CHAPTER LIMA

938 175 0
                                    

*

*

CHAPTER LIMA

Agaknya, Jun telah melakukan genjatan senjata. Sekarang dia lebih kalem, meskipun yah masih sering berteriak-teriak dan melompat minta digendong yang katanya "naik pesawat dan meluncur!" tapi yah, dia tak pernah meledek Taehyun atau menendang kaki Taehyun seperti dahulu.

"Mau gendong! Mau gendong!" rengeknya, kemudian Taehyun mengangkat tubuhnya yang agak berat. "Naik pesawat!"

"Pesawat meluncur, tapi setelah ini Jun bobo siang, ya?"

Jun cemberut, dan menggeleng. "Tidak!"

"Pesawat juga butuh energi, setelah bobo, nanti kita berenang di belakang, bagaimana?"

Sejenak bocah itu agak menimbang-nimbang kemudian minta digendong dan mereka bergerak di ruang tamu tersebut. Taehyun kewalahan, sangat, tulangnya bagaikan rontok dan Jun berlari mendekati Bibi Lou yang membawakan susu. "Tuan Muda, mau puding?"

"Cokelat? Ya!"

Bibi Lou memandunya ke ruang makan karena beres menyiapkan puding lezat dengan susu kental. Serius, bagaimanapun Jun masih merepotkan.

Oh ya, cerita sedikit, usai makan malam waktu itu, Jun makin pulas tidur. Di mobil, dia masih menempel dengan Taehyun dan tertidur meski mereka sampai di rumah. Beomgyu gantian mengangkatnya dan membaringkan di kamar tidur, lantas mematikan lampu dan menutup pintu. Jun dalam mode tenang begitu makin terlihat lucu.

Karena itu, Beomgyu sepertinya jadi lebih sering memuji Taehyun. "Kau sangat andal menangani Jun, terima kasih banyak." Diam-diam, Beomgyu memberikannya hadiah berupa pakaian, tas, sepatu, bahkan bunga, yang Taehyun sendiri pikir agak konyol. Bunga? Ya ampun, memang mereka anak SMA? Tapi jelas, dia tak memungkiri bahwa dia senang diberikan hadiah seperti itu. Beomgyu tipe romantis sampai Taehyun pening karenanya.

Diam-diam Beomgyu pun menuliskan surat yang lebih romantis lagi, mengatakan bahwa sejak kehadiran Taehyun rumah mereka lebih hidup dan nyaman, dan Beomgyu tak sabar ingin Taehyun lebih lama di sini yang mungkin secara profesional diartikan agar Taehyun setuju dengan kontrak lebih lama untuk jadi pengasuh. Yang tentu saja, menguntungkan untuk Taehyun.

Oh ya, sejak pindah pula, Taehyun selalu mengunjungi ayahnya yang sekarang tinggal bersama wanita ramah yang dikenalnya dari medsos. Mereka akrab dan pernah bersekolah di SMA yang sama, katanya akhir tahun ini mereka akan lebih serius. Lucu, bukan? Bagaimana hidup justru penuh kejutan?

*

*

"Aku ada vila di wilayah Nam. Mungkin kau berminat untuk ikut dengan kami, Bibi Lou juga ikut, jadi jangan khawatir," gumam Beomgyu kala mereka beres menonton TV dan Jun tengah duduk sambil menyedot susu cokelatnya.

"Hm, akan kupikirkan."

Beomgyu mengangguk, lalu bangkit untuk mengajak Jun menyikat gigi dan pergi tidur. Tak lama, Beomgyu kembali dan bergabung lagi bersama Taehyun yang baru membereskan sisa piring dan bantal-bantal. "Taehyun, kau ada waktu?"

"Oh ya."

Taehyun sejujurnya agak berdebar, apalagi malam ini, Beomgyu luar biasa seksi dengan piama hitam dan kancing atas yang terbuka, dan dia menyisir rambutnya ke belakang. Terlihat tampan dan karismatik. Suaranya pun mengalun merdu dan menggoda.

"Kau sudah punya kekasih?" tanyanya kemudian.

"Hm, soal itu." Toh kami akan putus, aku yakin. "Tidak."

Beomgyu menghela napas, lega. "Syukurlah, tadinya aku agak khawatir." Khawatir apa? Mengapa? Pertanyaan berdatangan di kepala Taehyun, namun Beomgyu mendekat seraya meraih tangan Taehyun. "Aku bersyukur kau bekerja bersamaku tapi apakah mungkin..."

Taehyun menahan napasnya, gugup. Serius, kok jadi serius begini? Bahkan aliran darahnya jadi lebih cepat sewaktu Beomgyu makin merapat pada tubuhnya. "A—apa, Tuan?"

"Kalau kita punya hubungan lebih?"

Ya! Ya! Ya!

Taehyun ingin segera menjawab, tapi dia ingat bahwa dia harus bermain cerdik apalagi dengan orang seperti Beomgyu, yang jelas punya pesona lebih dan jelas Taehyun harus jual mahal. "Um, entahlah."

"Tak perlu terburu-buru," katanya. "Kita jalani pelan-pelan saja. Jun nyaman denganmu, tapi bukan itu saja, kurasa aku juga nyaman bersamamu."

Kembang api serasa meledak di dada Taehyun. Apalagi Beomgyu tersenyum setelah mengatakan hal manis itu. Taehyun merasakan pipinya agak bersemu, kemudian dia tersenyum.

"Pelan-pelan."

"Ya."

*

*

Hari keberangkatan! Sopir mengangkut koper-koper mereka dari dalam rumah dan Taehyun membantunya. Mereka akan menginap sekitar satu minggu di sana dan Taehyun membayangkan liburan nyaman. Yah, walaupun ada Jun yang perlu diawasi dan diasuh, Taehyun tetap bersemangat.Apalagi Bibi Lou cerita vila itu amat bagus dan punya pemandangan keren.

"Selesai."

Mereka mulai masuk ke dalam mobil. Sopir duduk di balik kemudi, Beomgyu dan Jun di bangku depan dengan Jun memainkan robot di tangannya, baru dibeli kemarin. Di kursi belakang Bibi Lou bersama Taehyun. Daerah Nam agak jauh, mungkin tiga-empat jam, tapi Taehyun menyiapkan banyak snack jika mereka lapar, bahkan membekali buah-buah, dan Jun pun membawa banyak mainannya agar tak bosan.

"Kau lebih paham urusan ini daripada aku," puji Bibi Lou setelah mobil meninggalkan mansion Beomgyu.

Taehyun mengulum senyum. Akhirnya Jun mulai bosan, ingin pindah ke belakang. Dia mulai mengoceh, sesekali meronta namun tak sampai menangis.

"Jun, lihat! Lihat ada pesawat!"

Jun mengangkat wajah tampannya, kemudian tersenyum. "Pesawat besar?"

"Ya! Besar sekali! Jun, mau pesawat?"

"Ya! Ya!" pekiknya. Jun kemudian menempelkan wajah di jendela mobil, memandang takjub pesawat yang melintas di langit tersebut. Jun kembali menunjuk-nunjuk. "Pesawat terbang!"

[]

HARD TO KISS | beomtae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang