Aku dan Atlas sudah jarang berkomunikasi karena pekerjaan masing-masing.
Sejak aku mulai bekerja percakapan kami bisa di hitung jari, aku yang selalu menyempatkan diri menghubungi nya hanya dapat balasan singkat darinya.
Sesibuk-sibuk nya aku lebih sibuk dia, mencari waktu untuk berkomunikasi dengannya sangat sulit apa aku harus buat jadwal dulu dengan nya aarghh aku rindu dengannya.
Hari ini aku dan Mirsha sedang berada di sebuah kedai dumsam favorit kami.
“Ish Hasya gue kangen banget” ujarnya seraya memeluk ku.
“hiks hiks gue juga kangen banget” Ucapku Dramatis tanpa sadar semua orang menatap kami berdua yang tidak di sadari oleh kami berdua.
“Dih apaansi lo drama banget” Ucap Mirsha padaku seraya melepaskan pelukannya.
“Ish jangan ngerusak suasana deh Mir”
“tapi gue jijik anjir gak usah lebay” katanya memandang malas diri ku.
“iya deh yang suci”
Aku dan Mirsha berpandangan satu sama lain dengan tatapan geli.“HAHAHA” lalu tertawa keras bersama, semua orang yang ada di kedai memandangi kami membuat kami sadar akan ketololan kami berdua.
“Njir Mir ketawa lo kenceng banget” Bisik ku pada mirsha.
“Kayak lo kagak aja kampret” Bisik mirsha padaku.
Setelah mempertebal muka kami seolah-olah tak terjadi apa-apa, kami duduk memakan dumsam yang sudah kami pesan tadi, dengan percakapan kami yang tak ada hentinya.
Sudah lama aku tidak bertemu dengannya sejak aku bekerja, kira-kira hampir sebulan aku tidak bertemu dengannya.
“Lo gimana sama si peta” tanya mirsha pada ku.
“ya gitu”
“Lo sebenarnya cinta gak sih sama si peta?” tanya mirsha
“Uya” jawab ku singkat.
“Dari sekolah lo gini mulu sama si peta gak ada perkembangan nya” Ujar Mirhsa padaku seraya melahap dumsam dihadapan nya.
“Lo kan tau gue gak pernah pacaran dan si peta juga gak pernah, gue tuh gak tau Mir si peta tuh suka beneran atau enggak sama gue, kadang gue di buat bingung sama tingkahnya, dia tuh susah di tebak Mir” Ujatku pada nya memandang malas dumsam di hadapan ku.
“tapi dari yang gue liat dia suka sama lo, tapi lo berdua tuh gengsian!”
“lo kan pernah liat dm an gue sama dia yang waktu itu kan Mir"
"yang gue bilang sama si peta kalau ada yang suka sama dia, terus dia bilang gak penting, kan ada lo Sya, ngapain sama yang lain. Terus dia bilang kalau emang kita jodoh ya kita bakal sama-sama nanti nya, dari situ tuh gue mikirnya dia gak lebih dari sahabatan” Ucapku pada Mirsha yang tengah serius mendengarkan ceritaku.
“Hubungan lo terlalu rumit dari gue anjir, kalau gue kan confess ama azka, dia gak suka udah selesai lah elo sama si peta sama-sama suka, tapi kek gini hedeh” Ujar Mirsha pada ku terlihat lelah dengan kisah percintaan ku, jangan kan dia aku juga lelah tapi gak bisa berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMBUMI BERSAMA
Fiksi Umum"Maaf" ucap pria yang tengah berlutut di hadapan Hasya "Jadi selama ini kamu pura-pura, aku benci kamu!" gadis itu perlahan mundur. "Gak ada alasan lagi buat aku bertahan" "Hasya, maaf" ucap maaf pria itu dengan tangisan penyesalannya. BRAKK "HASYA"...