satu

2.6K 195 6
                                    

hi, we meet again🙆
happy reading!

***

pagi ini aku bangun lebih cepat dari biasanya. entah kenapa rasanya tubuhku ingin sekali berolahraga, jadi aku putuskan untuk mencuci muka saja dan mengganti piyama tidurku dengan celana training dan Hoodie hitam kesayanganku, tanpa mandi terlebih dahulu.

hari ini hari sabtu, jadi di jalanan tidak terlalu ramai kendaraan. karena sabtu adalah hari libur untuk sebagian orang-orang.

aku berdiri didepan pintu rumah ini, menghirup udara sebanyak-banyaknya agar masuk ke lubang hidungku untuk kemudian kubuang kembali.

ck! kenapa harus dibuang lagi sih? kenapa ga dibiarin aja gitu masuk kedalam perut atau kemana? bikin repot aja abis disedot eh malah dibuang.

oke, apa yang aku pikirkan? lupakan soal itu.

aku tersenyum lebar mendapati cuaca yang sangat cerah pagi ini. entah karena mood ku yang sedang baik atau memang aku yang baru pertama kali keluar sepagi ini dihari weekend. entahlah aku juga tidak tau.

eits, bukan berarti aku tidak pernah keluar pagi-pagi begini. jika kalian bilang begitu, itu salah besar. maksudku, jarang aku keluar sepagi ini untuk melakukan kegiatan seperti ini, selain kerja kerja dan kerja.

aku mengunci pintu rumah dan mulai berjalan keluar pagar. berjalan santai di trotoar sambil menatap rumah-rumah disekitaran rumahku ini.

aku tinggal di kompleks perumahan yang terbilang biasa saja. dikatakan elit tidak juga dan dikatakan kumuh juga tidak, sedang-sedang saja.

"pagi Ara"

aku menoleh kerumah yang hanya berjarak 2 rumah dari rumahku, seorang lelaki tua yang kurasa umurnya sudah berkepala tiga menyapaku ramah sambil tersenyum. sepertinya ia sedang siap-siap untuk mengantarkan anaknya ke sekolah karena kulihat anaknya sudah berdiri rapi disamping mobil hitam itu dengan pakaian olahraganya.

"pagi pak Ale" jawabku tak kalah ramahnya, tak lupa juga kuberikan senyum manisku kearahnya.

aku kembali melanjutkan olahraga ku setelah tadi berbincang sebentar dengan pak Ale, lalu beliau pamit untuk mengantarkan Tiara anaknya kesekolah.

aku berlari-lari kecil untuk sampai di taman depan kompleks. lumayan jauh dari rumahku karena harus memutar jalan kompleks terlebih dahulu.

aku melirik warung didepan sana. untung saja tidak terlalu jauh dan aku memilih berisitirahat sebentar dikursi taman ini. setelah merasa napasku sudah kembali teratur aku mulai berdiri dari duduk ku dan berjalan kewarung.

kembali kudaratkan pantat mulusku yang tidak terlalu tepos ini ke kursi taman. bukan kursi yang tadi karena disana sudah panas diterpa matahari. tidak mungkin kan aku berjemur disana dan berubah layaknya ikan asin yang dijemur?

kuletakkan botol minum yang baru saja kubeli dan sudah hampir separuh ku minum di kursi samping tempatku duduk. aku memilih mengitari taman ini dengan pandangan mataku. taman indah ini tampak sepi sekali pada pagi ini.
entah memang selalu sepi atau aku yang datangnya tidak tepat waktu? entahlah.

tatapanku berhenti kearah seorang wanita yang sedang berdiri sendirian sambil melihat bunga ditaman ini. rambutnya terurai panjang, cantik jika hanya dilihat dari belakang begini. aku tidak bisa melihat wajahnya karena ia membelakangi ku. sepertinya dia juga sedang berolahraga dan beristirahat ditaman ini juga, terlihat dari pakaiannya yang tak jauh berbeda denganku.

drrrtt

kurasakan ponselku bergetar disaku celana ku. segera kuraba raba saku dan mengambilnya.

"hallo"

"..."

"ya? ada apa Sinta?"

"..."

"bisakah kau bilang padanya bahwa pagi ini adalah jadwal liburku?"

"..."

"come on sinta"

"..."

"okay okay, i'll be there later after exercise. tolong katakan padanya untuk menungguku jika dia mau"

"..."

"yaaa, tunggu aku setengah jam lagi"

click!

sambungan telfon terputus, dan kembali kumasukkan ponselku kedalam saku Hoodie yang kukenakan.

aku menghela nafas lelah. tidak bisakah aku diberi waktu sebentar saja untuk bersantai? argh i need healing yang lama. padahal ini weekend.

lagipula siapa sih yang ingin bertemu denganku. dan ada urusan apa dia denganku. dasar pengganggu hari weekend ku. eits tapi jika dia orang yang penting gimana? duhh sepertinya aku memang harus segera cepat-cepat kesana.

selamat tinggal taman indah, selamat tinggal weekend ku, hiks

aku mulai berjalan meninggalkan taman itu dan tiba-tiba aku teringat wanita tadi. siapa dia, siapa namanya, and yaah wajahnya aku tidak nampak, bodohnya aku. lagian kenapa juga aku sepenasaran ini, buang buang waktu saja.

aku melirik sekilas ketempat dimana tadi dia berdiri, dan yang kudapat hanyalah seonggok bunga bunga indah tanpa ada siapapun disana.

okay Ara, kenapa kau memikirkan nya? lupakan dia, dia bukan siapa-siapa dan tidak ada urusannya denganmu Ara.

aku mulai berjalan lagi perlahan, melewati jalan yang tadi kulewati sebelumnya untuk sampai didepan rumah bercat putih ini.

dengan sedikit terengah, kurogoh saku celana untuk mengambil kunci dan segera kubuka pintu rumah ini.

sepi, sunyi, tapi tak apa. aku sudah terbiasa.

aku masuk ke kamarku segera mengambil handuk dan peralatan mandi lainnya.

oiya kita belum perkenalan. perkenalkan namaku Zahra Nur Khaula, umurku 21 tahun saat ini, aku kini sudah menjadi pemilik dari cafe yang lumayan terkenal di kotaku. Sunshine 88 Cafe namanya, memiliki arti “sinar atau cahaya matahari”. harapannya sih cafe ini akan mampu menjadi cafe yang bersinar dan memiliki banyak pelanggan. sedangkan angka 88 merupakan perlambang angka yang tidak ada ujung putusnya.

oiya ngomongin soal cafe, aku kembali teringat jika aku harus buru-buru bersiap untuk segera kesana karena ada seseorang yang ingin bertemu denganku.

entah dia siapa aku juga tidak tau, Sinta juga tidak memberitahu padaku siapa perempuan itu. yang Sinta katakan padaku hanya bahwa ada seorang wanita muda, yang mungkin terpaut usia satu tahun diatasku ingin bertemu dengan pemilik cafe.

akukan pemilik cafe itu, ya jelas dia ingin bertemu denganku. orang penting memang berbedaa, padahal kan aku ingin berlibur hari ini saja, tetapi bagaimana jika perempuan itu adalah orang yang sangat penting? hiks, aku harus kesana demi cafe ku. healing lagi dilain waktu, semoga saja keinginan ku untuk berlibur walau sehari dikabulkan, amin.

about Sinta? yaa dia bisa dibilang anak buahku. orang yang paling kupercaya untuk mengurusi cafe jika aku memang terdesak ingin meninggalkan cafe itu. tapi tidak dengan mentang-mentang aku punya Sinta semuanya harus dia yang mengatur. tidak, itu tentu saja tidak.

sepenuhnya aku masih mengontrol baik cafe ini. bukan berarti aku tidak mempercayai Sinta, jelas-jelas tadi kubilang dia orang yang paling kupercaya. hanya saja entah kenapa aku lebih suka jika akulah yang mengambil penuh kontrol atas cafe ini.

aku memarkirkan motorku ditempat parkir yang tersedia. melepaskan helm dan mendekati cafe ini. aku berdiri didepannya dan mendongak

"Sunshine 88 Cafe" gumamku

aku menarik nafas pelan namun kuat, lalu menghembuskan nya perlahan. mengerti tidak pelan tapi kuat? dimengerti sajalah ya.

"okay Ara, sudah waktunya mengurus cafe seperti hari-hari biasanya. semangatt!!" ucapku pelan dan tanganku juga terangkat mengepal guna memberi semangat pada diriku sendiri. hiks, hidup sendiri ya begini.



hai, gimana? hehe

Voted?
Comment?

sunshine (chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang