Satu keranjang penuh pakaian yang sudah dicuci telah dijemur rapi oleh [name] di halaman belakang. [name] merenggangkan tubuhnya, ia kemudian menjemur diri di atas rerumputan hijau yang mulai memanjang.
Baru saja matanya terpejam, [name] mendengar suara pintu rumahnya diketuk. Ah, siapakah yang kira - kira datang sepagi ini.
"Yuta?"
Mata lelaki itu lebih segar dari kemarin, wajahnya juga terlihat lebih ceria. Ia kini nampak tersenyum di hadapan [name] dengan memegang satu batang coklat.
"Nih"
Tangan Yuta menjulur, memberikan coklat itu kepada [name].
"Ah-.. makasih?"
Yuta hanya tersenyum, tubuhnya belum beranjak dari beranda [name]. Ia bahkan memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong celana yang menandakan kalau ia sedang berdiri santai.
[name] membersihkan tenggorokannya dengan batuk kecil, ia kemudian menatap Yuta yang masih terlihat ceria.
"Mm.. ada apa kesini?"
"Aku mau ajak kamu jalan"
"Hah?"
[name] pikir ia salah dengar. Lelaki ini tak pernah sekalipun mengajaknya untuk jalan - jalan ke luar sebelumnya. Kebanyakan waktu yang mereka habiskan hanyalah dirumah [name].
"Kamu buruan mandi, terus pakai baju yang cantik ya"
Tubuh [name] didorong hingga masuk lagi ke dalam rumah. [name] yang masih belum mengerti hanya mengikuti kemauan lelaki itu saja, ia pun segera beranjak menuju kamarnya untuk mengambil handuk dan segera mandi.
Sementara itu, Yuta menunggu di ruang tengah dengan senyum yang masih belum luntur dari wajahnya.
Ini aneh sekali. Seharian ini Yuta terus menampakkan wajahnya yang ceria. Belum lagi ia dengan aktif menyerahkan uangnya kepada para penjual yang mereka datangi, membelikan [name] semua benda - benda lucu dan makanan yang [name] suka.
"Yuta, kamu nggak perlu bayarin semua belanjaan aku loh. Lagian kenapa juga aku beli ini ya?"
[name] memutar boneka kecil yang berada di dalam sebuah tabung plastik. Ia sih sama sekali tidak tertarik dengan benda itu, tapi Yuta langsung memberikan benda itu kepada [name] dan memaksa untuk membayarnya.
"Kan lucu bonekanya. Kayak kamu"
Biasanya [name] akan tersipu malu, jantungnya akan disko siang malam jika mendengar kalimat seperti itu keluar dari mulut lelaki di sampingnya. Tapi anehnya hari ini, ia sama sekali tidak merasakan hal itu.
Keduanya kembali terdiam sejak [name] tak bisa membalas ucapan Yuta. Lelaki itu juga heran, biasanya [name] akan membalas ucapan murahannya dengan ejekan atau pukulan kecil.
Tapi ia tidak bisa membiarkan keadaan yang jadi canggung seperti ini menyelimuti keduanya. Ia ingin keadaan mereka kembali seperti dulu.
"Kita makan dulu ya. Ke tempat makan kesukaan kamu" ajak Yuta.
[name] menggelengkan kepalanya kecil.
"Aku makan dirumah aja. Malam ini teman - teman juga mau kerumah, mau kerjain tugas bareng"
Yuta mengangguk paham dengan wajah lesunya, tak menyangka kalau perempuan itu akan menolak ajakannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/294472941-288-k957920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day | F. Megumi, O. Yuta
FanficAnother day, looking for love. Another day, she wish he could finally love her. Another day, he wish she could leave that bastard. The story of -The girl who can't leave, the boy who can't love- Memperjuangkan cinta itu sulit ya. x reader Mature co...