Pagi ini Karina berjalan malas seraya membenarkan pakaian dan tas yang bertenger dibahunya. dia menghampiri Jennie dan Rose dimeja makan."Yoo Beautiful girl, ada apa dengan wajahmu? kau terlihat tidak bersemangat" Tanya Rose seraya menyantap makanan dihadapannya. Makanan itu berupa daging dan darah dari Kwangya.
"Unnie.. Kau serius akan mengirimkanku ke sekolah itu?" rengek Karina pada Rose
"Maafkan aku rin, aku terpaksa harus mengirimmu ke sekolah karena ini merupakan bagian dari rencana kita untuk mendapatkan permata hitam itu. Kau tau, tempat yang terdeteksi kemungkinan permata hitam itu berada adalah sekolah itu dan juga minimarket tempat Jennie Unnie. ada beberapa tempat juga tapi yang paling kuat adalah kedua tempat itu maka dari itu kalian kukirimkan disana sekaligus menyelidiki siluman kobra yang mungkin lebih cepat pergerakannya dari kita"
"Bagaimana jika kita tidak bisa menemukan permata hitam itu dan akan hidup lebih lama dibumi ini?" Tanya Jennie yang membuat Karina membulatkan matanya.
"Andwe! Aku tidak ingin berlama-lama disini apalagi jika harus bertemu dengan gadis itu terus menerus. dia begitu menyebalkan, caranya memperlakukanku membuatku kesal" Ucap Karina membantah membuat Jennie dan Rose mengerutkan keningnya.
"Memangnya dia memperlakukanmu seperti apa? Apa dia menggodamu hingga membuatmu tidak bisa berhenti memikirkannya. Karna itu kau sebal dengannya?" Ucap Jennie seraya menggoda Karina yang membuat Rose tertawa.
Karina menatap sebal kedua Unnienya itu, bukannya melakukan sesuatu agar Karina tidak masuk kesekolah itu. Mereka malah menggoda Karina.
"Ck! Percuma saja bicara pada kalian. lebih baik aku pergi sekarang" Ucap Karina beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi tanpa sarapan sedikitpun.
"Karina! Jangan coba-coba membolos. Aku mengawasimu. Jika kau tidak berada disekolah maka kau akan mendapat hukuman. Arraseo" Ucap Rose setengah berteriak agar Karina mendengarnya.
Karina semakin mendengus kesal. dari awal dia datang dibumi, dia sudah sangat membenci tempat ini tapi malah sekarang dia harus terjebak untuk menjalani kehidupan normal layaknya manusia.
Jisoo kini sedang duduk dikursinya seraya membaca berkas kasus yang harus dia tanganin. Keningnya berkerut membaca beberapa tumpukan berkas yang memiliki isi yang sama. Yaitu kematian seseorang yang disebabkan oleh reptil.
"Apa ini? Kenapa semuanya berisi dengan ular??" gumam Jisoo pada dirinya sendiri. Dia beranjak dari kursinya bermaksud untuk menghampiri Kepala Jaksa namun belum sempat dia meninggalkan ruangannya, Sang Kepala Jaksa sudah lebih dahulu berada diruangan Jisoo.
"Bujangnim.. Apa sebenarnya maksud dari semua berkas ini?" Tanya Jisoo seraya menunjuk beberapa tumpukan berkas yang ada dimeja kerjanya.
"Jisoo-ah, berhenti berfikir kalau kematian mereka semua dikarenakan reptil. kita sudah mengeceknya di forensik bahwa gigitan pada korban bukanlah murni gigitan ular. Terdapat racun ditubuh korban dan dari bentuk gigitannya sudah terlihat jika seseorang mencoba menggigitkan ular itu pada korban" Jelas Kepala Jaksa seraya memberikan dua foto berisi gigitan pada tubuh manusia.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAMBA
Fantasy"Dari awal aku memilihmu, Aku percaya padamu jika kau bisa membantuku tapi aku terlena. Aku terlena pada sesuatu yang seharusnya tidak bisa kumiliki. Semakin aku sadar bahwa semuanya telah salah justru cintaku semakin besar untukmu" -Jennie "Siapapu...