Jisoo membuka berkas miliknya. Mencoba memahami beberapa gambar yang tampak sama namun terlihat sedikit berbeda. Wajah-wajah korban terlihat membiru dengan bibir yang menghitam. Matanya memfokuskan pada potongan gambar-gambar dimana highlight dari kasus yang Jisoo tangani sekarang bertepatan dengan gigitan reptil, baik itu dileher, tangan, kaki ataupun bagian tubuh lainnya.
Dia membuka laptopnya kemudian mengetikkan beberapa kalimat untuk mencari tahu lebih detail tentang kasus kematian ini. Tangannya mencroll mouse nya seraya membaca beberapa artikel mengenai gigitan ular.
"Seseorang yang meninggal akibat gigitan ular akan merasakan nyeri hebat pada lokasi yang digigit dan akan muncul kemerahan, bengkak, memar, berdarah ataupun melepuh disekitar gigitan. Mereka juga akan mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan secara langsung." ucap Jisoo membaca artikel tersebut seraya melihat kerah beberapa foto yang ada dihadapannya. Mencoba mencari kecocokan foto tersebut dengan ciri-ciri yang ada pada artikel tersebut.
"Mereka akan kesusahan bernafas setelah 6-8 jam pasca tergigit oleh ular dan mereka akan mengalami pendarahan organ dalam seperti otak atau usus" ucapnya lagi sembari membongkar foto yang dia cari.
"Kenapa tidak ada yang memotret otak ataupun usus dari korban? Jika benar mereka meninggal karena ular harusnya kedua organ itu ada ditumpukkan foto ini" ucap Jisoo terheran-heran dengan masih membuka foto itu satu persatu.
"Geomsanim, anda memanggilku? " Salah satu asisten Jisoo datang menghampiri Jisoo.
"Iya, aku butuh beberapa berkas kasus pembunuhan menggunakan benda tumpul ataupun menggunakan racun"
"Baik, akan saya carikan" Asisten itu mengangguk paham kemudian membungkuk sebelum meninggalkan ruangan Jisoo.
Jisoo kembali mencroll mousenya untuk mencari tau tentang foto-foto itu diinternet namun hasilnya serupa. Tanda-tanda itu memang alami dikeluarkan saat seseorang meninggal karena gigitan ular.
"huft, sebenarnya dari mana Bujangnim yakin jika kematian-kematian ini merupakan pembunuhan? Bahkan mataku sampai perih mencari perbedaan dari foto ini tapi aku tidak menemukan apa-apa" Ucap Jisoo mengerang frustasi.
Dulu, dia fikir menjadi seorang jaksa adalah pekerjaan yang sangat mengasyikkan karena dia bisa memvonis pelaku kejahatan sesuai dengan pasal-pasal hukum yang berlaku, bedanya dirinya yang bisa memenjarakan pelaku kejahatan itu. Menurutnya itu sangat keren tapi dia tidak menyangka jika menjadi jaksa akan sesulit ini. Dia benar-benar butuh ekstra konsentrasi yang tinggi, teliti dan juga peka terhadap apapun. Dia benar-benar tidak menyangka akan semelelahkan ini.
Jisoo mengambil kunci mobilnya kemudian beranjak pergi dari ruangannya. Dia berniat akan mendatangi tim forensik.
"Bisakah kau berhenti mengikutiku? " Ucap Karina dengan kesal pasalnya sedari tadi Winter terus mengikuti. Saat Karina berada di kantin, perpustakaan bahkan saat Karina ingin ke toilet pun Winter mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAMBA
Fantasy"Dari awal aku memilihmu, Aku percaya padamu jika kau bisa membantuku tapi aku terlena. Aku terlena pada sesuatu yang seharusnya tidak bisa kumiliki. Semakin aku sadar bahwa semuanya telah salah justru cintaku semakin besar untukmu" -Jennie "Siapapu...