*Prolog*

3.2K 191 9
                                    














  Disebuah tempat yg luas, penuh dengan jajaran batu nisan terdapat sekumpulan orang berpakaian serba hitam sedang menunduk memberikan penghormatan terakhir untuk dua peti yg di isi dengan tubuh yg sudah terbujur kaku.para pelayat dan keluarga nampak murung,merasa kehilangan dan sedih yg tak tertahankan.






Langit yg mendung dengan guyuran hujan yg cukup lebat seakan mewakili hati para manusia yg kini ditinggalkan,dua orang yg berpengaruh untuk keluarga dan masyarakat kini sudah pulang kepangkuan Tuhan, meninggalkan rasa pedih diantara hati yg ditinggalkan.







Begitupula dengan ke enam pria dewasa dan juga remaja, yg kini menangis pilu diiringi deraian air hujan yg membasahi setiap jengkal tubuh mereka,menangis dalam rasa kehilangan dan keterkejutan yg amat dalam, panutan mereka kini telah berpulang meninggalkan sejuta kenangan dan juga beban yg harus mereka tanggung sekarang.







Mereka adalah Kim Seokjin,Kim namjoon,Kim hoseok,Kim yoongi,Kim Jimin dan si bungsu Kim Jungkook ke enam anak yg ditinggalkan oleh Tuan dan Nyonya Kim akibat kecelakaan maut yg merenggut nyawa keduanya.




"Hikss,,Appa oemma hikss hikss"

"Sudahlah kook,Appa dan oemma sudah bahagia disana"

"Hikss, bagaimana bisa hikss m-mereka meninggalkan kita hikss"

"Sstt,,kita sama-sama kehilangan Ssaeng, bagaimanapun juga mereka adalah kedua orang tua kita,kita harus bahagia juga nee"



Ucap si sulung sembari memeluk erat si bungsu yg menangis histeris dibawah rintikan hujan,lalu tak lama kemudian ke enam namja itu saling berpelukan dihadapan nisan kedua orangtuanya,mencoba menguatkan diri bersama melangkah tanpa kehadiran Appa dan oemma mereka.






Para kerabat,keluarga dan juga kolega-kolega sudah berpamitan sembari mengucapkan turut berduka cita,di susul oleh ke enam namja yg kini mencoba memulai hidup baru meski sakit, mencoba tegar pulang dengan baju yg basah kuyup dan juga hati yg hancur, kini mereka harus memikul beban yg besar terutama si sulung yg Harus bisa tegar menghadapi dan mengurus kelima adiknya yg kini butuh tompangan dan sandaran,mereka semua mencoba menjadi pilar yg kokoh saling menguatkan satu sama lain untuk mempertahankan apa yg telah kedua orangtua mereka capai.





"Ku harap kita bahagia,dan menemukan hal baru dimasa depan"

Lirih si sulung dengan pandangan mata kosong lurus menatap jendela mobil yg melaju menerobos hujan membelah jalanan kota Seoul yg cukup lenggang.












Sementara di lain tempat.....



"Hikss hikss cakitt huwaaaa,,Appa hickks,,oemma hikss cakitt"

"DIAMM"

Bughh

Bughh

"HUWAAAAA CAKITT hikss hikss"



"Diam kau anak sialan,hahh,dasar tidak berguna,aku menyesal menjadi ayahmu hah kau TAU ITU"


"Hikss Mianhee appaa hikss cakitt huweee Mianhee"

"DIAM, gara-gara kau ISTRIKU PERGI HAH APA KAU DENGAR ITU ANAK SIALAN"








Tampak keadaan didalam rumah hancur berantakan disertai teriakan dan juga tangisan anak kecil yg meringkuk di sudut ruangan berusaha menutupi tubuhnya yg terus dipukuli oleh pria dewasa yg sayangnya adalah ayah kandungnya sendiri.




My Familly TaetaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang