CHAPTER DUA

976 184 0
                                    

*

*

CHAPTER DUA

Di kamarnya, Taehyun terus melompat-lompat girang! Dia tak dapat menyembunyikan suasana hatinya yang lebih cerah dari matahari pagi ini. Bahkan Taehyun terus bersenandung sewaktu mencuci pakaian, mengangkat jemuran kemarin sore, dan menyiapkan sarapan. Ayahnya terheran-heran. "Sepertinya ada berita bagus."

"Ya! Aku akan dapat pekerjaan itu!"

"Sungguh? Wah, bosmu pasti sangat baik," kata lelaki tua itu lantas menyesap tehnya. "Aku sangat bangga padamu, Tae." Ayah terlihat sangat renta di usianya sekarang, namun dia kukuh bekerja di rental milik Youngjae sebagai montir. Jelas, Youngjae pun menghormati ayah Tae sebagai ayah tunangannya dan karyawan paling setia di usaha miliknya yang kian berkembang itu.

"Appa, pokoknya kalau aku sudah digaji, Appa di rumah saja."

"Tak perlu, Nak. Aku akan bosan di rumah terus," jawabnya. Pria itu mulai duduk membaca surat kabar, nanti siang dia akan mengecek tensi darahnya lagi dan berkonsultasi dengan dokter langganannya. Jujur saja, Taehyun tak sanggup menemani karena dia selalu takut sesuatu yang makin buruk menimpa ayahnya. Seolah paham, ayahnya pun merasa lebih lega jika Taehyun tak ikut. "Aku sudah sangat mandiri, jangan khawatirkan aku." Kira-kira begitu ucapan beliau.

"Sebaiknya aku bersiap. Hari ini aku akan menyerahkan kontrak yang ditandatangani ini dan mungkin bekerja."

"Tentu, hati-hati." Ayah meminta Taehyun mendekat lantas mengecup kening putranya lembut. Setelah kematian ibu Taehyun tiga tahun silam, ayah seperti memegang tanggung jawab ekstra untuk menjaga Taehyun. Yah, namanya orang tua, meskipun Taehyun tahun ini berusia dua puluh lima tahun, ayah terus memandangnya seolah anak kecil. "Semoga harimu berjalan baik."

"Trims. Hati-hati juga nanti."

Taehyun melesat pergi ke kamar untuk meraih map dan tasnya. Tak lupa, dia memasukkan ponsel dan dompet. Dia akan naik taksi dibanding busway jadi mungkin lebih cepat, setelah itu, dia akan memikirkan apakah pulang dengan busway atau tidak. Yah, intinya jika ini hari pertamanya bekerja, Taehyun akan berusaha semaksimal mungkin!

*

*

Di dekat mobil hitam itu, Beomgyu mengecek arlojinya lagi. Seharusnya dia berangkat karena ada telepon mendesak namun Taehyun akan datang, jadi dia meminta sekretarisnya untuk mengatakan agar rapat ditunda sebentar karena urusan ini genting.

"Itu dia!"

Beomgyu menoleh dan tersenyum. Kelegaan menghampirinya. Taehyun yang berjalan ditemani pelayan langsung tersadar bahwa Beomgyu justru di luar.

"Selamat pagi, Tuan. Eh? Sudah mau berangkat?"

"Bagaimana perjalananmu?"

"Hm, lancar. Saya memutuskan untuk menerima tawaran ini." Setelahnya, Taehyun menyerahkan map tersebut yang diperiksa cepat oleh Beomgyu. "Mohon kerja samanya."

Beomgyu mengamati isi map itu teliti, kemudian mengoper pada asistennya. "Senang kau bekerja di sini untuk kami," katanya. Sebelum itu, Beomgyu menyerahkan satu kotak hitam yang terlihat seperti ponsel baru. "Ini untukmu, nanti kita berhubungan lewat ini. Oh ya, jadwal harian Jun akan diserahkan oleh Bibi Lou. Jika ada yang kau tak pahami, jangan sungka untuk bertanya atau menghubungiku. Jika aku memang sibuk, sekretarisku yang akan menyampaikan langsung kepadaku. Intinya, kau akan terus didampingi selama beberapa hari ini agar kau bisa beradaptasi dengan baik," jelasnya dengan suara lembut.

"Terima kasih banyak, Tuan." Pemuda itu cepat membungkuk.

"Jun!" Tak lama, seorang wanita yang sepertinya bernama Bibi Lou menggandeng Jun yang memberontak. Beomgyu membungkuk agar tinggi mereka sejajar kemudian mendekap putranya. "Papa berangkat kerja dahulu."

