06✧⃝•͙┄

354 66 27
                                    

Nari POV

"Jadi, kalian sudah saling mengenal?"

"Tidak!" jawab keduanya bersamaan.

Suyun terduduk dikursi antara aku dan kak Mingi.

"Mana mungkin aku mau bergaul dengan setan merah yang menjengkelkan ini..?" ucap Suyun pelan tapi penuh penekanan.

"Hey jaga bicaramu Nona yang sok suci!" Pria itu menyeringai menampakan gigi taringnya. "Setan setan terus. Asal kau tahu. Aku ini iblis bukan setan!"

"Kalian itu sama menjengkelkannya." Sang wanita meniup poni yang menghalangi keningnya. "Apa kau kira dengan mengubah warna rambut dan penampilanmu begitu akan mengelabuiku? Hah? Dasar setan rendahan!"

"Hei jaga bicaramu ya!"

"Nari, kau tidak boleh dekat-dekat dengannya." Suyun menggenggam tanganku. "Ayo lebih baik kita pergi saja dari sini."

"Pergilah sejauh mungkin." Kak Mingi menertawakan remeh. "Aku akan segera menemukannya lagi."

"Apa maksudmu setan?"

"Sudah kubilang aku bukan setan!" Ia mengerang. "Lagi pula aku sudah menandainya."

"Apa benar?" Kekawatiran terlihat jelas dimata Suyun yang kini menatapku.

Aku mengangguk pelan.

"Mengapa kau membuat perjanjian dengannya, Nari?" lirih Suyun.

"Sebenarnya bukan dia yang melakukan perjanjian denganku." Kak Mingi mengangkat gelas wine dan meminumnya. "Tapi malam itu dia memaksaku untuk menggantikannya."

Tunggu!

Itu berarti...

Jangan bilang kalau Kak Seonghwa...

"Iya Nari. Seonghwa telah melakukan perjanjian denganku." Kak Mingi tersenyum.

Kak Seonghwa tidak mungkin seperti itu.

"Untuk apa aku berbohong?"

Kak Mingi mulai menceritakan kronologis dari awal kak Seonghwa yang mendatangi kastil di suatu tempat yang sangat jauh terpencil di tengah hutan dan melakukan ritual perjanjian dengannya.

"Aku melihat keyakinan dalam dirinya saat itu." Mingi terkekeh. "Ya... Dirinya sangat bersungguh-sungguh saat meminta pertolongan dariku."

Aku tahu kehidupan kami memang sempat mengalami kesulitan. Hanya mengandalkan kak Seonghwa yang bekerja seorang diri di restoran cepat saji untuk menghidupi kami berdua, tentu bukan hal mudah apalagi di kota besar seperti ini. Tapi aku masih tidak habis pikir kalau kak Seonghwa mengambil jalan pintas seperti melakukan perjanjian dengan... Iblis? Sungguh.

"T-Tapi Kak Seonghwa bilang Kak Mingi lah yang menawarinya pekerjaan."

"Ahaha. Memanipulasi pikiran manusia tentu bukan hal yang sulit untukku, Nona manis." Kak Mingi menopang dagunya dengan tangan kanannya.

"Kau!" Suyun yang geram menggertakan giginya.

Jujur aku masih bingung.

"Tenang. Kau sudah ada dalam genggamamku." Tatapannya berubah tajam. "So, be prepared. Aku bisa dengan mudah mengambil jiwamu kapanpun."

Seharusnya aku takut dengan ancamannya. Tapi aku berfikir mungkin itu yang terbaik. Jika aku pergi, sepertinya tidak akan ada yang merasa kehilangan. Ku rasa, hidup kak Seonghwa jauh lebih berarti dari pada hidupku.

"Kau tak usah kawatir, Nari." Mingi lagi-lagi menyesap wine nya. "Bila saatnya tiba, ingatan seseorang tentangmu akan ikut terhapus bersamaan dengan jiwamu yang aku ambil."

Sell My Soul [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang