"Gue pamit pulang. Besok gue ke sini lagi."
Arjuna Ghandi Aditama.
.
.
.Di sebuah ruangan yang berukuran cukup besar, ada tiga gadis di dalamnya. Dua di antaranya tengah berdiri di samping tempat tidur gadis satunya lagi. Mereka nampak membicarakan sesuatu yang menyenangkan, hingga gadis yang tengah menggunakan alat bantu pernapasan itu tertawa.
"Apakah kau tahu, Emma? Hari ini Jova mengakui perasaannya, kepada anak laki-laki yang ada di kelas kita." Gadis berambut cokelat yang berdiri di sebelah kanan, berucap seraya tersenyum menggoda gadis yang dia sebut namanya Jova.
"Benarkah?"
July, gadis tadi mengangguk mantap. "Kau bisa menanyakan langsung kepadanya!"
Emma kemudian mengalihkan pandangannya kepada Jova yang berdiri di sebelah kirinya. "Jova, apakah yang diucapkan July itu benar?"
Sambil menundukkan kepalanya menahan malu, Jova perlahan mengangguk.
"Wah, ternyata sahabatku seorang yang pemberani." Emma bertepuk tangan, sambil tertawa bahagia.
Jujur, walaupun itu hal yang memalukan bagi Jova. Tetapi dia sangat bersyukur, sahabatnya itu masih bisa tertawa riang.
"Oh iya, aku baru ingat. July, kalau tidak salah. Besok pertandingan final karatemu kan?"
Lagi, July mengangguk mantap. "Iya, Emma. Itu benar."
"Bisakah aku meminta satu hal padamu?"
"Tentu. Apa yang ingin kau minta?"
"Bisakah kau mendapat medali emas besok. Setelah itu kau bawa kemari, sebab aku sangat ingin sekali melihat serta memegangnya!"
Mendengar permintaan sahabatnya itu, July menjadi terdiam dan seketika berubah ekspresinya.
"Apakah itu hal yang sulit, Ly?" Tanya Emma kemudian, setelah menyadari perubahan raut wajah gadis tersebut.
"Sedikit." July terkekeh kecil seraya mendekatkan ibu jari dan jari telunjuknya. "Tapi jika itu permintaanmu. Maka aku akan berusaha akan mendapatkannya untukmu."
"Aaa, terima kasih banyak. Emma sayang July." Setelah itu, Emma bergerak memeluk July.
"Emma, apakah hanya July yang kau peluk?"
"Ah, maaf. Kau bisa ke sebelah sini jika ingin ikut kami berpelukan, Jova. Nanti aku akan kesulitan memelukmu dari sana, sebab tempat tidurku terlalu besar untuk hal itu."
Jova mengangguk seraya tersenyum, kemudian dia pun menuruti permintaan sahabatnya itu dengan berdiri di samping July. Selanjutnya Emma kembali memeluk kedua sahabatnya itu, pelukan erat, begitu erat. Seakan-akan ada arti lain dari pelukannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My 'Rese' Brother [Completed] ✔️
Teen FictionCover by : @Lady_Pen54 [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Update setiap hari Selasa, jadi tungguin aja ya update an cerita ini pada hari tersebut😍 Cerita ini mengisahkan tentang kakak beradik blasteran Jerman-Indonesia yang umur keduanya hanya terpaut...