“Aku Jennie. Aku percaya padamu.. sebab itulah aku bisa mempercayaimu” Jisoo sontak terdiam mendengar itu. pikirannya seketika blank. Sangat tidak masuk akal bagi Jisoo kata itu selalu terdengar olehnya hari ini. Jisoo masih belum bisa berfikir jernih kenapa kata dari dalam mimpinya selalu menghantuinya tapi yang jelas Jisoo sangat yakin jika ini bukan sesuatu yang tidak disengaja.“Kau tidak apa-apa?” Jisoo kembali tersadar dari lamunannya saat mendengar wanita yang bernama Jennie itu bertanya padanya. Dia segera menggeleng yang membuat Jennie tersenyum. Jisoo sedikit terpesona akan senyuman yang Jennie tampilkan hingga membuatnya seakan lupa jika semua ini adalah sesuatu yang aneh.
“Boleh aku bertemu denganmu lagi besok?” Seperti dihipnotis, Jisoo mengangguk dengan cepat yang membuat Jennie kembali tersenyum.
“Terima kasih, kalau begitu aku pergi dulu” setelah mengatakan itu Jennie langsung pergi masih dengan senyuman manis dibibirnya sementara Jisoo masih diam mematung ditempatnya seraya menatap wanita itu yang perlahan menjauh.
Winter berbaring diatas tempat tidurnya seraya menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang jauh membayangkan gadis yang dia temui tadi. Gadis itu sangat cantik hingga membuat jantung Winter sedari tadi berdegup dengan kencang. Walaupun gadis itu terlihat sangat dingin dan sedikit kasar tapi hal itu justru semakin membuat Winter penasaran untuk mengenal gadis itu lebih jauh lagi.
“Kenapa dia cantik sekali seperti bidadari. Jantungku lemah membayangkan wajahnya” Winter tersenyum seraya memegangi dadanya yang masih berdegup sangat kencang.
“Apa ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama hingga sedari tadi jantungku seperti ingin melompat keluar?” Winter mengubah posisi duduknya kemudian menatap keluar jendela setelah itu dia kembali membaringkan tubuhnya.
“Kurahap besok aku bisa bertemu lagi dengannya, aku penasaran dengan namanya, tempat tinggalnya dan semua tentangnya. Ya Tuhan aku benar-benar tidak sabar menunggu hari esok” Lagi-lagi senyum manis terpampang menghiasi wajah Winter.
“Kenapa harus menunggu besok?” Winter terkejut dan langsung bangun dari posisinya saat mendengar suara lain menanggapi pertanyaannya. Matanya menyisir keseluruh kamarnya yang sudah remang-remang dan hanya diterangi oleh sinar bulan dari luar.
Untuk kedua kalinya Winter terkejut saat melihat sesosok yang sedari tadi dia pikirkan kini sedang berdiri disebelah meja belajarnya. Awalnya Winter sedikit takut karena tiba-tiba sosok yang dia pikirkan berada dikamarnya namun dia ingat sesuatu.
“Kau gugup, jantungmu berdetak sangat kencang, pikiranmu tidak karuan. Berhenti memikirkanku jika kau tidak ingin aku masuk kedalam mimpi burukmu”
Dia sontak tersenyum mengingat ucapan gadis itu. dia kembali berbaring dan masih menatap sosok yang dia lihat. Sungguh sosok itu begitu cantik bahkan dibawah gelapnya malam. Kecantikan itu terpancar jelas dimata Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAMBA
Fantasy"Dari awal aku memilihmu, Aku percaya padamu jika kau bisa membantuku tapi aku terlena. Aku terlena pada sesuatu yang seharusnya tidak bisa kumiliki. Semakin aku sadar bahwa semuanya telah salah justru cintaku semakin besar untukmu" -Jennie "Siapapu...