4. Lost

463 69 13
                                    


2015, Seoul.

Waktu demi waktu menjadi saksi atas pertumbuhan setiap manusia, hewan, dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut tumbuh dengan cara yang beragam, jika ia di sayangi dan dirawat dengan sepenuh hati. Maka hasilnya pun akan bersifat memuaskan, manusia yang tumbuh menjadi manusia yang berprilaku baik dengan hati yang menerima dan memberi banyak cinta. Hewan yang tumbuh dengan sehat dan terjaga hingga tua, dan tumbuhan yang hidup tanpa pernah ada kelayuan didalamnya.

Lalu bagaimana jika makhluk hidup tersebut tumbuh dengan tidak semestinya?

Nyatanya, lebih banyak kegagalan daripada keberhasilan di dunia ini. Gagal dalam mendidik anak, gagal dalam berumah tangga, dan masih banyak lagi. Lalu bagaimana jadinya seorang anak yang tumbuh tanpa didikan orang tua? bahkan tanpa satupun keluarga? bisakah ia memberi banyak cinta disaat dirinya sendiri tidak cukup menerima banyak cinta?

Bae Joohyun percaya, semua hal yang terjadi di dunia ini memiliki alasan. Bahkan rasa sakit sekalipun. Joohyun percaya, bahwa rasa sakit itulah yang membuatnya mampu bertahan sejauh ini. Namun Joohyun, dirimu masih 20 tahun. Perjalananmu masih panjang, sanggupkah kamu menghadapi dunia yang semakin mengerikan dari waktu ke waktu?

"Aku pasti bisa."

Bae Joohyun seakan berdebat dengan isi kepalanya setiap kali ia melamun seperti sekarang. Jika saja pelanggan di toko lebih ramai hari ini, mungkin ia bisa terhindar dari pemikiran yang datang tiap kali ia berdiam diri.

Maka dari itulah Bae Joohyun tidak boleh berdiam diri lama-lama. Setelah selesai di toko kue pada sore hari. Joohyun akan pulang sebentar kerumah untuk sekedar mandi dan berganti pakaian. Lalu melanjutkan pekerjaanya di restoran kecil yang tidak terlalu jauh dari rumahnya hingga jam 10 malam.

Sebenarnya bisa saja Joohyun beristirahat sebentar di rumah, namun ia rasa ia tak punya waktu untuk itu. Bae Joohyun harus berjalan kaki dari rumah setiap hari ke tempat dimana ia berkerja demi menghemat keuangannya. Lagipula ia rasa, berjalan kaki malah akan membuat ia jauh lebih sehat dan tidak mudah sakit.

Joohyun sangat takut jika ia tanpa sengaja harus beristirahat dirumah karena sakit, ia jadi tidak bisa berkerja dan mendapatkan uang.

Setelah sampai, Joohyun segera beranjak ke dapur dan memakai celemek yang tergantung disana. Melihat banyaknya pelanggan yang datang menjelang malam ini. Nampaknya mereka telah mereservasi restoran sebagai jamuan makan malam para pekerja berpakaian rapi ini.

Nampak suami istri pemilik restoran tersebut melayani para pelanggan dengan menunjukkan meja. "Joohyun-a! syukurlah kau sudah datang. Pergilah mengantarkan minuman pembuka untuk pelanggan, yang lain sudah sibuk di dapur."

Wanita yang biasa dipanggil Bibi Jung itu mendorong Joohyun pelan dan kembali sibuk melihat keadaan di dapur restoran miliknya. Joohyun mulai melangkah mendatangi meja yang paling dekat dengan membawa nampan minuman yang sudah ia ambil sebelumnya. "Minuman pembuka sembari menunggu sajian makan malam siap." ujarnya dengan sopan.

Serentak semua yang ada di meja itu menoleh dan terdiam untuk beberapa saat. Joohyun yang merasa tidak ada sahutan apapun, lantas mengangkat kepalanya melihat para pelanggan yang ternyata menatapnya dengan berbagai ekspresi. "Ini silahkan diminum." ujarnya lagi dengan meletakkan gelas terakhir menundukkan diri dan segera beranjak pergi dari meja isi sepuluh orang itu.

"Cantik sekali!"

"Wah... jadi kau sengaja memilih restoran kecil ini huh? kerja bagus."

"Tidak, aku bahkan tak pernah melihatnya sebelumnya."

"Aku harus meminta nomornya!"

"Bagaimana bisa ada manusia secantik itu?"

"Kalian berlebihan, seperti tak pernah melihat wanita cantik saja."

Lost Trust Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang