Aku dan Mirsha akan mengikuti tes pelatihan soft skil yang di adakan pemerintah, setelah lulus tak terduga karna pandemi yang berefek ke perekonomi, aku dan Mirsha menunda kuliah kami.
Tahun ini kami gunakan untuk mencari uang untuk dana kuliah dan untuk kebutuhan hidup lainnya.
Mirsha ia bekerja di sebuah toko alat tulis, mengkuti soft skill adalah rencana kami bersama, kami ingin menambah skill yang akan sangat berguna nantinya.
Kami punya mimpi berdua dan itu hanya kami berdua yang tau.
Aku memilih mengikutin pelatihan design grafis sedangkan mirsha Administrasi.
“Woi has” Teriak Mirsha pada ku yang tengah berdiri di dekat sebuah bangunan, membuatku tersadar dari lamunan ku.
“Hii Mir” ujar ku berlari mendekatinya.
“Ih kangen banget bitch” Ucap Mirsha ingin memelukku.
“Jangan mendekat, aku sudah mandi jaga jarak 5 liter” Kata ku menghindari pelukannya.
“Meter bego bukan liter” Ujar nya dengan wajah kesalnya.
“Terserah gue lah” ucap ku santai membuatnya memandang malas diriku.
“Iya deh terserah” Ucap Mirsha yang spontan memelukku.
“Anjir Mir lepas, covid woi covidddd” Rengekku padanya, sedangkan ia hanya tertawa.
“Gak usah gengsi, lo kangen kan sama gue” Ucapnya setelah melepaskan pelukkan nya dari ku.
“dih siapa juga yang kangen sama lo” Ujarku memandangnya malas ia tertawa keras tuh anak emang receh.
“Kalau gue gak ada aja nangis” Ucapnya padaku.
“lo kali yang nangis kalau gak ada gue hehe” Ucapku pada Mirsha seraya merangkulnya.
“Iya deh terserah, btw lo udah siap tes nya?” Tanya Mirsha pada ku.
“Siap dong, semoga kita lolos” Ucapku padanya seraya duduk di sebuah kursi di dekat kami.
“Aamiin” Ujarnya mengaamiinkan ucapanku.
“Hasya, Mirsha” Teriak sesorang membuat kami yang tengah duduk menoleh kearah sumber suara.
“Dena” Jawab kami bersamaan.
“wih cepet amat datengnya, udah siap banget nih” Ucapnya Dena padaku dan Mirsha.
“gue mah gak pernah telat ya” Ujarku sombong pada dena.
“lo mah kecepetan” Balas dena padaku.
“Iya Den, bahkan lebih cepat dari satpam haha” Kata Mirsha menertawakan aku.
“dah lah, ayo kita masuk ke ruangan bentar lagi di mulai nih” Ucapku bangkit dari duduk.
Setelah beberapa jam mengerjakan tes, kami menunggu hasil seleksi siapa yang lolos mengikuti pelatihan soft skill, setelah hasilnya keluar aku senang ternyata nama ku ada di daftar nama yang lolos seleksi dan ternyata Mirsha tidak lolos membuat ku kesal.
“ish kenapa lo gak lolos sih, ini panitia nya gimana sih ada yang salah nih pasti, kesel banget gue” Uhjar ku kesal seraya mengecek ulang kertas yang ada ditangan ku.
“udah lah gapapa kok, kenapa jadi lo yang kesel kan gue yang gak lolos anjim” ujarnya menenangkan ku.
“entar kita jarang ketemu Mir huaaa” ujarku frustasi.
“eh bego, habis lo pulang pelatihankan bisa mampir ketempat kerja gue kan masih bisa” Ujar Mirsha padaku.
“Oh iya juga ya hehe” Cengengesan, sedangkan mirsha memandang malas diriku.
Ting!
Atlas peta dunia ku🦋 (Message 2)Atlas peta dunia ku🦋
sya
lolos?Iya petaaaaa
gue lolos hehe
gue traktir nih 🤪Alhamdulilah
hmMau gak?
gue traktir dumsam 🤪gak bisa
Kenapa 😔
Deadline
Yaudah deh
semangat petaaaaaaSemangat jg
Jgn begadang!Ngokehh
Siap petaaaa……
Aku benar-benar tidak bisa menahan senyumku jarang-jarang atlas menghubungi ku duluan, biasanya selalu aku yang menghubunginya duluan.
“oh pantes senyum-senyum chattingan sama si petaa” Ujarnya Mirsha terkekeh.
“iya mir hehe, lo gimana sama azka” Tanyaku padanya.
“ya gitu chattingan singkat doang” Ucap Mirsha padaku, gatau kenapa kita tuh suka sama cowok cuek bikin makan hati aja.
“gini amat ya Mir kejebak friendzone”
“eh duda arab, anjir batu sialan” Umpat ku yang hampir saja terjatuh.
“makanya kalau jalan tu mata sama kaki digunain hahaha” Kata Mirsha padaku seraya memegangi perutnya.
Sepanjang jalan menuju parkir menertawakan ku yang hampir terjatuh, mana ada cogan kan malu :')
“duda arab hahaha” ujar nya yang masih saja tertawa.
“hm iya” Ucapku kesal, gini nih bukanya khawatir gitu temen mau nyungsep malah di ketawain.
“Jangan marah muka lo jelek, gue mau pulang” ujar mirsha padaku.
“dih gue cantik ya, iya hati-hati” Ujarku pada mirsha yang sedang memasang helm ke kepalanya.
“Iya babay” Ucapnya meninggalkan ku.
Dari dulu aku memang suka desain, adanya pelatihan ini benar-benar jadi peluang untuk diri ku ke depannya, banyak sekali manfaat yang pastinya akan ku dapatkan.
“Assalam’muaikum, mama Hasya pulang” Ucapku pada mama yang tengah duduk di sopa dengan papa.
“Wa’alaikumsalam, gimana lolos gak?” Tanya mama.
“Alhamdulilah” Ucap syukur mama dan papa bersamaan.
“Jangan lupa protokol kesehatan nya” Ujar papa padaku yang tengah bersandar di bahu mama ku, perbucinan selalu terjadi dirumah ini, sangat tidak ramah untuk aku yang tidak ada pendampingnya.
“siap komandan”kata ku pada papa seolah-olah sedang hormat pada komandan.
Selalu memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan sudah menjadi kewajiban.
Jarak memang menjauhkan,tapi jarak bukan menjadi alasan untuk kita saling menjauh.
.
☁️🦋
Makasih ya udah mau baca.
ini ceritaku dengannya :)Jangan lupa tinggalin jejak ya ☺
Btw ini cerita pertama yang aku seriusin."Mari membumi bersamaku"

KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBUMI BERSAMA
General Fiction"Maaf" ucap pria yang tengah berlutut di hadapan Hasya "Jadi selama ini kamu pura-pura, aku benci kamu!" gadis itu perlahan mundur. "Gak ada alasan lagi buat aku bertahan" "Hasya, maaf" ucap maaf pria itu dengan tangisan penyesalannya. BRAKK "HASYA"...