42. Apakah Ini Pertanda?

96 26 179
                                    

“Bawel-bawel begini, gue itu peduli sama kesehatan lo, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bawel-bawel begini, gue itu peduli sama kesehatan lo, sayang.”

Reyhan Elvano Clayton.
.
.
.

Dari arah samping, July dikejutkan dengan suara laki-laki yang semakin dekat menuju ke arahnya. Karena laki-laki itu masih mengenakan helm full face-nya, mengakibatkan July sulit untuk mengenali seorang yang sudah menyebut dirinya keren tersebut.

“Ini, gue.” Laki-laki itu perlahan membuka helm, dan selanjutnya hanya kata ‘oh’ saja yang keluar dari mulut lawan bicaranya.

“Gue kirain siapa? Ternyata lo, Farrel.”

Farrel terkekeh seraya beranjak dari motornya, mendekati July. “Kenapa respon lo gitu? Lo kaget ya? Karena muka gue tambah ganteng, makanya lo sampai nggak bisa ngenalin gue?”

Sontak perkataan laki-laki tersebut membuat July memutar bola matanya malas. “Dih, kepedean lo. Orang gue nggak bisa ngenalin lo, karena lo lagi pake helm full face itu. Mana helm-nya lebih gede, dari helm punya gue lagi.”

“Waaah penghinaan, nih. Sangat nggak berperikehelman nih, cewek.” Farrel menunjuk July dengan ekspresi begitu dramastis. “Lo nggak tau aja, Ly. Gimana perjuangan gue, buat bisa dapetin, ni helm.”

“Ngaco, ih.” Segera gadis itu menepis tangan Farrel. “Mana ada, gue ngehina helm lo. Gue cuma bilang, helm lo lebih gede dari helm punya gue. Gitu doang. Lo nya aja, yang baperan.”

“Hilih. Kayak yang lo nya, nggak baperan aja.”

Sorry yah. Gue termasuk cewek yang nggak gampang, baperan. Jadi sorry aja, nih.”

“Masa sih? Kok gue, nggak percaya.” Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Farrel mengarahkan tangannya ke kedua pipi July, dan kemudian mencubit sekilas kedua pipi gadis tersebut.

Sontak tindakan itu, menyebabkan July terlonjak kaget dan melongo beberapa saat. Namun hal yang membuatnya melongo seperti itu, bukanlah dia gugup karena tindakan Farrel barusan. Melainkan dia merasa aneh, karena dia sama sekali tidak merasa berdebar atau gugup saat dirinya diperlakukan oleh Farrel seperti itu. Berbeda sekali saat dia bersama laki-laki yang saat ini sudah berstatus pacarnya, sangat berbeda. July pun kemudian berpikir. “Apakah ini pertanda?

“Tuh, kan. Gue bilang, juga apa? Baper kan, lo?”

Setelah mendengar suara Farrel, July segera tersadar dari lamunannya dan seketika merubah raut wajah menjadi datar. “Dih, kepedean lo. Seperti yang gue bilang sebelumnya nih, ya. Gue termasuk cewek yang nggak gampang baperan.”

“Masa sih?”

“Au ah, gelap.” July mengibaskan tangannya ke udara. “Gue pengen cepat ke kelas, ada yang pengen gue urusin. Lo juga, ke kelas lo sana!”

My 'Rese' Brother [Completed] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang