"Kesedihan?"
"M-mungkin kah begitu?"
Tiba² kupu-kupu berwarna cokelat melewati {Name}
"B-bagaimana keadaanmu" Tanya penyewa mobil tadi
"T-tolong Akabane, aku mohonn" {Name} menangis keras
*Serrrr...*
Penyewa mobil itu memberi aba² kepada pilot yang berada di helikopter. Dalam satu menit, helikopter telah menemukan Akabane, ia benar² tidak berdaya
"AKABANEEE" Teriak {Name}
{Name} berlari menghampiri Akabane
"Maaf kakak, kami harus membawa dia kerumah sakit. Jika ingin kerumah sakit, kakak harus menunggu polisi agar pasien dapat di interogasi lebih lanjut" Seorang perawat menjelaskan
...
"Baiklah, pastikan calon suamiku itu selamat" Jawab {Name}
Tiba² polisi datang dan membawanya kekantor polisi. Pertanyaan polisi itu terlalu banyak, tapi akhirnya {Name} dibawa kerumah sakit
- Rumah sakit -
"Akabane berada di kamar nomor 301 lantai 3" Jawab polisi itu
"B-baiklah" Jawab {Name}
"Aku mohon selamatkan Akabane"
- Kamar no 301 -
"Akabane?" {Name} menangis
Disana ia melihat mama Akabane menangis
"Apakah kau bernama {Name}?" Tanya mama Akabane
"I-iya" Pikiran {Name} campur aduk
...
"M-maafkan aku, karna diriku Akabane seperti ini" {Name} menyesal
"Tidak, itu bukan salahmu. Ini semua salah mama nak" Mama Akabane menunduk
"Mama dulu memarahinya karna semakin hari ia semakin saja berulah. Sampai akhirnya mama pindahkan Akabane kesekolah biasa dan mencoba membuat Akabane tertekan, mama mengatakan (Lebih baik kau mati saja dari pada berulah lagi!)" Mama menangis
{Name} yang masih remaja memahaminya, {Name} langsung memeluk erat mama Akabane
"Sekejam-kejamnya seorang mama, pasti ada kesedihan yang membuat ia harus melakukan semuanya padahal ia sendiri tidak mampu" {Name} memeluk mama Akabane lebih kuat
"{Name}? Kenapa kau bisa tau padahal kau masih remaja. Tetapi kau benar² idaman mama, apakah kau ingin menjadi menantuku?" Mama Akabane tersenyum
"M-m-menantu mama?" Muka {Name} memerah
"Maaf mengganggu ibu, anak ibu sudah sadarkan diri" Seorang perawat datang
"Tunggu, bukan kah kau perempuan yang mengatakan (tolong rawat calon suami ku)?" Perawat mengingatnya
"Wah ternyata {Name} dan anak ku sudah membuat cinta ya, kenapa tidak langsung menikah saja?" Mama Akabane bergurau
"M-maksudnya ak-" Kata² {Name} terhenti saat melihat Akabane berdiri
"A-akabane? Kau sudah bisa berdiri?" {Name} melihat Akabane tanpa baju, hanya memakai celana panjang
Perawat dan mama keluar dari kamar, muka {Name} memerah saat menatap Akabane. Badan Akabane berbentuk roti sobek, benar² menggoda-
"B-bagaimana keadaanmu" Suasana semakin cangung
"Aku baik² saja, bagaimana denganmu?" Akabane bertanya balik