"Sana! Aku mau main lagi."

"Tuan Muda, berbicara dengan baik, ingat?"

Jun memberengut dan mendorong tubuh Beomgyu. "Lepas, ah! Sesak!" Seperkian detik, Taehyun merasa seperti terjebak di tengah-tengah hubungan ayah-anak, namun Jun membidiknya seperti harimau menemukan mangsa empuk. "Kau bau!"

Hah?

Jun menjulurkan lidahnya. "Mau kuda!" Kemudian dia berlarian masuk lagi. Beomgyu agak tergagap, sedangkan Taehyun tercengang di tempat. Apa katanya?! Wajah Taehyun mendadak malu, namun Beomgyu cepat berdeham.

"Ma-maaf, dia agak kasar."

"Oh ya. Tak masalah." Taehyun diam-diam mengendus tubuhnya. Mau kuda apanya? Taehyun berpura-pura menarik senyum sewaktu Beomgyu pamit dan naik ke dalam mobil. Dia kaya, diperhatikan, banyak pengawalnya, dan jelas sangat dihormati.

"Sampai jumpa, Taehyun."

"Sampai jumpa!"

Taehyun menghela napas pelan, kemudian menyusul masuk ke dalam mansion rumah Beomgyu. Oke, akan seburuk apa hari ini?

*

*

Tak butuh analisis kuat pun, Taehyun tahu bahwa anak ini jelas akan menjadi alpha kuat. Jelas, dia akan menyuruh-nyuruh alpha atau omega atau siapa pun yang berada di bawah kuasanya. Jun punya mata tajam, bibir mencebik dan dia terus menatap Taehyun bagaikan Taehyun baru membawa bangkai masuk ke rumah mewah mereka.

"Kau siapa, sih!"

Bibi Lou cepat memperingatkan, "Tuan Muda, bicara dengan sopan."

Jun mengerang, lalu menunjuk-nunjuk Taehyun. "Aku tak suka! Tidak suka sama sekali!" katanya galak, kemudian dia menyingkir dari hadapan Taehyun. Tadi Bibi Lou menjelaskan sejumlah hal teknis termasuk waktu makan Jun, waktu belajar, waktu tidur siang dan sebagainya. Tapi jelas Jun punya tendensi menerabas itu semua dan menjadi tiap hari tak terduga. Jun bahkan mencak-mencak waktu diminta untuk duduk manis.

"Orang aneh! Orang aneh!" cerocosnya sejak Taehyun masuk ke rumah itu. Serius, Taehyun sudah merasa canggung tapi sekarang emosinya terpancing tanpa bisa dicegah. Dasar bocah cuncunguk! Tapi jelas, Taehyun tak boleh berkata sekasar itu sekarang.

Taehyun mulai diminta membuatkan jus untuk Jun, campuran buah apel dan sayuran bayam. Namun Taehyun sendiri merasa mual melihatnya, jadi tanpa basa-basi dia melakukannya dan sesekali melirik ke arah ruangan lain di mana Jun terus berulah.

Apa sih yang bocah itu makan? Kok bisa sampai semenyebalkan begitu?

Taehyun ingat ucapan Nyonya Kim bahwa bocah itu sebenarnya gemar membuat kekacauan karena kurang diperhatikan, apalagi setelah kematian Han Gyeol. Tapi tetap saja, apakah perlu bertingkah sok begitu? "Ingin kujitak rasanya," gumam Taehyun amat pelan.

Ah ya, Taehyun pun diberitahu bahwa Beomgyu sengaja mencari omega sehat dan lajang karena Beomgyu ingin ada hubungan kuat antara pengasuh dan Jun. Serius, deh, bagaimana bisa ada hubungan kuat jika sejak awal saja Jun seperti memancing Taehyun agar baku hantam dengan bocah itu?! Jangankan hubungan yang kuat, hubungan ramah-tamah ala manusia pun sulit sepertinya jika Jun terus menjahilinya atau meledeknya, atau bahkan mencak-mencak terus menolak kehadirannya.

Ini sih bencana.

"Hah, ingat bayarannya, ingat bayarannya." Taehyun merapalkan bagaikan mantra. Toh ayahnya ganteng dan seksi, dan lumayan terlihat gagah serta pacarable jadi Taehyun jelas akan "memaksakan diri" agar betah di sini. 

[]

HARD TO KISS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang