7

990 112 1
                                    

"Yuta?"



"Hah? Eh, Mikako. Kenapa?"



"Itu sudah rame loh, ayo mulai"

Mikako, perempuan bersurai hitam dengan highlight merah pada poninya menatap Yuta heran. Biasanya lelaki itu selalu tersenyum setiap kali mereka bertemu. Tapi pagi ini, ia nampak tak semangat dan kebingungan.





"Ngeliatin apaan sih?" Mikako menepuk pundak Yuta.

Lelaki itu tak menjawab, melainkan ia tengah sibuk terdiam memandangi seorang perempuan yang duduk bersila di tengah ruangan. Perempuan itu nampak tersenyum riang kepada seorang lelaki di sampingnya.



"Ayo mulai, aku mau masuk kelas nih nanti" seorang perempuan menoel tubuh Mikako.

"Ah, iya"

Mikako menghela nafasnya sejenak sebelum ia beralih membuka rapat pagi itu. Yuta yang duduk di samping Mikako sama sekali tak mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut perempuan itu.

Matanya tak tahan harus melihat jarak [name] dan Megumi yang semakin dekat, akhirnya ia memalingkan pandangannya ke arah lain. Kemana saja yang penting tidak ke arah dua orang itu.



"Itu Yuta kenapa sih? Suram banget hari ini" Yuji berbisik ke arah teman - temannya. Nobara, [name], serta Megumi yang mendengarnya seketika langsung mengarahkan pandangan mereka pada orang yang dimaksud.



"Tau tuh. Semalam juga dia aneh banget loh. Masa dia minum dua botol sendirian. Abis itu dia langsung balik lagi, padahal Maki-senpai udah nawarin dia buat nginap soalnya dia mabuk banget" ujar Nobara dengan setengah berbisik.

[name] masih memperhatikan wajah Yuta yang nampak membengkak, kantung matanya juga terlihat dengan jelas. Ia jadi penasaran apa yang sudah menimpa lelaki itu hingga jadi seperti ini. Bahkan untuk kejadian kemarin malam saja, Yuta belum bercerita.







"Oh iya, kalian berdua semalam kemana? Aku sendirian loh di luar, mana digodain sama senior lagi, hiw!"

Yuji bergidik ngeri mengingat kejadian semalam. Ia sampai harus menyembunyikan dirinya di dalam rumah Maki demi menghindari beberapa senior yang menggodanya.



"Kita di dalam rumah kok" [name] menjawab santai. Tangannya dengan lihai memilah benda - benda yang ada di dalam aula kampus untuk disusun ke dalam kotak kardus sesuai kategori.

"Ah bohong! Aku udah nyari kalian sampai ke halaman depan, kalian nggak ada tuh!" bibir Yuji mengerucut, ia kesal.

"Eh ribut banget sih ni orang!" Nobara menjambak rambut Yuji hingga lelaki itu berteriak kesakitan. Untung saja kini hanya ada mereka dan beberapa senior yang sedang tidak ada kelas.



"Aw aw..."

"Lebih baik kalian nunggu diluar, dari pada ganggu yang lagi kerja disini"

Ucapan Megumi diangguki [name]. Ia juga merasa tidak enak kalau temannya itu ribut dan mengganggu orang lain yang sedang bekerja.



"Enggak! Aku mau disini aja! Di luar banyak senior!" Yuji menggeleng - gelengkan kepalanya, tak ingin kejadian seperti semalam terulang lagi.



"Eh, tapi bener juga. Semalam kalian pulang gak pamitan loh! Kalian kemana hayo?!"

Nobara menunjuk dua temannya bergantian sambil memberikan tatapan curiga. [name] dan Megumi yang kini menjadi tersangka hanya bisa diam kemudian mengalihkan pandangan mereka ke arah lain. Mereka berdua kemudian berjalan menjauh, mengerjakan tugas mereka masing - masing.



"Tuh kan, kayaknya mereka nyembunyiin sesuatu deh" Yuji berbisik ke arah Nobara. Perempuan itu mengangguk mantap masih dengan mempertahankan pandangan curiganya.



"Kita harus cari tahu! Masa mereka punya rahasia berdua doang sih? Kita kan bestfriend! Rahasia itu harusnya satu untuk semua!"

Nobara dan Yuji kemudian bersalaman sebagai tanda kerja sama.







"Yuta, kamu sakit? Pulang gih"

Maki mengusir Yuta dari ruang rapat mereka. Ia tak tahu lelaki itu sedang ada masalah apa, tapi kalau ia tidak bisa fokus seperti ini, malah akan menyusahkan tim panitia nantinya.

"E-enggak, aku nggak papa kok"



"Bohong" Toge menimpali.



Melihat ketua panitia mereka yang nampak tak bersemangat sejak pagi, Mikako jadi ikut merasa gelisah. Ia kemudian menggeser duduknya dan mendekati Maki yang sedang menulis laporan untuk kegiatan mereka.



"Maki, Yuta kenapa sih? Dari tadi pagi loh dia kayak gitu"



Maki menghela nafas jengah, ia tak suka dengan keberadaan Mikako yang selalu mengganggunya, apalagi soal Yuta. Padahal jelas - jelas perempuan itu sudah mendengar dan melihat sendiri Yuta bagaimana. Dia pikir, Maki ini ibunya Yuta?



"Mikako, bisa nggak sih kamu tanya langsung ke orangnya aja? Aku lagi sibuk. Noh orangnya di depan"



Mikako menggigit bibir bawahnya, ia merasa gugup harus bertanya langsung karena hawa lelaki itu yang sungguh tak enak hari ini. Tapi apa daya, demi kelancaran pekerjaan mereka hari ini, juga demi mengembalikan mood Yuta, Mikako akhirnya memberanikan diri.



Ia berjalan pelan ke arah Yuta. Pantatnya kemudian di dudukkan di samping laki - laki yang tengah melamun itu. Jarinya menoel pelan bahu Yuta, tapi lelaki itu masih tak bergeming.

Karena beberapa sentuhan Mikako tak berpengaruh, perempuan itu akhirnya mendekatkan lagi tubuhnya ke samping Yuta. Bibirnya ia dekatkan ke arah telinga Yuta agar lelaki itu dapat mendengar dengan benar suaranya.



"Yuta"

Yuta menoleh cepat karena terkejut, namun seketika wajahnya yang tadi linglung berubah menjadi masam. Tanpa kata, lelaki itu mengangkat kakinya keluar dari ruang rapat, meninggalkan Mikako yang kebingungan di tempatnya.



"Ganggu aja sih"

Gumaman Toge membuat Maki dan beberapa orang disekitarnya mendengus lucu. Sedangkan Makiko yang merasa malu langsung beralih kembali menuju kursinya.

Another Day | F. Megumi, O. YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang