2

978 110 7
                                    

"Aku tau kamu ada kuliah pagi hari rabu, tapi jangan lupa ikut aku dulu sebentar" ucap Yuta.

Ia dan [name] sedang berada di kedai makan. Setelah berbicara ringan tentang rencana mereka minggu depan, mereka akhirnya menghabiskan siang bersama.




"Mana mungkin aku lupa, kan kita setiap tahun ke sana"


Yuta hanya mengangguk. Ia kemudian memperhatikan [name] yang sedang membalas pesan entah dari siapa.

Setelah tadi meminjam power bank milik Yuta, akhirnya telepon genggam [name] dapat hidup kembali.



[name] meringis melihat banyaknya pesan singkat dan panggilan telepon tak terjawab.

[name] dengan segera membuka kotak pesannya, membalas satu persatu pesan yang masuk dengan cepat.




Yuta yang duduk di seberangnya hanya memperhatikan perempuan itu dalam diam. Di dalam hatinya, ia masih mempertanyakan perasaannya sendiri untuk [name].



Perempuan itu sudah jelas menyukainya, dan ia tahu itu. Hanya saja, ia belum bisa melupakan perempuan lain yang pernah ada di hatinya begitu lama.


Ia rasa, ia masih menyimpan rasa cintanya untuk kekasihnya yang sudah pergi jauh. Tapi ia sendiri tak begitu yakin.

Melihat [name] sangat dekat dengan teman lelakinya yang lain terkadang membuat ia merasa marah, padahal Yuta sudah yakin sekali kalau ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap perempuan ini.

Matanya masih memperhatikan [name] yang kini sedang mengangkat panggilan telepon dari Megumi.

Yuta tahu betul kalau Megumi menyukai [name], dapat dilihat dari pandangannya yang begitu mengagumi [name].


Tapi Yuta egois. Ia tidak ingin melepaskan [name] kepada lelaki manapun meski ia tidak mencintai perempuan itu.

Ia hanya ingin [name] selalu ada di dekatnya seperti yang perempuan itu selalu lakukan sejak dulu.




"Ayo pulang"

Suara [name] menyadarkan Yuta dari lamunannya. Keduanya kemudian pulang ke rumah [name] untuk melakukan kegiatan rutin mereka, setelah itu barulah Yuta pulang ke rumahnya sendiri.









~♥~







B

eberapa mahasiswa tengah berkumpul di aula kampus. Tujuan mereka hari ini adalah untuk membahas festival akhir tahun yang selalu diadakan di kampus mereka.

Mahasiswa yang berkumpul hari ini adalah para panitia pelaksana.

Yuta dengan kepopulerannya dengan mudah mendapatkan suara terbanyak dari mahasiswa lain untuk menjadi ketua panitia.

Lelaki itu duduk di sisi panggung, membiarkan dua kakinya menggantung ke bawah.

Matanya melihat seluruh mahasiswa yang sudah datang dan berkumpul, dengan segera ia memimpin rapat kali ini.



[name] yang duduk di lantai bersama teman - temannya memandangi Yuta penuh kagum.

Nobara dan Yuji di sampingnya lagi - lagi mendelik, mereka sudah lelah dengan kebucinan [name]. Sedangkan Megumi yang ada di sisi kanan [name] sesekali memperhatikan bagaimana mata [name] memandang ke arah Yuta.

Hatinya memanas, tapi tak ada yang bisa ia lakukan. Ia bahkan terlalu pengecut untuk mengambil langkah pendekatan.


Namun perkataan Nobara kemarin seakan menjadi motivasi baru untuknya.

Ia yang baru mengetahui tentang hubungan Yuta dan [name] sebenarnya merasa marah sekaligus kasihan. Tidak seharusnya [name] diperlakukan seperti ini, dan tidak seharusnya juga [name] meneruskan perjuangannya.




Megumi pun bertekad, ia juga akan memperjuangkan perasaannya.



"Mau langsung pulang?"

[name] menoleh untuk melihat Megumi yang baru saja bertanya padanya.



"Iya. Ini lagi nungguin Yuta"


Megumi hanya berdehem kecil. Ia kemudian mengingat janji yang ia buat pada dirinya sendiri, bahwa ia akan mengeluarkan [name] dari lubang neraka milik Yuta.




"Mau ikut aku gak?"





"Hm? Kemana?"





"Gimana kalau ke Timezone?"


Mata [name] melebar, pandangannya penuh dengan antusias dan harapan.

Berkat informasi dari Nobara, Megumi jadi tahu kalau [name] sangat suka pergi jalan - jalan, bermain ke taman bermain, atau sekedar mencari jajanan.


[name] mengangguk dengan cepat. Ia langsung memegang tangan Megumi, ingin segera menariknya pergi karena ia sudah tidak sabar.

Namun sebelum ia sempat menarik lelaki itu pergi, Yuta dan motor maticnya hadir di hadapan mereka.


Kaca helm nya dibuka, menampakkan wajahnya yang seketika merengut melihat [name] menggandeng tangan Megumi.




"Ah, Yuta. Maaf ya hari ini kita gak bisa pulang bareng. Aku mau jalan sama Megumi"


Tangan perempuan itu dengan bangga menampakkan tangan mereka yang bertautan.




"Mau kemana?"


"Kita mau main ke Timezone! Kamu tau kan aku udah lama gak main ke sana"


Megumi di sampingnya hanya diam, membiarkan [name] menjelaskan semuanya.




"Kenapa gak bilang? Kan bisa pergi sama aku aja" Yuta berkata.


Ia tak rela kalau [name] harus pergi berduaan dengan lelaki itu.






"Maaf Yuta, tapi kan biasanya habis kuliah kita langsung pulang. Aku pikir kamu gak mau pergi jalan - jalan sama aku"





Yuta menghela nafasnya. Memang sejak mereka mulai melakukan hal kotor bersama, Yuta tak pernah lagi mengajak [name] untuk sekedar jalan - jalan sore. Ia lebih memilih mengguncang tubuh perempuan itu sampai malam.






"Ya-"




"Ayo [name]. Nanti kesorean makin rame loh"





Ucapan Yuta terpotong oleh bisikan dari Megumi. [name] kemudian segera melambaikan tangannya pada Yuta, memberikan salam perpisahan sembari ia menarik tangan Megumi menjauh.



Raut Yuta terlihat menggelap. Ia amat tak suka dengan anak lelaki bernama Megumi itu. 

Another Day | F. Megumi, O. YutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang