14. Fakta terungkap

8 2 14
                                    

Gea sudah bersiap-siap dengan pakaian casualnya. Gea sangat excited karena Andra tiba-tiba saja mengajaknya bertemu hari itu.

"Lah lipstik gue habis" ujar Gea setelah melihat lipstiknya yang ternyata sudah habis tak tersisah. Dia lupa membelinya.

"Minta mama aja deh" Gea pun bergegas ke lantai bawah untuk meminta izin Renata untuk meminta sedikit lipstiknya.

"Mama, Gea boleh minta lipstik mama? Dikit aja kok" ujar Gea pada Renata yang kala itu sedang membaca buku sambil minum kopi.

"Kamu mau kemana emang?" tanya Renata

"Oh iya Gea lupa kasi tau mama. Gea di ajak jalan sama Andra hari ini. Boleh kan?" ujar Gea

"Owalah sama Andra, boleh. Kamu ambil aja lipstik mama di tempat biasa mama naro" Gea segera bergegas menuju kamar kedua orangtua nya.

"Ini dia!" seru Gea saat menemukan lipstik mamanya yang dia cari.

Satu hal menarik perhatian Gea yaitu sebuah kertas putih yang terletak negitu saja di dalam laci yang terbuka.

"Hadeh mama nih kebiasaan banget naro beginian sembarangan. Ntar hilang susah lagi nyarinya" Gea berniat meletakkan kertas putih itu ke dalam sebuah map yang memang disediakan oleh Renata untuk menyimpan berkas-berkas penting. Walaupun Gea tidak tau isi dari kertas itu penting atau tidak.

Tetapi rasa penasaran Gea juga besar apa isi dari kertas itu. Terdapat tanda tangan dari kedua orangtua nya. Gea tanpa berlama-lama langsung saja membaca pelan pelan isi dari kertas tersebut.

Betapa terkejutnya Gea saat mengetahui isi dari kertas itu. Matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang dia baca sekarang. Matanya mulai mengeluarkan bulir bening. Gea langsung keluar dari kamar orangtua nya sambil membawa kertas tadi.

"Nak? Gea kok kamu nangis, sayang?" tanya Renata dengan wajah khawatirnya

Gea menatap Renata dengan mata berkaca-kaca. Dia kemudian menunjukkan kertas yang sedaritadi dia genggam.

Renata pun langsung shock ketika dia melihat kertas yang di sondorkan Gea. Gea sudah mengetahinya sekarang.

"M-ma, hiks ini Gea gak salah liat?" tamya Gea yang mulai terisak.

"Sayang, mama-"

"Gea bukan anak kandung mama sama papa? Gea anak angkat kan?" Gea mulai menangis sejadi jadinya.

Renata menarik Gea ke pelukannya. Dia memeluk Gea dengan erat.

"Mama minta maaf,sayang" ujar Renata yang juga mulai terisak


"Papa pulang- lho ada apa ini? Mengapa kalian berdua menangis?" tanya Toni yang baru saja pulang dari kantornya.

Gea langsung melepaskan diri dari pelukan Renata dan berlari menuju kamarnya. Renata pun terduduk lemas di sofa.

"Ada apa?" tanya Toni pada Renata

"Gea.. Dia sudah tau yang sebenarnya" ujar Renata

"Sebenarnya apa?" tanya Toni tak mengerti

"Bahwa dia bukan anak kandung kita!" Renata menaikan volume suaranya

Toni pun ikut kaget mendengar pernyataan Renata. Dia ikut mendudukkan dirinya di samping sang isteri. Toni mengusap wajahnya kasar.

"Gimana kalau dia benci kita, saat mengetahui fakta ini?" tanya Renata

"Tidak. Gea tidak akan membenci kita, Renata. Gea bukan anak yang seperti itu asal kau tau" tegas Toni

TOK TOK!

Bel rumah tiba-tiba berbunyi. Toni memutuskan untuk membuka pintu.

"Siang, om. Gea nya udah siap belum?" ternyata orang yang berdiri di depan Toni adalah Andra.

Geana & GiandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang