tujuh

872 124 10
                                    

"lo beneran gapapa pergi sendirian?"

aku mengangguk sebagai jawaban

"tapi lo seriusan bisa? kaki lo kan masih bengkak Ara. bahkan bengkak nya makin gede itu dari tadi pagi"

aku menghela nafas pelan "udah deh Sin, gue itu cuman mau ke apotik bentar buat beli salep. bukan mau berangkat ke Dubai yang jauh-jauh sana" kataku kesal padanya

"atau gini aja, lo bawa mobil gue aja ya. lo lebih aman kalo pake mobil gue. lagian ini tuh udah malem Ara, gabaik anak perempuan kaya lo keluar sendirian. pake motor buntut lo itu pula lagi. kalo mogok dijalanan gimana? bahaya tau" katanya

"lagian ya, sekarang itu lagi maraknya kejahatan. nanti kalo lo beneran kenapa-kenapa gimana? kalo lo diculik gimana? eh tapi mana mungkin sih itu penculik mau nyulik lo, yang ada mereka rugi karena lo kan makannya banyak pake banget" lanjutnya lagi berkata sambil tertawa diujung kalimatnya

aku tetap menggeleng pelan, enak saja ia menghinaku dan mengatai motor kesayanganku ini buntut. padahal dengan motor inilah aku sering mengantar nya kesana kemari jikalau ia sedang malas mengendarai mobil mahalnya itu

"engga ah. gue tetep naik motor gue. lagian enakan juga naik motor kesayangan gue. gue juga udah biasa pulang dari cafe malem-malem, bahkan lebih dari jam segini. udah deh lo tenang aja" ucapku yang sudah mulai menyalakan mesin motorku ini

"yaudah iya. lo kan emang udah biasa sendiri soalnya lo kan jomblo akut" ucapnya lagi yang lebih mengarah ke ejekan

aku mendengus sebal mendengarnya. aku ini bukannya jomblo cuman masih single. lagian kaya dia yang ga jomblo aja. eww

"lagian ni ya Ra, gue tu cuman khawatir sama lo, gue beneran takut lo kenapa-kenapa"

aku tersenyum manis padanya yang sedang berdiri disamping motorku ini. yaa, sekarang aku sudah anteng duduk dimotor vespa matic kesayanganku ini untuk segera pergi keluar. aku ingin ke apotik sebentar untuk membeli salep dan setelahnya mungkin aku akan berkeliling sebentar mengitari kota Jakarta ini. karena malam ini adalah malam minggu, atau yang biasa orang-orang katakan 'satnight' jadi tidak ada salahnya jika aku berkeliling sebentar dan meninggalkan Sinta sendirian dirumah ini

hihi, kapan lagi aku bisa bermalam mingguan, berjalan santai sendirian dengan vespa kuning kesayangan

"yaudah deh sana. sejam doang ya, gue tungguin lo pulang. kalo lewat dari jam setengah sembilan, gue kunciin ni pintu rumah biar lo gabisa masuk dan tidur diluar" katanya lagi dan berlalu dari sampingku untuk masuk kedalam rumah

aku menghela nafas pelan "gagal deh niatnya mau jalan-jalan sebentar" gumamku

"tapi gapapa deh, kan bisa muter arah lewat jalan yang satunya biar agak jauh dan lama. lumayan kan gue bisa lama diperjalanan, sambil jalan-jalan" ucapku kembali bersuara dan segera menjalankan motorku menjauh darisana

tak butuh waktu lama, akhirnya aku sampai didepan apotik ini. hanya butuh kira-kira sekitar setengah jam dan sampailah aku di apotik yang terlihat sedikit ramai saat ini

aku mengernyitkan bingung. kenapa apotik ini ramai sekali? sakit massal kah? ah Ara, kebiasaan mu berpikir diluar nalar kembali lagi

aku segera masuk kedalam dan kulihat ada satu resepsionis yang nganggur. ternyata tidak ramai juga disini, yang membuat tempat ini ramai hanyalah orang-orang yang menemani satu orang untuk berobat

"permisi mba" ucapku menyapanya sesopan mungkin. yaiyalah yakali aku teriak-teriak, akukan bukan monyet. emangnya kaya para readers yang suka teriak-teriak sana-sini kaya monyet? eum bercandaa

mba mba itu tersenyum ramah mendapatiku berdiri didepannya

"yaa? ada yang bisa saya bantu?"

"saya mau beli salep buat ngilangin bengkak mbak. mata kaki saya bengkak karena pegel jalan kesana kemari" kataku memberitahu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sunshine (chikara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang