34. Rasa Ingin Menghindar

111 40 205
                                    

"Sialan lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sialan lo. Kayaknya, pas Tuhan bagi-bagi akhlak, lo bangunnya kesiangan ya Rey. Jadinya kagak punya akhlak."

Aby Redric Mahatama.
.
.
.

"Gue mau, lo temenin Audrey noh. Dia mau ke minimarket."

"Kok gue sih? Kenapa nggak sama July atau Kesya aja?"

"Lo itu, bego apa gimana sih, By? Kalo gue, nyuruh July atau Kesya yang nemenin, sama aja boong pea." Refleks Rey menoyor kepala Aby, terbalaslah sudah pikirnya. "Lebih baik gue nyuruh lo aja, secara lo kan lagi nganggur."

"Ogah gue. Kenapa nggak lo aja, yang nemenin dia." Sesekali Aby melirik Audrey yang tengah menatap layar ponselnya.

"Kalo gue nggak mungkin. Lo tau sendiri kan, gue nggak bisa jauh dari pujaan hati gue."

Seketika itu juga raut wajah Aby berubah drastis. "Sialan lo. Kayaknya, pas Tuhan bagi-bagi akhlak, lo bangunnya kesiangan ya Rey. Jadinya kagak punya akhlak." Omelnya kemudian, namun tetap bangkit dari posisinya. "Tunggu bentar, gue mau ngambil hoodie dulu ke kamar." Aby pun berlalu tanpa menoleh sedikit pun ke Audrey, yang nampak terkejut.

"Dia tadi kenapa, Kak?" Tanya Audrey yang sama sekali tidak mengetahuhi percakapan Rey dan Aby sebelumnya.

"Nggak pa pa kok. Btw, gue tadi nyuruh dia buat nemenin lo."

"A-apa?" Audrey terkejut seakan tak percaya. Aby akan menemaninya? Oh tidak, siapa saja tolonglah Audrey. Karena dia tidak ingin terjebak dalam rasa kecanggungan laki, saat bersama laki-laki tersebut.

*****

"Gue nunggu di luar."

Audrey mengangguk tanpa menoleh sekali pun, dan setelah itu masuk ke dalam minimarket.

"Dia kenapa sih?" Audrey mulai bergumam sendiri sambil terus menyusuri rak-rak yang ada di tempat tersebut.

"Dulu pas setiap ketemu gue, bawaannya pengen gelud trus."

"Abis itu so so an, ngegombal gue, nyebut gue beb, atau apalah." Setelah melihat benda yang ingin dibelinya, Audrey lantas berhenti dan dengan cepat mengambil benda tersebut tanpa berniat memilih.

"Dan sekarang apa? Dia bersikap seolah-olah, kayak nggak kenal gue sama sekali." Sekarang Audrey sudah berada di depan kasir, namun mulutnya terus saja mengeluarkan kalimat-kalimat yang sudah lama tersimpan di otaknya.

"Ini Mbak." Seru petugas kasir seraya menyodorkan kantong plastik kepada Audrey.

"Au ah, kesel gue jadinya." Tanpa disadari, gadis itu berucap dengan suara yang cukup keras. Membuat petugas kasir yang ada di hadapannya itu terlonjak kaget.

"Mbak, kesal sama saya?" Refleks petugas kasir tersebut bertanya seperti itu. Bagaimana tidak, hanya dia dan Audrey saja yang ada di tempat tersebut.

My 'Rese' Brother [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang