2

178 44 11
                                    

Sesudah/sebelum membaca di biasakan vote buat author senang😓.

: Hargai semua author selagi kamu membaca ceritanya (vote/komen/folow) Jika ada typo atau hal lain blh bantu dikoreksi dan komen apa kesalahan author ok?






COMPLETE THAT MISSION[2]


" ketua kelas gak guna " ucap Nadhin sembari menatapnya tajam.

Semuanya terdiam. Fiqa langsung menatap Shevila dengan tatapan mengejek.

“Ini yang lo sebut sebagai ketua kelas?” sinisnya dengan menatap Shevilla lalu mendecih.

“Qaa udah jangan gitu” lirih Nadine yang berusaha menahan amukan dari Fiqa juga.

Cewek itu mengangguk kecil ketika temanya memintanya untuk berhenti, sedangkan Nadhin dirinya menatap Shevilla sejenak dan menunduk, membuang nafas berat dan menatap arah jendela kelas.

“Kali ini gue minta buat kalian Jangan ada yang ngehakimi masalah ini sendiri, dan buat lo vil gue tau lo emang ketua kelas tapi apa bener? Sifat lo yang tukang emberan tentang masalah kelas kita kesana- kemari itu pantes disebut ketua kelas yang bertanggung jawab?” Shevila terdiam mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleh Nadhin.

"Lo sendiri gak inget waktu pengen jadi ketua kelas 'Kita harus solid ya!' kalau masalah seperti ini lo solid enggak?"

“Biasa dhin dia kayak gitu karna jabatannya, belum juga jadi dpr udah koar-koar” Sahut Fiqa sambil tertawa kecil.

“Gue juga heran deh lo itu ketua kelas harusnya bisa jaga privasi gitu tentang kelas kita tapi nyatanya nggak malah ember ke se-geng lo itu. Gue sampe kesel jawabnya pas di tanya-tanya sama anak anak kelas lain apalagi adek kelas yang sebagian tau tentang masalah-masalah yang ada dikelas kita" Necca pun yang notabenya bodo amatan sekarang ikut mencurahkan isi hatinya atas tingkah laku ketua kelasnya yang membuatnya  tidak suka.

Bagaimana tidak kelas? Kelas 12 K ini sudah berpenghunin 20 orang dahulunya, beda dari kelas lain yang berpenghuni 36 orang. Sedikit informasi 12 K adalah kelas yang dibentuk kepala sekolah untuk anak-anak yang berprestasi dalam kesenian. Meskipun ini SMA bukan SMK tetapi mengikuti alur perubahan pemerintah siswa siswi yang mendaftar sekolah lewat jalur kesenian akan memiliki kelas sendiri. Kembali ke topik, dulunya kelas 12 K ini memiliki 20 pelajar kesenian tetapi karena perilaku Shevilla yang selalu menghakimi sendiri kini 12 K hanya ada 16 orang.

Radit menggeleng geleng tak percaya.“Bisa bisanya gue ngira lo itu baik” celetuknya.

“Bener-bener gak nyangka gue sama mulut lo itu kayak sampah malah lebih berharga sampah didepan.” Yoga saja yang juga jarang berbicara sekarang malah ikut-ikut memaki-maki Shevilla.

"Lo itu cantik tapik sayangnya hati lo busuk ternyata" Sungguh memohok ucapan dari riski ini membuat prempuan itu meremat remat seragamnya ingin menangis.

Shevila menatap mereka matanya sudah ber air karena cacian mereka. “Gue udah sabar ya lo maki maki gue! Asalkan lo tau! Gue begini demi kalian supaya gak kena imbas dan kehilangan nyawa cuman karena temen temen kita dulu masuk lorong terlarang itu!”  ucapan Shevila langsung membuat mereka diam.

"Gak bisa jawab kan?!"

Nadhin yang melihat teman sekelasnya terdiam karena ucapan Shevilla hanya menggeleng geleng.

"Buat apa gak bisa jawab? Gue bisa jawab semua omongan lo yang mutar balik fakta" balasnya.

“Lo tu ga----

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Complete that missionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang