"P-papa pulang? A-apakah hari itu akan terulang lagi?"
"K-kakak" Haru memeluk {Name}
"KENAPA MAMA DI SINI" Teriak papa
"HARUSNYA MAMA YANG TANYA, KENAPA PAPA DI SINI" Teriakan mama lebih keras
"WANITA SEPERTI DIRIMU ITU JANGAN PERNAH TERLIHAT DI MATAKUU!" Teriak kesal papa
"HEI SADAR DIRI LAKI² BUSUKKKK!!!" Teriakan mama melengking
"APA KATAMUU!" Papa semakin kesal
Tangan papa melayang menampar mama
"MAMAAA!!" Teriak {Name} dan Haru
*PLAKKK...!*
{Name} membuka matanya, dan disana ia melihat Akabane menghempaskan tangan papa. Terlihat sangat jelas pukulan itu keras dan membuat tangan Akabane berwarna biru
"A-akabane kau tidak apa²?" {Name} menghampiri Akabane
"Berhentilah menjadi laki² jika kau tidak bisa menyanyangi perempuan yang kau pilih sendiri!" Akabane menatap tajam papa
Haru mendekati mama dan membawa mama masuk kedalam
"Perempuan yang kau pilih sendiri?" Papa menunduk ke bawah dan menangis
"P-papa menangis? Apakah papa menyadari perbuatannya"
Tiba² papa keluar dari rumah, aku ingin mengikutinya tetapi Akabane...
"Akabane, mari ke kamar ku. Kita obati dulu luka mu" {Name} cemas
Akabane tersenyum, lalu mengangkat {Name} sampai ke kamar atas
"A-akabane turunkan aku, nanti tangan mu bisa semakin parah" {Name} di buat semakin cemas
Akabane tak berkata-kata, ia hanya menatap dan tersenyum seakan-akan ingin melakukan sesuatu yang aneh
*Bruk...!*
Akabane melempar {Name} ke kasur
"Ssttt, tidak usah banyak bicara" Akabane tersenyum
Hanya sekedip mata, Akabane sudah berada di atas tubuh ku. Lalu ia mendekatkan bibirnya ke bibirku
"Nikmatilah"
Saat {Name} merileks kan badan, tak sengaja tangan {Name} mengenai tangan Akabane yang biru
*Bruk*
"M-maaf {Name} Chan"
Dan posisi kami sekarang berpelukan, entah kenapa pelukannya begitu hangat
"B-bagaimana tangan mu" {Name} bertanya
"Sedikit sakit" Akabane berbohong
{Name} mencoba melepas pelukan Akabane, lalu ia turun kebawah mengambil air hangat, es batu, dan kain
"Nah ulurkan tangan mu" Muka cemas {Name} kembali terlihat
Akabane awalnya sempat menolak, namun setelah melihat tangan {Name} ia langsung menerimanya
"Awh" Akabane kesakitan
"Tahan sebentar" Jawab {Name}
Saat {Name} mengompres tangan Akabane, {Name} penasaran akan sesuatu
"Akabane, kenapa kau bisa muncul tadi" Tanya {Name}
"Saat papa akan menampar mama bukan? Kemarin Asano menghubungi ku, katanya ia tidak akan berkencan dengan mu. Dan aku berfikir kenapa tidak berkencan denganmu dari pagi sampai malam" Jawab Akabane dengan kesakitan
"Apakah masih sakit? Jika tidak sakit sekarang kita berkencan" Jawab {Name} penuh semangat
Tiba² Akabane berdiri dan bersiap-siap
"Akabane?" {Name} tersenyum
"Ayo cepat kita berkencan, rasa sakitnya sudah hilang" Akabane bergegas
Lalu {Name} dan Akabane turun kebawah, ada mama yang sudah tak menangis
"Mama tidak apa²?" Tanya Akabane
"Oh calon menantuku, tentu saja mama baik² saja karena mu. Bagaimana tanganmu?" Mama bertanya balik
"{Name} merawat tanganku dengan baik dan cepat, sekarang baik² saja dan izinkan kami berkencan" Akabane tersenyum lebar
"Tentu saja, jaga anak ku baik² ya" Mama terlihat lebih santai
"H-hei kak Akabane, rawat kakak ku yang tidak berguna itu" Haru malu
"Okeh Haru, kau ini terlalu cemas ya" Akabane menggoda
"T-tidak juga" Haru menjawab dan bersembunyi di balik mama
"Hahaha, baiklah kami pergi dulu" {Name} menghembuskan nafas lega
"Dadah, sampai malam pun tak apa asal bersama Akabane" Mama tersenyum senang
{Name} dan Akabane tersenyum, lalu mereka keluar bersamaan
"Sini tanganmu" Muka Akabane memerah
Tanpa pikir panjang lagi, {Name} memegang tangan Akabane. Tangannya begitu dingin
"Mari jalan" {Name} memberikan senyuman terbaiknya
"Baiklah" Akabane lebih tenang saat melihat {Name}
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
Arigatou udah baca, gimana ceritanya?(´・ェ・`)
Tunggu cerita selanjutnya˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