27 Desember 2019Akhirnya hari ini datang lagi. Berkedok memper-erat hubungan, pertemuan keluarga besar yang rutin dilakukan setiap tahunnya ini sebenarnya adalah ajang pamer bagi para manusia yang saat ini memasang topeng-nya masing-masing.
Jika dilihat dari atas kepala hingga ujung kaki, penampilan tersebut ternilai berlebihan jika hanya untuk menikmati makan malam yang sudah memasuki tahun ke-12 ini.
Namun sekali lagi ini memang bukan hanya makan malam biasa. Tanpa di sadari, mereka sendirilah yang membuat acara ini terkesan lain. Suasana yang seharusnya hangat dan manis antar kerabat itu malah terasa dingin, menegangkan, dan begitu palsu.
Para anak yang sudah tidak pantas lagi disebut anak-anak itu lebih memilih diam membiarkan para orang tua mendominasi pembicaraan. Mereka sadar, ada saat dimana suara mereka-lah yang menjadi dasar primer dari adanya pertemuan ini.
Makanan penutup telah tiba, yang artinya inti sebenarnya dari acara ini baru saja dimulai.
"Ini kali pertama aku melihatmu tampil brewok seperti itu, Taehyung-a."
Kalimat pertama yang menjadi pembuka bagian ini, membuat seluruh insan yang ada disana sontak menatap seorang pria yang namanya baru saja disebutkan.
Sedangkan pria yang menjadi sasaran pertama itu hanya diam, sembari mengangkat satu alisnya menanggapi banyak mata yang kini menatap dirinya. Taehyung merasa tak perlu menjawab ujaran barusan. Menurutnya, sama sekali tidak penting menanggapi hal tersebut. Lagipula ini dirinya, apakah brewok-nya sepenting itu hingga harus menjadi topik pembuka? Basi sekali.
Jika saja tidak demi menghormati para tamu sebagai tuan rumah, Taehyung tentu akan enggan ikut dalam acara tidak penting ini.
Wanita yang ber-identitas sebagai bibi tertua dari Kim Taehyung itu berdecih kecil melihat sang keponakan yang sama sekali tidak menanggapi-nya. Kemudian kembali berujar, "Apa pekerjaanmu seberat itu hingga tidak sempat untuk mengurus dirimu sendiri?"
Taehyung menatap sang bibi sebentar, menghela nafas kasar karena lagi-lagi di ajukan pertanyaan yang tidak penting. Terlalu muak, ingin rasanya ia pergi saja dari acara sialan ini. Namun saat dirinya akan beranjak, matanya teralihkan pada makanan penutup yang belum ia sentuh sedikipun.
"Itu makananmu sisa sedikit, dihabiskan dulu. Jangan membuang-buang makanan."
Terasa begitu nyata, suara yang terngiang di dalam kepala itu nyatanya mampu membuatnya tidak jadi beranjak dari sana. Dengan mata yang terasa mulai memanas, pria itu lalu meraih sendok dan mulai memakan hidangan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Trust
Fanfiction"Losing all trust just because of a misunderstanding." Start ; [02 Januari 2022] End ; -