one

28 3 2
                                    

Jangan lupa vote ya seng
Follow juga akun wattpad ini ya

♥ ♥ ♥ ♥

"Za, tugas Matematika gue yang kemarin udah belum?"

"Udah" balas cowok yang duduk di hadapan Ruby, tangan nya saat ini sibuk berkutat dengan keyboard laptop, beberapa kertas pun tercecer berserakan di atas tempat tidur.

"Kalau tugas fisika gue udah apa belum?" tanya Ruby tak tau diri, gadis itu mencondongkan tubuh nya mengintip layar laptop Reyza yang menyala.

"Udah" jawab nya singkat membuat Ruby menyengir lebar, Reyza melepas kacamata anti radiasi yang bertengger di hidung nya, ia mengucek mata nya yang kering lantaran menatap layar terlalu lama.

Gerakan tangan Reyza yang mengucek mata nya terhenti karena Ruby yang mencekal tangan nya. "Jangan di kucek, liat gue aja! Mata lo di jamin langsung seger"

Reyza tersenyum geli, apalagi begitu melihat raut Ruby yang begitu serius saat mengatakan nya, "Bener banget, kok pinter gini siapa yang ngajarin?" katanya, dengan gemas ia mencubit kedua pipi Ruby yang bulat.

"EZA SAKIT! LEPASIN GUE ATAU KEPALA LO YANG GUE LEPAS?!"

"Coba aja kalau bisa" tantang Reyza, tetap pada posisi nya mencubiti pipi Ruby yang kini memerah karena ulah nya sendiri.

Ruby menyentak tangan Reyza kasar, tatapan permusuhan ia layangkan pada Reyza yang kini tertawa. "Sakit banget! Jahat! EZA JAHATT" protes Ruby di akhiri teriakan membahana.

duk duak sret

Dengan brutal Ruby memukul Reyza dengan guling cowok itu, bahkan kertas yang tergeletak pun tak luput ia gunakan untuk menyerang Reyza.

"AMPUN RUBY AMPUN!" teriak Reyza melindungi kepala nya dari amukan Ruby.

Ruby berdiri di atas kasur Reyza, tangan nya mengangkat laptop cowok itu di atas kepala nya, hendak menghantam kepala Reyza dengan laptop milik cowok itu sendiri.

"AMPUN RATU! MA-"

cklek

"RUBY! REYZA! BERHENTI SEKARANG"

Kepala Reyza selamat karena kedatangan Reyna, kakak perempuan Reyza yang berteriak hingga menghentikan aksi berbahaya Ruby. Padahal, 10 centi lagi sudah di pastikan laptop itu akan rusak begitu di hantamkan ke kepala batu Reyza.

Dengan rambut berantakan serta nafas yang masih ter engah-engah, Ruby menoleh ke arah Reyna yang berkacak pinggang. Jika di lihat lagi, bisa saja sebuah tanduk berwarna merah tumbuh di kepala gadis berusia 20 tahun itu.

"Kalian berdua berisik, gue lagi sibuk banyak tugas kuliah, lo berdua malah adu jotos disini" omel Reyna, perempuan itu sangat galak bahkan jika di bandingkan dengan ibunya sendiri, dengan tegas Reyza maupun Ruby akan menjawab Reyna lah yang paling galak.

"Ruby, cepet turun ikut gue!" titah Reyna dengan menunjuk Ruby, lalu ia beralih pada Reyza yang masih termenung. "Reyza, beresin kamar lo abis itu beliin gue kertas HVS"

"HVS atau HTS nih?" situasi yang tak tepat, dengan santai nya Reyza masih sempat menggoda Reyna.

"Terserah, yang penting nggak HBA" ejek Reyna menyebalkan.

Lengkara; RuzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang