26✧⃝•͙┄

208 39 13
                                    

Ini adalah hari ketiga kepulangan Nari dan Seonghwa ke Seoul.

Lelah mendengar sang adik yang terus menerus bertanya, pria itu memilih menceritakan bagaimana hubungannya dengan Eunseo yang harus berakhir.

Awalnya Nari dibuat terkejut dan marah. Tapi semua itu tidak ia perpanjang karena sang kakak yang meyakinkan kalau dirinya baik baik saja. Ya meskipun Seonghwa sesekali kedapatan melamun dengan tatapan yang kosong, gadis itu berfikir mungkin kakaknya hanya membutuhkan sedikit waktu.

Siang ini, Seonghwa mengajak Nari pergi ke toko perlengkapan rumah tangga untuk membeli beberapa pot tanaman yang berukuran sedang dan besar. Berkat tangan dinginnya, pria itu berhasil merawat tanaman-tanaman hiasnya di balkon apartment hingga tumbuh dengan baik.

Memilih model pot dengan bentuk yang simple, perfectionistnya tetap mengambil alih. Menjadikannya sangat amat teliti hingga bagian yang terkecil.

Berjalan mengekori sang kakak dari belakang, Nari pikir tidak lucu kalau ia harus tersesat di dalam toko yang sangat luas ini.

"Ada yang kau perlukan?" tanya Seonghwa setelah mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Umm... Sepertinya aku memerlukan rak susun." Nari menyatukan kedua tangannya. "Apakah Kakak akan membelikannya untukku?"

Seonghwa tersenyum simpul. Karena baginya, itu sama sekali tidak terdengar seperti pertanyaan, melainkan sebuah permohonan.

"Semua bukuku sudah tidak muat-"

Kalimat lanjutan Nari terpotong oleh Seonghwa yang menaruh tangannya di kepala sang gadis mengiyakan.

"Sebelah sana kan?"

Nari tersenyum lebar kegirangan.

Beruntungnya hari ini bukanlah akhir pekan, jadi tidak banyak pengunjung yang terlihat berlalu lalang. Begitu pula dengan staff yang sedang bertugas, hanya terlihat di beberapa titik saja. Masing-masing dari mereka tampak sangat fokus memajang barang yang baru datang.

Bagian rak susun ada di sebelah utara berdekatan dengan lemari, laci, juga meja yang kebanyakan berbahan dasar kayu.

Menentukan pilihannya, Nari berbalik ingin memberi tahu Seonghwa. Tapi sang kakak nampaknya telah hilang dari pengawasan.

"Kemana sih?" gumamnya seraya mencari-cari ke setiap lorong diantara rak besi tinggi tempat mendisplay barang.

Tak lama mencari, akhirnya Nari menemukan sang kakak yang sedang melihat-lihat lampu hias dengan berbagai design antik maupun modern.

Gadis itu segera berlari kecil menghampirinya.

Senyuman manisnya berganti dengan wajah cemas berbanding seratus delapan puluh derajat ketika melihat sesuatu yang tidak beres dari kejauhan.

Kini ia mempercepat larinya.

Prang!!

Salah satu lampu gantung yang Seonghwa sentuh terjatuh menghantam lantai cukup keras.

"K-Kakak tidak apa-apa?"

"Nari!" Seonghwa berteriak. "Y-Yang terluka itu kau!"

Berhasil mendorong tubuh sang kakak menjauh dari mara bahaya ternyata tidak membuat Nari terhindar dari pecahan kaca lampu yang terjatuh tadi. Pecahan tersebut menancap cukup dalam pada salah satu kakinya.

Gadis itu kini merintih kesakitan.

Ia agak menyesal karena memilih celana pendek sebagai bawahan. Tadinya ia pikir akan cocok apabila di kenakan pada musim semi yang cerah. Siapa sangka jadinya akan seperti ini.

Sell My Soul [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang