Hay hay, udah beberapa hari ga update maaf ya, karna mode lebaran nih jadi rumah lagi rame ramenya, nah buat chapter 7 ini bakal beda karna ini panjang banget ges, jadi kudu sabar bacanya ya anggep permintaan maaf dari aku karna udah beberapa hari ga update oke semua happy Reading!!
»»——⍟——««
Bright dan Win saling tatap satu sama lain setelah mendengar berita yang seharusnya mereka berdua tidak kaget lagi
Firasat Bright dimobil tadi 100% akurat benar adanya, bekerja dua tahun, serta mengenal sang tuan dari kecil membuat Bright bisa menebak dengan akurat apa yang dipikirkan oleh tuanya yang sebentar lagi akan resmi menjadi Papa Mertuanya nanti
"Jadi gimana Bright, kamu mau?" Tanya Papa Win, Bright melirik ke arah Win yang tersenyum miring dalam tundukan kepalanya, dari sini pun terlihat jika sang Ayah hanya bertanya kepada Bright padahal Win adalah anak kandungnya
"Menurut Bri, kita masih belum saling mengenal Tuan apa ngga kecepatan buat Win?" Jawab Bright Semampunya, meskipun ia mulai merasakan ada yang berbeda dalam dirinya saat bersama Win, ia harus lebih banyak mengenal pria manis itu, baginya memang terlalu cepat jika pernikahan mereka berlangsung 2 minggu kedepan
"Tapi balik lagi, keputusan sesungguhnya ada di tangan Win Tuan, Bri tidak ingin memaksa Win untuk terlalu cepat mengambil keputusan, takut jika keputusan yang diambil dadakan ini malah membuatnya tidak nyaman dan menyesal di kemudian hari"
"Sepertinya lebih baik jika beri kami berdua waktu untuk memikirkannya lagi Tuan" Sambung Bright dengan Bijak dan Bright sendiri merasa tidak ada keputusan yang lebih baik dari ini, mereka berdua harus banyak berdiskusi lagi setelah ini
" Papa gada niatan nanyain Win? Kenapa cuma Bright yang Papa tanyain?" Tanya Win menatap sang Ayah dengan sendu, Papa Win menoleh ke anak sulungnya yang memang tampak kacau sepulang ia kuliah hari ini
Mereka bedua kembali dengan baju yang sedikit lembab, jika pun diluar hujan mereka berada di dalam mobil kan? Apapun itu Papa Win sempat syok melihat Win yang pulang pulang bermata sembab ditambah lagi baju Bright yang tidak pernah sekacau itu sebelumnya
Dan balik lagi apapun yang terjadi, sang ayah merasa tenang jika Win pulang bersama Bright
Dirasa butuh waktu berdua, Bright mengangkat suaranya
"Sepertinya Tuan dan Win harus berbicara empat mata, saya tidak ingin menganggu dulu, saya akan tunggu diluar sampai pembicaraannya selesai" Ucap Bright, entah dapat persetujuan atau tidak Bright langsung pergi ke teras untuk sekedar duduk disana"Win" Panggil Sang ayah, Win menoleh sejenak melihat wajah sang ayah yang sudah mulai berkeriput, matanya yang berlindung di balik Kacamata itu sudah semakin sayu, pundak yang dulu selalu gagap kini sudah semakin merosot, ia sadar sang ayah semakin tua sekarang
" Sebelumnya Papa minta maaf, selama hidupmu mungkin Papa terkesan mengekangmu ya?"
"Papa selalu memaksamu untuk juara kelas sejak kamu sekolah, selalu membatasi pertemananmu, bahkan mengambil jurusan Kuliah atas keinginan Papa, Win jengkel banget pasti sama Papa kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
Jugendliteratur"Dimata saya kamu selalu spesial, Win" -Bright Win tidak menyangka bahwa dia akan di jodohkan dengan orang yang baru saja ia temui , Win yang bahkan tidak mengenal Bright sama sekali, tidak habis pikir dengan jalan pikiran kedua orang tuanya yang me...