=> Diamm!!

2 3 10
                                    

Pertanyaan random
Sebelumnya sudah uncrush siapa?
Hayoloh we kepo soalnya:v
Contoh: Me : Mas'D
.
.
.
.
.
Happy reading and have fun!!!
.
.
.
.
.
.
.

SELVII POV

"Pak alan, maaf atas kejadian tadi, saya...saya benar-benar tidak menduga hal itu akan terjadi" ucap om Wira.

Wira Adiyanata merupakan seorang pebisnis yang memang perusahaannya sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan Alan-ayah Viola.

Supaya kerjasama ini lancar dan semakin berkembang, ia juga tidak bekerja sama dengan 1 perusahaan saja, seperti saat ini ia rela menjodohkan anaknya demi mendapatkan kerja samanya dalam hal bisnis.

"Saya juga tidak menduga, karena kelalaian pekerja mu, membuat anak saya dipermalukan seperti ini" jawab Alan dengan kesal.

"Saya benar-benar minta maaf pak, saya berjanji akan meminta maaf didepan semua orang untuk kelalaian ini" ucap pak Wira sambil memohon.

"Kalo perlu saya akan memecatnya pak" lanjut pak Wira

"Bos jangan pecat saya, saya nanti mau kerja dimana lagi bos" mohon pak Arif yang tadi bertugas menjaga dan menjalankan lampu.

Agaknya viola tidak ingin memperpanjang masalah ini, apalagi sampai membuat seseorang kehilangan pekerjaan nya.

Ia memang sedari tadi ingin menangis, namun ia tahan kala pak Wira mengajak keluarganya ke ruang VIP untuk meminta maaf.

"Yah, aku udah gak papa kok, aku juga udah maafin pak Arif" ucap Viola pada ayahnya.

"Ini tidak bisa dibiarkan, kamu sama saja dipermalukan didepan semua orang! Pak Wira agaknya saya akan membatalkan kerja sama kita" balas Alan dengan nada dan pandangannya yang datar.

"Ayahh, sudah, lagian Viola bilang dia sudah memaafkannya" tak ingin memperkeruh suasana bunda Viana mencoba menenangkan suaminya.

"Yah jangan gitu donk, beneran Viola udah gak papa kok, jangan sampe masalah ini buat kerjasama ayah jadi batal" timpal Viola dengan sedikit memohon.

Alan menghela nafas panjang lalu "baiklah kami memaafkannya, saya harap jangan sampai lalai lagi, apalagi ini merupakan acara besar-besaran bahkan mengundang para pebisnis, dan sesuai permintaan putri saya, jangan pecat pekerjamu dan kerja sama ini akan berlanjut" putus Alan dengan sedikit acuh.

"Terimakasih pak" ucap pak Wira.

"Jangan berterimakasih pada saya, berterimakasih lah pada anak saya" balas Alan sambil tersenyum ke arah Vioa.

"Nak Viola terimakasih telah memaafkan sekaligus membantu agar kerja sama ini tetap terjalin" ucap pak Wira.

Viola menanggapi nya dengan senyuman tulus, dan melihat pak arif yang dibelakang pak Wira, mengucakan terimakasih seraya tersenyum haru, karena akhirnya ia masih bisa bekerja.

"Kalo begitu saya permisi dulu, saya harus meminta maaf dan menjelaskannya kepada semua orang, dan akan lebih waspada takut- takut ada lagi hal yang tak terduga" pamit pak Wira.
.
.
.
.

"Sayang kamu beneran gak papa kan?" Tanya ayahnya dengan prihatin.

"Tenang yah, Viola kan dari kecil udah aku ajarin untuk menjadi wanita kuat ya gak?" Jawab Alvian sambil menaik-turunkan alis matanya.

"Dih kata siapa?! Untung aja aku tadi gak nangis, kalo nangis image aku hilang donk, terus semua orang pada tahu donk kalo aku itu cengeng, terus aku dibully, terus aku di musuhin, terus aku dijauhin, ter-" belum sempat dilanjutkan ucapan viola terpotong kala mendapatkan sumbatan di mulutnya berupa cake dari abangnya.

Viola Stories [By'Selviii]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang