari rumah seseorang. Saat saya berniat kembali ke, hiks, kota karena tidak yakin bahwa ini adalah rumah orang yang, hiks, saya cari, tiba-tiba wanita tersebut keluar dari rumahnya, hiks, dan menuduh saya mencuri kalungnya... HUWAAAA!" Chlorae mati-matian menahan tangisnya, tetapi matanya sudah tak kuasa untuk menahan banyaknya air mata yang berkumpul menyelimuti bola matanya.

Tiba-tiba pintu pos patroli terbuka dengan cukup kencang, seorang pemuda usia dua puluhan berlari dengan tergesa-gesa lalu menyahut, "Saya yang akan bertanggung jawab atas gadis kecil ini, pak!"

𖤐-Constellation 05 : END-𖤐

Happy Lucky Escape because this chapter is HAPPY and Chlorae is LUCKY (2)

HEHEHEHEHEHE AKHIRNYA KIYO BALIK JUGA DAN HEHEHEHE MUNCUL JUGA AKHIRNYA HEHEHEHE PEMBURU OM-OM MANA SUARANYA-
/TERGEPLAK OLEH READER YG WARAS (bener kan? . ❛ ᴗ ❛.)/

Sygnya Kiyo adalah pemburu shota yg imoed" bin kiyowo".

TAPI KALO OM-OM INI SIH KIYO GA BAKAL NOLAK-
Reader : IDIHHHH MARUK MARUK KIYO MAH

O-o-okye, sekian dari Kiyo. Izin kabur dulu sebelum dikejar pemburu om-om yg bawa goloq. SEE U NEXT CHAPTER, ADIOOOSS~!☆

Sincerely,
Eine Kiyoru♡
2020.1.26

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Céleste LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang