6. Milik Pribadi

22 2 0
                                    

"Lo ngapain?"

Artha terkejut saat dirinya dipergoki oleh Fajar tengah mengintip melalui jendela kelasnya sendiri.

Gadis itu sontak menoleh terperanjat dan menyikut dada Fajar, kemudian berlalu masuk meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Fajar merasa heran lantas mengikutinya ke dalam kelas.

Lagi-lagi Artha tersentak karena laki-laki itu sudah berdiri di belakangnya. "Mau apa sih lo ngikutin?"

"Helm siapa itu?" Tunjuk Fajar dengan dagunya pada helm yang dibawa Artha. "Setau gue Kino gak punya modelan helm kayak gitu."

"Ya terus apa urusannya sama lo!" Ketus Artha siap mengetuk kepala Fajar menggunakan helm tersebut.

"Ya aneh aja. Lo ada pacar?"

Artha yang melihat Shaga baru saja memasuki kelas bersama Puja sontak mendorong punggung Fajar untuk keluar dari kelasnya. Ia enggan menjawab.

Kebetulan di dalam kelas hanya ada beberapa siswa yang sudah hadir. Artha pun bergegas menghampiri meja Shaga setelah memastikan Fajar sudah pergi.

Artha menyimpan helm di atas mejanya tanpa bicara dan Shaga hanya melirik sekilas, sama sekali tidak acuh. Sementara Puja yang menyaksikannya menatap bingung.

Puja memandangi Artha dan Shaga secara bergantian. Setelah gadis itu berlalu pergi, ia spontan mencerca berbagai pertanyaan pada teman sebangkunya tersebut.

"Kok bisa?" Ujarnya.

Shaga menoleh, melayangkan tatapan yang seakan menyuruh Puja untuk diam.

"Maksudnya ya kok bisa helm itu ada di dia?" Tanya Puja kembali.

"Hilang, mungkin dia nemu." Jawab Shaga enggan.

"O-oh .. "

Puja tak lagi bicara. Ia jelas merasakan ada yang janggal. Entah Shaga berkata jujur atau berbohong padanya, ia yakin ada sesuatu yang tidak beres.

Dan jelas itu adalah jawaban bohong.

Melihat Shaga beranjak dari duduknya dan ke luar sembari menenteng helm yang sebelumnya diserahkan Artha, Puja diam-diam mengekor di belakang. Ia ingin mencari tau ada apa gerangan dengan sahabatnya itu.

Meski hanya baru dekat beberapa hari setelah Shaga mulai bersekolah di sana, Puja terbilang sudah banyak ikut campur perihal urusan Shaga. Bahkan soal percintaannya pun Puja dapat mengoreknya hingga ia tau siapa kekasih Shaga.

Shaga sendiri sudah dibuat pusing dengan tingkah Puja dan akhirnya hanya pasrah membiarkan Puja tau segalanya tentang dia.

Dan alasan konyolnya melakukan hal itu adalah .. "Gue cuman mau mastiin lo bukan pelaku kriminal. Jadi gue siasat semua latar belakang lo."

"Ahh~" Ringis seorang siswi tak sengaja berantuk dengan Puja di koridor.

Gadis yang memisuh tersebut mengeryitkan dahi saat melihat wajah Puja.

"Ngapain lo sembunyi-sembunyi kayak gitu?" Desis Artha.

"Lagi ngikutin siapa lo?" Ia mengedarkan pandangan ke sekitar, mencari tau siapakah yang sedang diikuti Puja sampai laki-laki itu diam mengendap-endap.

"Siapa yang ngikutin siapa?" Cebik Puja mengelak.

Artha lantas memicingkan mata, menelisik wajah Puja yang berdiri di hadapannya.

"Lo gay? Ngikutin Shaga sam–"

"SSTT!" Sergah Puja mencomot mulut Artha dengan tangannya. "Gua masih normal!"

ARTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang